10 Aktivitas Stimulasi Kecerdasan Intrapersonal Anak 1 Tahun

Perhatikan perkembangan si Kecil sesuai dengan usianya

20 Agustus 2023

10 Aktivitas Stimulasi Kecerdasan Intrapersonal Anak 1 Tahun
Pexels/Tatiana Syrikova

Kecerdasan intrapersonal bisa diartikan sebagai kemampuan yang digunakan untuk bersosialisasi, dan merupakan bagian dari kecerdasan emosional.

Sebagai makhluk sosial, si Kecil nantinya diharapkan mampu mengenal dirinya sendiri, serta memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Itulah mengapa, penting untuk melatih kecerdasan intrapersonal sejak dini. Kecerdasan Intrapersonal pada anak pun bisa diukur melalui banyak metode, salah satunya menggunakan Denver Development Screening Test (DDST) II.

dr. Mesty Ariotedjo yang merupakan dokter anak mengungkapkan kekhawatirannya terkait kasus yang beberapa waktu terakhir dijumpai.

Sekilas, anak-anak tampak sudah mengalami pertumbuhan pesat, namun setelah dicek menggunakan Tes Denver II, justru ada beberapa fase yang anak-anak lewatkan di usianya.

Agar tidak bingung, Popmama.com telah merangkum ceritanya dan menyiapkan 10 aktivitas stimulasi kecerdasan intrapersonal anak 1 tahun untuk Mama ketahui. Baca sampai habis ya, Ma!

Mengenal Denver Development Screening Test (DDST) II atau Tes Denver II

Mengenal Denver Development Screening Test (DDST) II atau Tes Denver II
Academia.edu

DDST II atau Tes Denver II adalah sebuah alat screening tumbuh kembang si Kecil untuk menemukan penyimpangan yang terjadi di usia 0-6 tahun.

Tes Denver II sendiri digunakan untuk memantau perkembangan si Kecil di usianya, dan memastikan si Kecil tidak mengalami penyimpangan perkembangan berdasarkan tabel usia yang digunakan pada Tes Denver II.

Ada empat aspek yang bisa dimonitor melalui tabel Tes Denver II, yaitu perkembangan sosial dan emosional, perkembangan bahasa dan komunikasi, perkembangan kognitif (seperti belajar dan menyelesaikan masalah), dan perkembangan fisik.

Perlu diingatkan, Tes Denver II hanya digunakan untuk screening saja. Jika Mama dan Papa menemui masalah dengan perkembangan anak, konsultasi dengan dokter adalah pilihan tepat yang bisa diambil.

Curhat dr. Mesty Ariotedjo Tentang Fenomena yang Dialami

Curhat dr. Mesty Ariotedjo Tentang Fenomena Dialami
Instagram.com/mestyariotedjo

Melalui akun Instagram pribadi miliknya, dr. Mesty Ariotedjo mengungkapkan fenomena yang ditemukan akhir-akhir ini.

Banyak orangtua yang menceritakan perkembangan yang dialami anaknya, namun ketika dicek menggunakan tabel Tes Denver II, anak-anak tersebut justru mengalami penyimpangan perkembangan.

Lebih lanjut, dr. Mesty Ariotedjo juga menyebutkan bahwa ranah perkembangan anak bukan hanya motor kasar, motor halus, menghitung atau membaca.

Namun, justru yang paling pertama yang disebutkan dan diprioritaskan adalah kemampuan personal sosial, atau kemampuan kemandirian dan sosialnya.

“Itu adalah salah satu bekal nanti si Kecil di masa depan kemandirian itu (dan sosial, termasuk empati).” ungkap dr. Mesty Ariotedjo

“Perubahan yang serba cepat juga menjadi alasan untuk melatih kemampuan untuk mandiri. kemampuan untuk bertahan, kemampuan untuk adaptasi dan fleksibel. Semua ini, perlu dikembangkan sejak dini, bahkan sejak usia 0-1 tahun.” pungkas dr. Mesty Ariotedjo.

Mulai Stimulasi Kecerdasan Intrapersonal Anak

Mulai Stimulasi Kecerdasan Intrapersonal Anak
Instagram.com/mestyariotedjo

Melalui akun Instagram.com/mestyariotedjo disebutkan bahwa saat si Kecil memasuki usia satu tahun, ada beberapa perkembangan yang terlewatkan oleh orangtua.

