Sejarah Hari Dongeng Nasional dan Sosok Inspiratif di Baliknya

Hari Dongeng Nasional diperingati setiap tanggal 28 November untuk merayakan peran penting dongeng dalam kebudayaan Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian masa lalu yang mengandung unsur keajaiban atau keanehan.

Peringatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali minat masyarakat terhadap tradisi mendongeng, yang sejak lama dikenal sebagai cara menyampaikan nilai moral dan pesan kehidupan kepada generasi muda.

Penetapan Hari Dongeng Nasional bermula dari inisiatif berbagai komunitas dongeng dan literasi yang ingin menghidupkan kembali budaya bertutur di Indonesia. Upaya ini kemudian mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang secara resmi menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional pada tahun 2015.

Deklarasi pertama Hari Dongeng Nasional diselenggarakan di Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta, dan dilaksanakan serentak di berbagai kota di Indonesia. Acara ini melibatkan banyak pendongeng, komunitas literasi, serta masyarakat umum yang turut mendukung pelestarian budaya mendongeng.

Tanggal 28 November dipilih karena bertepatan dengan hari lahir Drs. Suyadi, atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Raden, sosok legendaris dalam dunia dongeng dan animasi Indonesia.

Pak Raden lahir di Puger, Jember, Jawa Timur, pada tahun 1932. Ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan melanjutkan studi animasi di Prancis pada 1961–1963. Sejak masa kuliah, Suyadi sudah aktif menciptakan berbagai karya anak seperti buku bergambar dan film animasi.

Karya-karyanya yang terkenal, seperti Si Unyil dan Laptop Si Unyil, menjadi tontonan edukatif yang dekat dengan kehidupan anak-anak Indonesia. Pak Raden dikenal sebagai seniman multitalenta yang terus berkarya hingga akhir hayatnya, dan namanya kini dikenang sebagai simbol kebangkitan budaya mendongeng di Tanah Air.

Peringatan Hari Dongeng Nasional tidak hanya bertujuan untuk mengenang jasa Pak Raden, tetapi juga sebagai upaya menjaga tradisi bertutur yang menjadi warisan leluhur bangsa. Sejak dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai cerita rakyat, legenda, dan mitos yang diwariskan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tradisi mendongeng memiliki banyak manfaat, terutama bagi perkembangan anak. Melalui dongeng, anak-anak dapat belajar nilai-nilai kehidupan, memperluas imajinasi, dan mengembangkan kemampuan bahasa tanpa merasa digurui. Selain itu, kegiatan mendongeng juga dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak.

Di tengah perkembangan teknologi dan media sosial, kegiatan mendongeng tetap relevan sebagai sarana komunikasi dan pembelajaran yang hangat. Banyak komunitas kini memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan kembali semangat mendongeng, baik melalui video pendek, animasi, maupun podcast.

Hari Dongeng Nasional menjadi momentum untuk mengajak masyarakat agar terus melestarikan budaya bercerita. Dongeng tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga dapat beradaptasi dan hidup di tengah perubahan zaman.

Peringatan Hari Dongeng Nasional yang diperingati setiap 28 November menjadi pengingat bahwa cerita dan imajinasi adalah bagian penting dari kebudayaan Indonesia. Dongeng mengajarkan nilai-nilai kehidupan, memperkaya wawasan budaya, serta memperkuat identitas bangsa.

Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga tradisi mendongeng sebagai bentuk cinta terhadap karya sastra dan budaya lokal yang telah diwariskan sejak ratusan tahun lalu.