Fakta Autisme pada Anak yang Mama Jarang Tahu

Autisme tidak dapat disembuhkan, namun bisa dikurangi!

30 April 2024

Fakta Autisme Anak Mama Jarang Tahu
Flickr/153278281@N07

Dalam dunia yang berisi individu yang berbeda-beda, setiap anak terlahir dengan keunikan dan tantangannya masing-masing. Di tengah keberagaman ini, anak yang memiliki autisme menjadi salah satu tantangan sendiri 

Anak yang memiliki autisme ditandai dengan gangguan fungsi sosial dan komunikasi. Meski banyak orang menganggap autisme merupakan masalah dan tantangan yang kompleks dihadapi, namun jika orangtua langsung sigap menangani si Anak, maka gejala autisme tersebut dapat diminimalisir.   

Kali ini, Popmama.com akan mengajak Mama mengenal lebih jauh autisme dalam fakta autisme pada anak yang Mama jarang tahu. 

1. Autisme belum belum diketahui penyebabnya

1. Autisme belum belum diketahui penyebabnya
Freepik/prostooleh

Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, memproses informasi, dan memahami dunia sekitarnya.

Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan, penyebab pasti autisme masih belum dapat dipastikan. 

Hal ini juga diutarakan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi, Prof. Dr. dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA(K) pada Kamis (25/04/2024). 
“Kalau mau mencari sebabnya, nggak bakal dapat. Penelitian belasan ribu tiap tahun tidak ketemu juga,” jelas Prof. Hardiono. 

Editors' Pick

2. Autisme tidak dapat sembuh, namun bisa diterapi

2. Autisme tidak dapat sembuh, namun bisa diterapi
Freepik

Selain penyebab autisme yang belum diketahui, autisme juga belum dapat disembuhkan secara permanen. Namun, autisme dapat di minimalisir gejalanya dan ditutupi, sehingga anak akan tumbuh dengan normal. 

“Autisme tidak dapat sembuh. Namun, gejala autisme mungkin tidak akan kelihatan lagi,”  jelas Prof. Hardiono.

Terlebih lagi, satu-satunya langkah dalam meminimalisir autisme pada anak adalah melalui terapi. Terapi cepat dan tepat akan membantu anak autis untuk dapat berkomunikasi dan berbicara.

“Dalam usia 18 bulan kalau sudah didiagnosis dan diterapi, maka autisme pada anak dapat tidak terlihat. Namun, usia 5 tahun sudah susah kalau mau diterapi. Bisa diterapi, tapi kemungkinannya lebih kecil,” jelas Prof. Hardiono

3. Gejala autisme pada anak

3. Gejala autisme anak
Freepik/freepik

Sesuai dengan definisinya, autisme merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan memproses informasi. 

Berikut adalah beberapa gejala autisme pada anak: 

  • Gangguan komunikasi dan berbicara 
  • Pandangan mata yang tidak fokus
  • Perilaku anak yang selalu sama dan berulang-ulang dalam waktu yang lama

“Pertama gangguan interaksi dan komunikasi, termasuk tidak bisa bicara. Kedua, perilaku anak autis selalu sama dan berulang-ulang dalam waktu dan tempat yang tidak sesuai,” jelas Prof. Hardiono.   

Selain dua itu, ada juga gejala yang jarang diketahui atau ditemukan oleh orangtua. Gejala ini disebut high functioning autism. Umumnya, anak akan terlihat pintar. 

“Anaknya pintar tapi sebenarnya ada autis. Tidak kelihatan di awal, tapi ketika tuntutan dari lingkungannya bertambah, dia tidak bisa ngikutin,” tambah penjelasan Prof. Hardiono. 

4.  Semua speech delay pada anak bukan autisme

4.  Semua speech delay anak bukan autisme
Freepik

Anak yang mengalami speech delay cenderung menggunakan bahasa tubuh dan kontak mata secara alami. Sebaliknya, anak autis mungkin mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, keterampilan bermain, komunikasi, dan perilaku. 

“Semua anak speech delay bukan autis. Speech delay itu cuma telat ngomong,” jelas Prof. Hardiono.

5. Autis berbeda dengan ADHD

5. Autis berbeda ADHD
Pexels/Mikhail Nilov

Selanjutnya, penting bagi Mama tahu perbedaan autis dan ADHD. Anak yang memilki ADHD tidak memiliki gangguan berbahasa dan berkomunikasi. Terlebih lagi, anak dengan ADHD tidak bisa diam. 

Berbeda dengan ADHD, anak yang memiliki autis akan diam dalam suatu tempat untuk melakukan suatu kegiatan dalam waktu yang lama. 

“Anak dengan ADHD lebih aktif dan suka bergerak. Sementara, anak autis lebih diam dan pandangan matanya kemana-mana. ADHD sebagian besar bisa pakai obat. Kalau autis kan pakai terapi. Jadi dua itu penangannya berbeda,”  jelas Prof. Hardiono.

Nah, tadi adalah beberapa fakta mengenai autisme pada anak yang jarang Mama tahu. Perlu diingat, terapi autisme pada anak berbeda-beda dan orangtua harus peka dan sadar lebih awal agar anak mendapat terapi sejak dini. Sehingga, anak akan dapat tumbuh dan beraktivitas normal seperti orang lain. 

Baca juga:  

The Latest