Pertama, minum dari cangkir yang idealnya sudah bisa dilakukan dengan lancar sejak usia 9 bulan hingga 1 tahun 3 bulan. Jangan lupa juga Ma, jika sudah memasuki usia 18 bulan, sebisa mungkin stop total penggunaan botol ya!

Kedua, si Kecil di usia 1 tahun hingga 1 tahun 4 bulan sudah bisa bantu-bantu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu dan mengelap. Kegiatan ini tidak apa dilakukan selama masih wajar, dan tetap aman untuk si Kecil.

Terakhir, bisa menggunakan sendok atau garpu dan memasukkan makan ke mulut. Idealnya, anak berusia 1-1,5 tahun sudah bisa melakukannya sendiri.

Lalu, stimulasi apa sih yang bisa diberikan kepada si Kecil agar tidak mengalami penyimpangan pertumbuhan? Yuk kita bahas satu per satu!

1. Mengenalkan aneka bentuk dan ukuran

1. Mengenalkan aneka bentuk ukuran
Freepik

Mama bisa mengenalkan aneka bentuk dan ukuran kepada si Kecil secara bertahap. Dimulai dengan menggambar di atas kertas, dan nanti mengenalkan bentuk dan ukuran kepada anak dengan barang yang ada di sekitar sebagai contoh.

Bisa juga, Mama menyebutkan benda dan ukuran yang ada di sekitar.

Seperti bola itu bulat, buku berbentuk persegi panjang, cermin berbentuk kotak, dan sebagainya. Agar si Kecil lebih mudah mengingat, ajarkan secara berulang hingga si Kecil benar-benar paham.

2. Melatih anak untuk makan sendiri

2. Melatih anak makan sendiri
Unsplash/Providence Doucet

Tidak perlu takut kotor, Ma. Melatih anak untuk makan sendiri akan membawa banyak keuntungan dan wajib Mama coba. Keterampilan motorik si Kecil semakin terlatih, dan Mama mengajarkan si Kecil mandiri sejak dini.

Anak juga bisa mengenali tekstur makanan yang dikonsumsi setiap hari. Namun, perlu diingat bahwa orangtua wajib selalu mengawasi kegiatan makan si Kecil untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Editors' Pick

3. Mengenal ekspresi wajah

3. Mengenal ekspresi wajah
Pexels/Aleksandr Balandin

Kelak, si Kecil akan berhadapan dengan banyak emosi yang bisa muncul dalam dirinya. Ajarkan anak mengenal beragam ekspresi wajah untuk menunjukkan apa emosi yang sedang dialami.

Ini juga bisa membantu si Kecil untuk lebih peka dalam menilai ekspresi orang lain. Nah, Mama bisa menirukan ekspresi tertentu, dan lalu menyebutkan nama ekspresi tersebut.

Setelah itu, mintalah si Kecil untuk menirukan ekspresi yang Mama tunjukkan. Contohnya seperti tersenyum artinya senang, cemberut artinya marah, menangis artinya bersedih, dan lain sebagainya.

Perlahan, si Kecil bisa mengekspresikan apa emosi yang dirasakan, dan lebih peka dengan emosi orang-orang di sekitarnya.

4. Kenalkan rasa dan warna

4. Kenalkan rasa warna
Freepik/dashu83

Sama seperti mengenalkan beragam bentuk dan ukuran, mengenalkan rasa dan warna juga menjadi sesuatu yang penting untuk si Kecil. Manis, asam, asin, pahit, kelak akan menjadi hal yang dekat dengannya.

Cara termudah untuk mengenalkan aneka rasa adalah dengan memberikan variasi makanan yang akan dikonsumsi si Kecil. Minta si Kecil menggunakan indera perasanya, dan Mama bisa sebutkan apa rasa yang sedang dikonsumsi si Kecil.

Sama halnya dengan warna. Ambil satu objek yang ada di dekat si Kecil, atau Mama juga bisa menggunakan media lain seperti buku atau pensil warna untuk mengenalkan aneka warna kepada anak.

