Di banyak sekolah di Filipina, sistem belajar dibagi menjadi dua shift. Ada yang dimulai sangat pagi, sekitar pukul enam hingga tujuh pagi, dan ada juga yang baru dimulai setelah waktu makan siang.
Seorang guru bercerita dalam sebuah artikel di majalah Connected Women bahwa ia harus mulai mempersiapkan hari sejak pukul empat pagi karena jadwal ganda ini.
Sistem dua shift ini sendiri diterapkan untuk mengatasi masalah kelebihan jumlah siswa dan keterbatasan ruang kelas akibat kondisi ekonomi.
Guru-guru di sana sering kali harus mengajar hingga 65 siswa dalam satu kelas, dan tidak jarang jumlah kursi atau meja tidak mencukupi untuk semua murid.
Menurut laporan dari Reuters, anak-anak dari keluarga yang mampu dapat bersekolah di institusi swasta yang dilengkapi dengan banyak fasilitas penunjang serta komputer.
Sementara itu, sekolah negeri di daerah pedesaan sering kali tidak memiliki listrik yang stabil, dan kegiatan belajar terkadang dilaksanakan di luar ruangan atau bahkan di tangga sekolah. Perbedaan fasilitas antara sekolah negeri dan swasta sangat mencolok.
Marie Van Skaik, seorang ibu asal Cincinnati, pernah mengenyam pendidikan di Filipina. Ia tumbuh di daerah yang cukup terpencil dan bersekolah di sebuah institusi di mana siswa dari kelas satu hingga enam belajar di dalam satu ruangan yang sama. Di dalam kelas, murid dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kemampuan akademik.
Kelompok satu diisi oleh anak-anak yang cerdas, sementara kelompok enam merupakan siswa yang dianggap kurang baik secara akademis, dengan tingkatan yang bertahap di antaranya. Marie menganggap sistem ini bermanfaat karena membuat siswa tidak perlu bersaing dengan teman yang berada di tingkat kemampuan yang berbeda jauh.
Namun, ia juga mengatakan bahwa dirinya akan merasa sangat rendah diri jika ditempatkan di kelompok terbawah.
Beberapa mata pelajaran diajarkan dalam bahasa Inggris, sementara yang lainnya menggunakan bahasa Tagalog.
Setelah beberapa tahun, sebagian besar siswa memang mampu berbahasa Inggris, meskipun mereka jarang mempraktikkannya secara aktif.