Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
mama menenangkan anak perempuan
Freepik

Intinya sih...

  • Anak usia 6-10 tahun sering menguji orang tua untuk memastikan apakah mereka tetap dicintai tanpa syarat.

  • Sudah sadar banyak hal, tapi belum mampu memproses semuanya

  • Sedang membangun identitas lewat perbandingan yang menyakitkan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang bilang usia 6–10 tahun adalah easy years. Anak sudah bisa bicara, makan sendiri, sekolah, tidak lagi tantrum setiap saat seperti balita. Namun, bagi banyak orang tua, justru di rentang usia inilah rasanya mulai lelah secara emosional.

Bukan karena anak “nakal”, melainkan karena mereka sedang berada di salah satu fase perkembangan paling kompleks. Mereka bukan anak kecil lagi, tapi juga belum siap secara emosi untuk menjadi anak yang sudah besar.

Mari Popmama.com bahas satu per satu kenapa usia 6-10 tahun terasa besat? Ternyata ini asalasannya!

1. Sering menguji Mama untuk tahu apakah ia dicintai tanpa syarat

Freepik

Di usia ini, anak mulai mendorong batas dengan sengaja. Menjawab balik dengan nada menantang, membantah aturan, atau hal-hal lain yang mungkin tidak ada saat mereka masih kecil.

Sebenarnya, anak sedang bertanya, “Kalau aku marah, membantah, atau bikin Mama kesal… Apakah Mama masih sayang aku?”

Anak pada rentang usia ini ingin memastikan apakah orang-orang terdekat masih menyayangi dan menerima mereka apa apadanya saat mereka menentang aturan.

Sebagai orang tua, rasanya langsung terpancing. Tapi di balik sikap itu, sering kali yang mereka uji adalah keamanan relasi, bukan aturan itu sendiri.

2. Dunianya jadi ajang perbandingan

Freepik

Di usia 6–10, anak mulai melihat dirinya dari kacamata orang lain. Bukan lagi sekadar bermain tapi menilai diri.

Siapa yang lebih cepat.
Siapa yang lebih pintar.
Siapa yang selalu dipilih.

Perbandingan ini jarang diucapkan dengan lantang, tapi sering terasa berat di dada mereka. Mungkin sebenarnya, mereka merasa “Aku nggak sepintar dia," atau “Aku selalu kalah.”

Ini adalah awal dari pembentukan identitas diri dan sering kali terasa menyakitkan.

3. Dorongan untuk selalu mandiri sekaligus sangat butuh orangtua

Freepik

Ada masa ketika anak terlihat mendorong kita menjauh, seolah tidak lagi membutuhkan siapa pun. Mereka ingin memegang kendali, mengambil keputusan sendiri, dan membuktikan bahwa mereka “sudah besar”. Kalimat seperti “Aku bisa sendiri!” terdengar tegas, bahkan kadang disertai nada kesal.

Namun kemandirian di usia ini belumlah utuh. Dua kebutuhan sedang hidup bersamaan di dalam diri mereka, keinginan untuk mandiri dan kebutuhan akan rasa aman.

Di situlah peran Mama dan Papa memantau dari jauh. Artinya, tetap ada, tanpa memaksa dan tetap dekat, tanpa mengambil alih.

4. Anak mulai memperhitungkan segala sesuatu

Freepik

Di usia ini, anak mulai benar-benar memperhatikan sekitar. Mereka menghitung hal-hal kecil yang dulu tidak terasa penting: siapa dapat lebih banyak, siapa duluan, siapa yang lebih sering diizinkan.

Bagi orang tua, ini terdengar seperti rewel dan mencari-cari masalah. Tapi bagi anak, ini adalah cara mereka memahami dunia yang mulai terasa tidak selalu adil.

Kalimat seperti, “Kenapa dia boleh?”, “Aku nggak pernah dibolehin," bukan sekadar protes, melainkan tanda bahwa anak sedang mencari kepastian.

Mama dan Papa bisa menanggapi dengan mengakui perasaannya, “Kamu merasa ini nggak adil, ya.”

Setelah itu, jelaskan aturan dengan tenang, tanpa membandingkan dengan anak lain. Anak mungkin tetap tidak setuju, dan itu tidak apa-apa. Terpenting, mereka tahu perasaannya diterima, meski aturannya tetap ada.

5. Otak bisa berdebat, tetapi belum bisa mengatur emosi

Freepik/peoplecreations

Anak usia 6–10 tahun sudah sangat pandai berbicara. Mereka bisa berargumen panjang, mengingat detail kecil, bahkan memutar logika untuk membela diri.

Namun saat emosi memuncak, semua kemampuan itu bisa hilang seketika. Tangisan, amarah, atau ledakan emosi muncul seperti pada anak yang jauh lebih kecil.

Ini terjadi bukan karena anak berlebihan, melainkan karena bagian otak yang mengatur emosi belum matang. Kemampuan bicara mereka memang berkembang pesat, tapi kemampuan mengendalikan perasaan masih tertinggal.

6. Dinamika pertemanan mulai beragam dan orangtua tak selamanya bisa ikut campur

Freepik

Di usia ini, pertemanan tidak lagi sesederhana bermain bersama. Anak mulai merasakan penolakan, konflik kecil, dan perasaan tidak diinginkan.

Bagi anak, ini menyakitkan. Namun bagi orangtua, melihatnya dari kejauhan sering kali terasa lebih berat sekaigus pembelajaran.

Fase ini semakin sulit karena adanya kenyataan bahwa tidak semua hal bisa kita perbaiki untuk mereka. Tugas kita bukan menyelamatkan, melainkan menemani agar anak tahu bahwa meski dunia sosialnya terasa rumit, mereka tidak menghadapinya sendirian.

7. Lalu apa yang mereka butuhkan?

Freepik

Anak usia ini masih membutuhkan bantuan. Bukan dalam bentuk ceramah panjang atau hukuman keras, melainkan bahasa untuk memahami perasaannya, batasan yang tegas tanpa mempermalukan, dan orangtua yang tetap tenang saat mereka belum mampu.

Mereka membutuhkan kehadiran yang konsisten dan seseorang yang tetap ada, bahkan ketika mereka sedang sulit. Sekarang Mama dan Papa semakin paham, kan, kenapa usia 6-10 tahun terasa besat? Ternyata ini asalasannya!

Editorial Team