Pengunaan Tablet dengan Tepat Bisa Perkuat Bonding Orangtua dan Anak

Penggunaan tablet oleh anak-anak menjadi hal yang sulit dihindari di era digital seperti saat ini. Namun, hal ini juga menimbulkan berbagai tantangan, terutama terkait dengan dampaknya terhadap tumbuh kembang anak.
Di satu sisi, tablet dapat menjadi alat edukasi yang efektif jika digunakan dengan bijak. Banyak aplikasi yang dirancang untuk mendukung pembelajaran interaktif dan merangsang kreativitas anak. Namun, di sisi lain, penggunaan yang berlebihan atau tanpa pengawasan dapat menyebabkan masalah seperti ketergantungan pada layar, gangguan tidur, hingga keterlambatan dalam perkembangan sosial.
Oleh karena itu, keterlibatan orangtua dalam penggunaan tablet sangatlah penting menurut Psikolog Anak Pritta Tyas seperti yang djelaskannya dalam acara "Peluncuran Redmi Pad 2 “Massive View, Massive Fun” yang diselenggarakan oleh Xiaomi Indonesia di Buumi Playscape Pacific Place, pada Kamis (3/7/2025).
Keterlibatan orangtua bukan hanya untuk mengawasi, kata Pritta, tapi juga sebagai momen untuk membangun bonding dengan anak melalui aktivitas digital yang dilakukan bersama.
Di bawah ini Popmama.com rangkum penjelasan soal penggunaan tablet bisa perkuat bonding orangtua dan anak.
Pengunaan Tablet dengan Tepat Bisa Perkuat Bonding Orangtua dan Anak

Tablet bukan hanya alat hiburan atau belajar, tapi juga bisa menjadi jembatan interaksi emosional antara orangtua dan anak jika digunakan dengan bijak. Mama mungkin masih penasaran, bagaimana tablet bisa menjadi salah satu media sebagai pintu masuk orangtua untuk membangun bonding dengan anak?
Pritta menjelaskan, hal ini bisa dimulai dengan bermain gim edukatif bersama salah satunya. Ketika orangtua ikut bermain bersamanya, anak akan merasa bahwa Mama sebagai orangtua interest terhadap dengan yang ia minati. Dari sini akan mulai terbuka koneksi antara Mama dan si Kecil.
Jika dibangun terus menerus secara perlahan kebiasaan ini, hal ini terus berkembang, dan kemudian membuat anak akhirnya nyaman bercerita dengan Mama tanpa harus diminta atau dipaksa.
"Ketika orangtua terlibat, anak merasa apa yang ia minati kita dukung, dan dia merasa kita sebagai orangtua pengen tahu lebih banyak, dan itu membuka jalur koneksi. Jadi, teknologi atau tablet ini, kalau kita tahu cara menggunakannya, cara masuk ke anak, ini bisa jadi momen bonding juga sekaligus kita mengarahkan dan mem-preview apa yang anak gunakan di dalam tablet-nya," ujar Pritta.
Selain bermain gim bersama, Mama dan si Kecil juga bisa menggambar digital atau membaca cerita interaktif bersama, atau menonton video interaktif lalu berdiskusi bersama untuk membuka ruang dialog antara orangtua dan si Kecil.
Kunci utamanya sebenarnya terletak pada keterlibatan aktif orangtua, bukan sekadar membiarkan anak bermain dengan tablet-nya sendiri.
Tablet Orangtua dan Anak, Sebaiknya Dipisah atau Masing-Masing?

