Tercatat, 14 Anak Jadi Korban Penculikan, Orangtua Perlu Beri Edukasi

Pentingnya mengedukasi anak sedini mungkin, agar terhindar dari ancaman penculikan, Ma!

22 Februari 2023

Tercatat, 14 Anak Jadi Korban Penculikan, Orangtua Perlu Beri Edukasi
Pexels/RODNAE Productions

Memasuki awal tahun 2023, adapun salah satu isu yang masih menjadi sorotan media massa yakni kasus penculikan anak kembali marak. 

Pelaku yang menculik anak tersebut memiliki tujuan yang beragam, mulai dari penculikan untuk diadposi secara ilegal, penculikan dengan beralasan balas dendam dan meminta uang tebusan, hingga penculikan yang dimanfaatkan untuk dipekerjakan secara paksa dan dijadikan seorang pengemis.

Berdasarkan data yang diambil dari Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Nahar, menyebutkan bahwa selama bulan Januari sampai Februari 2023, jumlah korban penculikan anak tercatat mencapai 14 orang.

Dalam kesempatannya itu, Nahar pun mengungkapkan data jumlah korban penculikan anak pada tahun 2020 hingga 2022. 

"Per tahun 2020 ada 20 anak korban penculikan. Per 2021 itu terdapat 15 anak. Selama 2022 itu ada 34 anak dan pada tahun 2023, terhitung sejak dua bulan itu sudah ada 14 anak," katanya, Senin (20/2/2023).

Data yang telah disampaikan Nahar itu diberitahukannya berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Sementara itu, berdasarkan data yang tercatat dari laporan yang masuk ke layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129, diketahui bahwa terdapat 28 kasus penculikan, penjualan sampai perdagangan anak selama tahun 2022. 

"Angka tersebut didominasi oleh adanya kasus-kasus yang melaporkan perdagangan (anak)," ungkap Nahar.

Dengan melihat dan mendengar berita kasus penculikan anak seperti itu pastinya membuat orangtua merasa khawatir. Hal-hal inilah yang kemudian membuat orangtua kerap kali ketakutan melepaskan anak kesayangannya.

Bahkan hanya untuk bermain atau mengikuti kegiatan di sekolahnya sendirian membuat para orangtua menjadi overprotektif dan sampai membatasi perkembangan dan kemandirian si kecil.

Sebenarnya ada cara-cara yang bisa orangtua lakukan untuk melindungi si Kecil dari penculikan. Selain menjaga dan mengawasi anak sebaik mungkin, orangtua juga harus mengedukasi anak-anak tentang cara melindungi diri mereka sendiri. 

Berikut Popmama.com telah rangkum mengenai tercatat, 14 anak jadi korban penculikan, orangtua perlu beri edukasi. Yuk, disimak ulasannya!

1. Para orangtua diimbau untuk memberikan edukasi kepada anak

1. Para orangtua diimbau memberikan edukasi kepada anak
Pexels/Phil Nguyen

Selain itu, adapun 89 anak yang telah menjadi korban atas 28 kasus yang sudah disebutkan tersebut. Oleh karena itu, satu kasus pun memiliki sejumlah korban yang kemungkinan terjadi tidak hanya satu korban. 

"Artinya bahwa terdapat satu kasus dengan beberapa korban," ucapnya. 

Nahar pun mengimbau agar para orangtua memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka agar selalu waspada terhadap orang-orang yang berniat jahat. 

Hal tersebut juga dilakukan untuk mencegah terjadinya aksi buruk yang dilakukan oleh pihak-pihak yang yang berniat tidak baik seperti tindakan penculikan. 

"Sebagai orangtua harus memahami bahwa sifat dasar anak itu yakni mudah percaya dengan orang dewasa. Kebanyakan anak hanya diingatkan oleh orangtua untuk berbuat baik kepada siapapun, termasuk orang dewasa atau orang yang lebih tua. Tetapi kita juga perlu memberikan pemahaman kepada anak bahwasannya anak juga harus merasa waspada terhadap niat-niat buruk atau orang yang memiliki niat jahat untuk membawa anak-anak kita," jelasnya. 

Tak hanya itu, Nahar pun juga meminta agar para orangtua selalu bersikap waspada terhadap perkembangan teknologi informasi yang kian pesat.

Sehingga perlu dilakukan sebagai langkah antisipasi mengenai pemanfaatan teknologi oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk menculik anak. 

