Mengenal Konsep Kurikulum Merdeka dan Karakteristiknya

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini

11 Juli 2023

Mengenal Konsep Kurikulum Merdeka Karakteristiknya
Freepik/pch.vector

Belakangan ini, Mama mungkin sering mendengar tentang 'Kurikulum Merdeka'. Sering disebutkan bahwa kurikulum ini adalah kurikulum baru yang akan menggantikan Kurikulum 2013.

Sebelumnya, Kurikulum Merdeka ini dikenal dengan nama Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak. Kurikulum ini bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.

Ingin mengenal lebih jauh seputar konsep Kurikulum Merdeka dan karakteristiknya? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini. Yuk simak!

1. Apa itu Kurikulum Merdeka?

1. Apa itu Kurikulum Merdeka
Freepik/pressfoto

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. 

Sebelumnya kurikulum merdeka ini disebut sebagai kurikulum prototipe.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi anak.

Kurikulum Merdeka sudah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tak hanya di sekolah penggerak, kurikulum ini juga diluncurkan di sekolah lainnya.

Menurut data Kemdikbud Ristek, hingga saat ini, sebanyak 143.265 sekolah telah menggunakan Kurikulum Merdeka. Jumlah ini akan terus meningkat seiring mulai diberlakukannya Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.

2. Latar belakang adanya Kurikulum Merdeka

2. Latar belakang ada Kurikulum Merdeka
Freepik/master1305

Dalam lamannya, Kemendikbudristek memaparkan tentang hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70 persen siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir.

Studi tersebut juga memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (Kurikulum Darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi.

Hasilnya, dari 31,5 persen sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 persen (literasi) dan 86 persen (numerasi).

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif.

Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih, yaitu Kurikulum 2013 secara penuh, Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan, dan Kurikulum Merdeka.

Editors' Pick

3. Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka

3. Karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka
Pixabay/14995841

Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

  • Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam
  • Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata
  • Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.
  • Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.
  • Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

4. Kurikulum Merdeka membagi jenjang kelas anak dari kelas 1 sampai kelas 12

4. Kurikulum Merdeka membagi jenjang kelas anak dari kelas 1 sampai kelas 12
Freepik

Kurikulum Merdeka membagi jenjang kelas anak dari kelas 1 sampai kelas 12 menjadi 6 fase, yaitu Fase A hingga Fase F, dengan pembagian seperti berikut ini:

  • Fase A: Kelas 1-2
  • Fase B: Kelas 3-4
  • Fase C: Kelas 5-6
  • Fase D: Kelas 7-9
  • Fase E: Kelas 10
  • Fase F: Kelas 11-12

Inti dari Kurikulum Merdeka adalah Merdeka Belajar, yaitu konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.

5. Perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013

5. Perbedaan Kurikulum Merdeka Kurikulum 2013
Pexels/RODNAE Productions

Jika Mama bertanya-tanya tentang apa perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013, dalam Kurikulum 2013, anak diharuskan mempelajari semua mata pelajaran dari tingkat TK hingga SMP, dan kemudian diarahkan ke jurusan IPA/IPS saat mencapai tingkat SMA.

Namun, hal tersebut berbeda dengan Kurikulum Merdeka. Dalam Kurikulum Merdeka, anak tak lagi diwajibkan untuk mempelajari mata pelajaran yang bukan minat utamanya.

Mereka bebas memilih materi yang ingin dipelajari sesuai minat pribadi mereka. Inilah yang dimaksud dengan konsep Merdeka Belajar.

Selain itu, kurikulum ini juga mementingkan strategi pembelajaran berbasis proyek. Dalam hal ini, anak akan menerapkan materi yang telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep dapat terlaksana dengan lebih baik.

Salah satu proyek yang dilakukan adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek ini melibatkan berbagai mata pelajaran. Melalui proyek ini, anak nantinya diminta untuk mengamati masalah yang ada dalam konteks lokal dan memberikan solusi nyata terhadap masalah tersebut.

Dengan adanya proyek ini, fokus belajar anak tak hanya terpusat pada persiapan menghadapi ujian semata. Dengan pendekatan seperti ini, proses belajar-mengajar juga akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan daripada hanya fokus pada pengerjaan latihan soal.

6. Perubahan Mata Pelajaran dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka

6. Perubahan Mata Pelajaran dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka
Freepik/Jcomp

Kemendikbudristek menyatakan beberapa perubahan kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, di antaranya yaitu:

1. Perubahan Kurikulum di Jenjang SD

  • Mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan
  • Mata pelajaran Seni sebagai mata pelajaran keterampilan

2. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMP

  • Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib.
  • Mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).

3. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMA

  • Tidak ada penjurusan di jenjang SMA.
  • Peserta didik akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas 11 dan 12 sesuai minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
  • Peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran di kelas 12, namun tidak disarankan.

7. Kapan Kurikulum Merdeka mulai diterapkan?

7. Kapan Kurikulum Merdeka mulai diterapkan
Freepik/gpointstudio

Menurut Kemdikbudristek, Kurikulum Merdeka direncanakan akan diterapkan sebagai pilihan tambahan selama periode tahun 2022-2024 untuk memulihkan pembelajaran setelah pandemi.

Diharapkan bahwa pada tahun 2024, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara nasional. Pada tahun yang sama, Kemdikbudristek akan mengevaluasi implementasi Kurikulum Merdeka berdasarkan pemulihan pembelajaran yang telah dilakukan.

Saat ini, sekolah diperbolehkan untuk secara bertahap mengimplementasikan kurikulum baru ini sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah. Jika ada sekolah yang masih belum siap, mereka masih dapat menggunakan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat sampai mereka siap.

Keputusan dalam memilih kurikulum diberikan kepada kepala sekolah dan guru di masing-masing sekolah oleh Kemdikbudristek.

Nah itulah informasi untuk mengenal lebih dalam konsep Kurikulum Merdeka dan karakteristiknya. Apapun kurikulum yang digunakan pada sekolah anak nantinya, diharapkan orangtua selalu memberikan dukungan pada anak supaya mereka lebih siap untuk menjalani hari-hari sekolahnya.

Baca juga:

The Latest