Terkait penggunaan tablet orangtua dan anak sebaiknya dipisah atau masing-masing, menurut Pritta, ini adalah kebijakan rumah tangga masing-masing. Namun, hal ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Tablet Orangtua dan Anak Dipisah
Kelebihannya:
Anak bisa belajar mandiri dan bertanggung jawab terhadap gawai-nya sendiri.
Orangtua tetap bisa fokus menggunakan gawai untuk pekerjaan atau keperluan pribadi.
Lebih mudah mengatur dan memantau konten sesuai usia anak dengan pengaturan khusus.
Privasi masing-masing lebih terjaga.
Kekurangannya:
Sulit mengontrol penggunaan gawai secara langsung jika orangtua tidak aktif mendampingi.
Biaya lebih besar karena harus menyediakan dua perangkat.
Potensi ketergantungan pada gawai bisa meningkat jika tanpa pengawasan.
Tablet Orangtua dan Anak Digabung
Kelebihannya:
Mendorong interaksi dan bonding saat menggunakan gawai bersama.
Orangtua bisa lebih mudah mengawasi dan membimbing anak saat menggunakan gawai.
Lebih hemat secara biaya.
Kekurangannya:
Bisa memicu konflik jika jadwal penggunaan tidak diatur dengan jelas.
Risiko anak mengakses konten orangtua yang belum tentu sesuai usia.
Tidak semua aplikasi cocok untuk digunakan bersama.
Tanda-Tanda Anak Mulai Kecanduan Tablet yang Perlu Diwaspadai

Ada beberapa tanda umum anak mulai kecanduan tablet yang perlu diperhatikan oleh orangtua:
Pertama, anak menjadi cemas ketika jauh dari gawainya-nya.
Kedua, anak kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang ia sukai. Misalnya, biasanya anak gemar bermain sepeda atau bermain bola di sore, namun tiba-tiba ia kehilangan minat terhadap kegemarannya tersebut.
Ketiga, anak menjadi seperti sulit berpikir mengenai apa yang bisa ia lakukan ketika ia sedang tidak menggunakan gawai-nya. Seolah anak seperti kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan tanpa gawai di tangannya.
Ini Hal yang Bisa Dilakukan agar Anak Tidak Kecanduan Bermain Tablet

Ada dua hal yang bisa orangtua lakukan agar anak tidak kecanduan menggunakan tablet menurut Pritta:
Pertama, orangtua harus mencari alternatif kegiatan lain yang menarik dan sesuai dengan minat anak. Misalnya, mengajak anak bermain di luar rumah, mengikuti kelas seni atau olahraga, berkebun bersama, atau membuat proyek DIY sederhana di rumah. Aktivitas semacam ini bukan hanya mengalihkan perhatian dari gawai, tetapi juga memperkaya pengalaman anak secara fisik dan sosial.
Kedua, membuat kesepakatan dengan anak soal terkait aturan penggunaan tablet di rumah. Dengan melibatkan anak dalam proses membuat aturan, orangtua tidak hanya menetapkan batasan, tetapi juga mengajarkan anak tentang tanggung jawab, kontrol diri, dan pentingnya keseimbangan.
Penting Memilih Tablet yang Ramah Keluarga

Untuk memilih tablet untuk anak, Pritta menyarankan agar orangtua bisa memilih tablet yang memiliki fitur yang bisa dioptimalkan oleh keluarga. Tujuannya, agar orangtua selalu bisa membersamai anak.
Salah satu tablet yang mungkin bisa jadi pilihan orangtua adalah Redmi Pad 2, yang baru dirilis oleh Xiaomi Indonesia pada 4 Juli 2025.
Tablet dengan harga di bawah Rp 2 juta ini bisa digunakan untuk belajar dan bermain bersama keluarga.
“Ketika digunakan bersama dan dengan tujuan yang terarah, tablet seperti Redmi Pad 2 dapat menjadi alat yang membangun, bukan penghalang. Bisa dikatakan tablet ini merupakan jembatan untuk mendukung eksplorasi, belajar visual-audio, bahkan kolaborasi antara anak dan orang tua,” jelas Pritta.
Andi Renreng, Marketing Director Xiaomi Indonesia, mengeklaim bahwa Redmi Pad 2 dihadirkan dengan desain, fitur, dan performa yang benar-benar untuk mendukung seluruh aktivitas keluarga masa kini. Ia percaya, satu perangkat bisa menjadi pusat produktivitas, hiburan, dan kreativitas di rumah.
Nah, itu tadi penjelasan soal penggunaan tablet bisa perkuat bonding orangtua dan anak. Apakah Mama juga suka bermain tablet bersama dengan si Kecil?