Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Parents spending time with their kid
Freepik

Bonding antara orangtua dan anak bukan sekadar soal kedekatan, tapi juga jadi investasi emosional jangka panjang, lho.

Saat hubungan ini terbangun sejak dini, anak akan tumbuh dengan rasa percaya, kasih sayang, dan kepercayaan diri yang kuat.

Hertha Christabelle, M. Psi, Psi, Psikolog Klinis dan Play Therapist mengungkapkan bahwa di usia 0-5 tahun, otak anak akan berkembang sangat pesat, dan mengingat semua momen yang dialaminya.

Hal itulah yang membuat bonding antara orangtua dan anak sangat penting sejak anak kecil. Bonding yang sehat sejak masa golden age bisa memengaruhi kemampuan anak bersosialisasi dan mengelola emosi saat dewasa nanti.

Bonding bisa dibentuk lewat hal-hal sederhana yang dilakukan di rumah lho, Ma. Dengan ruang yang nyaman dan suasana yang mendukung, Mama Papa bisa menciptakan hubungan yang lebih hangat dan erat bersama anak.

Kali ini Popmama.com akan membahas seputar tips orangtua bonding dengan anak. Disimak ya, Ma!

1. Bangunlah hubungan sehat dengan pasangan dan anak

Freepik

Anak mungkin belum bisa mengungkapkan banyak hal dengan kata kata, tapi mereka menyimpan baik baik setiap momen kebersamaan bersama orangtua.

Kehadiran Mama dan Papa sejak kecil akan membekas menjadi kenangan manis yang penuh rasa aman dan kasih sayang.

Ma, bonding yang dilihat anak saat ini akan menjadi pondasi hubungan anak di masa depan, lho.

Jika sejak kecil ia terbiasa melihat kasih sayang, perhatian, dan karakter tertentu dari orangtua seperti Mama yang bawel tapi peduli, kemungkinan besar saat dewasa nanti anak laki laki akan mencari pasangan yang memiliki karakter serupa dengan Mamanya.

Oleh karena itu, orangtua perlu membangun hubungan yang baik dan hangat sejak dini, agar anak tumbuh dengan pandangan positif tentang relasi, cinta, dan keluarga.

"Bonding itu menjadi pondasi idealnya hubungan pada anak. Jadi, kita harus memberikan hubungan yang baik," Ujar Hertha dalam sesi talkshow Pesta Anak Bahagia, pada hari Sabtu (26/077/2025).

2. Kenali kebutuhan si Kecil lewat pengalaman pribadi sebagai anak

Freepik

Kadang, cara terbaik memahami anak adalah dengan mengingat kembali bagaimana rasanya menjadi anak.

Apa yang dulu Mama atau Papa butuhkan dari orangtua? Apa yang membuat Mama merasa dicintai, didengarkan, atau justru kesepian?

Refleksi dari pengalaman masa kecil bisa membantu orangtua lebih peka terhadap kebutuhan emosional anak.

Setiap anak butuh didampingi dengan cara yang berbeda, tapi bekal dari pengalaman pribadi bisa menjadi kompas untuk memberikan perhatian yang lebih tulus dan tepat sasaran.

"Coba deh, kita refleksi, ingat-ingat, memori baik sama orangtua. Lakukan itu ke anak kita, itu paling gampang. Sehingga kita sadar sebetulnya kebutuhan anak itu seperti apa. Yang paling kita rindukan, yang paling kita nggak dapat dari orangtua kita, dan kita lakukan itu ke anak kita. Sehingga kita selalu bisa jadi orangtua yang lebih baik dari setiap generasi," Jelas Hertha.

3. Belajar untuk fokus melihat anak

Freepik

Sering kali perhatian terpecah oleh kesibukan sehari-hari. Padahal, memperhatikan ekspresi wajah dan bahasa tubuh anak bisa menjadi jembatan untuk memahami perasaannya, lho.

Dengan fokus saat berinteraksi, orangtua dapat lebih peka terhadap raut wajah anak, mulai dari senyuman kecil hingga tatapan yang murung.

Kehadiran penuh seperti ini membantu anak merasa dihargai, dipahami, dan semakin dekat secara emosional.

"Ketika melihat anak, yang pertama harus lihat wajah dan ekspresinya. Apakah baik-baik aja? Sehingga ini cara yang paling pertama dengan mendengar dan melihat, bukan karena hasilnya, tetapi karena anaknya," Ucap Hertha.

4. Buatlah aturan yang konsisten dalam lingkup keluarga

Freepik/Wiroj Sidhisoradej

Ma, anak belajar memahami batasan dari aturan yang berlaku di rumah. Tapi, jika aturan berbeda-beda antara Mama, Papa, nenek, atau anggota keluarga lainnya, anak bisa merasa bingung dan sulit membedakan mana yang benar atau salah.

Konsistensi penting agar anak merasa aman dan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Jika aturan tidak konsisten, anak bisa merasa cemas karena takut tanpa sadar melakukan kesalahan.

Dengan aturan yang jelas dan diterapkan secara merata oleh semua anggota keluarga, anak akan lebih percaya diri dalam bersikap dan bertindak.

"Konsistensi akan sangat membantu untuk anak belajar aturan. Anak jadi tahu aturan di rumah itu apa, dan aturan tersebut membuat anak sadar apa yang boleh dan tidak boleh," kata Hertha.

5. Menerima anak apa adanya

Freepik

Ma, bonding bukan hanya soal hadir saat anak sedang berhasil atau baik-baik saja, tapi bonding bisa dibangun saat mereka sedang kesal, rewel, atau melakukan kesalahan. Anak butuh tahu bahwa cinta orangtuanya tidak bersyarat.

Seperti yang disampaikan oleh Hertha, hal terpenting dari bonding adalah kemampuan orangtua untuk menerima anak apa adanya.

Kehadiran yang tulus, bukan hanya secara fisik tapi juga emosional, membuat anak merasa aman dan dicintai.

Saat anak tahu mereka diterima sepenuhnya, kepercayaan dan kedekatan dengan orangtua pun tumbuh dengan kuat.

"Karena yang paling penting dari bonding adalah kita bisa menerima anak apa adanya. Bukan cuma anak versi lagi baik, tapi pas anak lagi buruk pun kita bisa menerima. Karena itu yang dibutuhkan. Hadirlah dengan menerima anak apa adanya," Tutup Hertha.

Nah, itulah informasi mengenai tips orangtua bonding dengan anak. Semoga penjelasan ini bermanfaat ya.

Editorial Team