5. Berikan permainan yang interaktif

5. Berikan permainan interaktif
Doc. LEGO

Aneka permainan interaktif seperti gerak tubuh, tebak kata, atau percakapan akan membantu si Kecil merespon tawaran atau tantangan yang dihadapkan kepadanya.

Selain itu, dengan berbagai permainan yang dicoba, si Kecil juga akan melatih kemampuannya untuk memecahkan masalah. Tentu, Mama dan Papa tetap harus membantu anak dalam hal ini ya!

Melalui permainan, si Kecil akan belajar dengan senang tanpa ada perasaan dipaksa untuk belajar akan suatu hal.

6. Bantu si Kecil untuk berkenalan dengan orang baru

6. Bantu si Kecil berkenalan orang baru
Freepik/boggy

Kunci dari kecerdasan intrapersonal adalah interaksi. Maka, penting bagi Mama dan Papa untuk mengenalkan anak dengan berbagai lingkungan baru. Mulai ajaklah anak untuk berinteraksi dengan sekitar.

Kenalkan si Kecil dengan orang yang lebih tua, lebih muda, atau seusianya. Dengan begitu si Kecil bisa berlatih untuk mulai bersosialisasi, dan tidak lagi canggung jika nantinya berada di lingkungan baru.

7. Mulai ajarkan anak memilih sesuai keinginan

7. Mulai ajarkan anak memilih sesuai keinginan
Pexels/Polina Tankilevitch

Salah satu kemampuan yang harus dilatih dalam diri si Kecil adalah kemampuan untuk memahami apa keinginannya. Mama bisa memulai dengan rajin mengajak si Kecil bicara tentang apa keinginannya.

Lalu, Mama bisa mulai mengajarkan si Kecil untuk memilih sesuatu seperti keinginannya. Dimulai dari hal sederhana, seperti baju apa yang ingin anak pakai hari ini, atau kegiatan apa yang ingin dilakukan si Kecil.

8. Biarkan anak melakukan sesuatu sendiri

8. Biarkan anak melakukan sesuatu sendiri
Pexels/Polesie Toys

Mengajarkan si Kecil untuk mandiri penting dilakukan sejak dini. Seiring bertambah dewasanya anak, orangtua akan semakin berperan sebagai pengawas dan penasehat saja untuk si Kecil.

Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi, dipercaya mampu melakukan pembelajaran dengan usahanya sendiri. Biarkan anak bereksplorasi dan mengasah seluruh kemampuannya untuk melakukan sesuatu sendiri.

9. Ajak si Kecil jalan-jalan sambil belajar

9. Ajak si Kecil jalan-jalan sambil belajar
Unsplash/Krzysztof Kowalik

Lingkungan sekitar bisa menjadi ‘sekolah’ bagi si Kecil. Mama bisa mengenalkan banyak hal kepada si Kecil dan melakukannya sambil menambah bonding antara Mama dan si Kecil. Caranya, Mama bisa mengajak si Kecil untuk jalan santai di pagi atau sore hari.

Lalu, Mama bisa mengenalkan nama tempat yang ada di sekitar, fungsinya, profesi orang-orang yang ada di lokasi tersebut, dan sebagainya. Cara ini akan membantu otak si Kecil berkembang dan memproses informasi yang didapatkan.

10. Tanamkan kebiasaan membaca sejak dini

10. Tanamkan kebiasaan membaca sejak dini
Pexels/Nikhil Singh

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku si Kecil bisa mengenal berbagai macam kosakata, melatih imajinasinya, menambah ilmu, melatih konsentrasi, dan masih banyak lagi manfaat membaca.

Dengan kemajuan zaman seperti sekarang, Mama mempunyai banyak pilihan untuk memilih beraneka jenis buku untuk si Kecil. Seperti buku dengan penuh warna, buku dengan fitur timbul (pop up), buku yang memiliki fitur audio, dan sebagainya.

Menstimulasi kemampuan belajar dan kecerdasan anak harus dilakukan sejak usia dini. Mama juga bisa menunjang kecerdasan si Kecil dengan memberikan makanan dan vitamin bergizi untuk mengoptimalkan kinerja otak dalam menerima stimulus. Semoga artikel ini bermanfaat!

Baca juga:

The Latest