"Bisa jadi misalnya dengan perkembangan itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mulai merencanakan atau mengajak anak-anak kita ini untuk menuruti perintahnya, yang kemudian tanpa sepengetahuan orangtua, anak ini bisa saja dengan mudah berpindah tangan ke orang lain," jelas Nahar. 

2. KemenPPPA berupaya mengajak semua pihak melakukan perlindungan

2. KemenPPPA berupaya mengajak semua pihak melakukan perlindungan
Freepik/rawpixel.com

Selanjutnya, Nahar pun juga mengajak semua pihak yang ada di masyarakat agar memastikan upaya melakukan perlindungan bagi anak-anak dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya. 

"Bagi seluruh pihak, baik itu orangtua, masyarakat, maupun pemerintah, termasuk juga aparat perlu bersama-sama memastikan upaya perlindungan anak bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga adanya ancaman yang berdampak lebih buruk bisa kita hindari," ungkapnya. 

3. Cara mengajarkan anak agar terhindar dari penculikan

3. Cara mengajarkan anak agar terhindar dari penculikan
Pexels/Ketut Subiyanto

Terlihat dari kebanyakan kasus penculikan terhadap anak, terdapat pola yang bisa diidentifikasi. Salah satunya modus yang biasanya dilakukan oleh pelaku adalah dengan membujuk dan mengelabui anak-anak secara manipulatif. 

Anak-anak memang sangat rentan terhadap aksi penculikan. Hal tersebut karena mereka dengan mudahnya tergiur oleh sesuatu yang mereka sukai, misalnya seperti permen, cokelat, kembang gula, dan lain-lain.

Pelaku juga seringkali mengaku sebagai teman atau kerabat orangtuanya, bahkan pelaku juga melakukan kekerasan ataupun ancaman sehingga anak pun terpaksa menurutinya. 

Oleh karena itu, Mama dan Papa perlu mengedukasi anak agar terhindar dari penculikan dengan tawaran sesuatu dari orang yang tidak ia kenal. 

Bukan hanya orang asing, anak-anak juga harus tetap waspada terhadap orang yang sudah mereka kenal, apalagi jika mereka terlihat mencurigakan. 

Berkut beberapa cara untuk mengedukasi anak yang sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penculikan, karena hal tersebut bisa menjadi bekal si Kecil dalam menjaga dirinya sendiri, Ma.

  • Orangtua harus mengedukasi anak agar mereka selalu meminta izin kepada orangtuanya atau keluarga serta memberi tahu tujuannya ke mana dan dengan siapa ia akan pergi. 
  • Anak juga perlu diajarkan untuk menolak apapun itu baik dari ajakan, ancaman, dan juga paksaan dari orang asing yang tidak dikenalnya. 
  • Ajari juga anak cara merespon situasi yang membahayakan diri mereka. Misalnya anak diajarkan untuk berteriak minta tolong ketika ada orang yang tidak dikenal ingin membawanya pergi dan memaksanya untuk ikut. 
  • Berikan pemahaman pada anak untuk selalu waspada terhadap orang yang baru ia kenal. Ajari juga anak untuk menolak pemberian makanan, minuman, atau sesuatu lain dari orang asing ketika tidak ada orangtua disamping mereka. 
  • Berikan pengertian dengan bahasa sederhana dan yang mudah dipahami anak terkait bahayanya ikut bersama orang yang tidak dikenalnya. 
  • Tegaskan juga ke anak-anak bahwa ia harus selalu berada di samping orangtua apabila bepergian di tempat ramai. Ajari juga mereka ketika tersesat atau terpisah dari orangtua apa yang harus dilakukannya. 
  • Hal paling terpenting adalah mengedukasi anak-anak terhadap area tubuhnya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. 
  • Berikan waktu dan perhatian pada anak untuk membiasakannya bercerita tentang apa pun yang sudah mereka alami, itu sebabnya orangtua harus selalu memiliki waktu untuk mendengarkan cerita si Kecil. 

Nah itulah penjelasan lengkapnya mengenai tercatat, 14 anak jadi korban penculikan, orangtua perlu beri edukasi. Pentingnya memberikan edukasi kepada anak sedini mungkin agar anak terhindar dari berbagai modus penculikan oleh pihak-pihak yang ingin berniat jahat ke anak-anak. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk Anak, Mama, dan Papa. 

Baca juga:

The Latest