Kejang Demam pada Balita, Berbahayakah?

Kejang demam (febrile seizure) lumrah dialami balita, tetapi apa dampak jangka panjangnya?

3 Mei 2022

Kejang Demam Balita, Berbahayakah
Freepik/Pvproduction
Ilustrasi

Mungkin menakutkan dan menyedihkan bagi mama saat melihat anak mengalami kejang, terutama jika anak pertama kali mengalaminya. Di usia balita, anak rentan mengalami kejang demam atau febrile seizure

Kejang demam umumnya tidak berbahaya dan hampir semua anak yang mengalaminya bisa sembuh total setelahnya.

Namun, sebagai tindakan pencegahan, orangtua perlu mengetahui apa itu kejang demam dan bagaimana penanganannya jika sewaktu-waktu terjadi.

Berikut ini Popmama.com merangkum informasi seputar kejang demam pada balita, dilansir dari NHS:

1. Tanda dan gejala kejang demam

1. Tanda gejala kejang demam
Pexels/Anugrah Lohiya

Saat mengalami kejang demam, anak akan menunjukkan tanda dan gejala, antara lain:

  • Lengan, kaki, dan anggota tubuh lain kaki
  • Kehilangan kesadaran
  • Pada beberapa anak akan membasahi atau mengotori dirinya sendiri
  • Mulut mengeluarkan busa
  • Mata berputar ke belakang

Kejang biasanya berlangsung kurang lebih selama 5 menit. Setelah kejang, anak akan mengantuk hingga kurang lebih selama 1 jam. 

Terkadang, kejang demam dapat berlangsung lebih dari 15 menit dan mempengaruhi satu area tubuh anak. Ini dikenal sebagai kejang demam kompleks.

Editors' Pick

2. Penyebab kejang demam

2. Penyebab kejang demam
Freepik/Hakeem.ibnfaisal

Penyebab kejang demam sendiri belum diketahui. Tetapi selama ini kejang demam dikaitkan dengan suhu tubuh anak yang meningkat (demam).

Para ahli menduga adanya faktor genetik, karena kemungkinan kejang demam meningkat jika ada anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat sakit ini.

Dalam kebanyakan kasus, demam penyebab kejang demam disebabkan oleh infeksi. Contohnya cacar air, flu, infeksi telinga tengah, atau tonsilitis.

3. Apa yang harus dilakukan saat anak mengalami kejang demam?

3. Apa harus dilakukan saat anak mengalami kejang demam
Freepik/rawpixel.com

Jika anak mengalami kejang demam, baringkan anak di tempat yang datar dan pastikan tidak berada di tempat yang berbahaya (dekat dengan kabel, misalnya). 

Jangan masukan apapun ke dalam mulut anak selama kejang, termasuk obat-obatan. Hal ini berbahaya karena ada kemungkinan anak akan menggigit lidahnya. 

Segera larikan anak ke rumah sakit atau hubungi ambulans jika:

  • Anak mengalami kejang untuk pertama kalinya
  • Kejang berlangsung lebih dari 5 menit dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti
  • Mama menduga kejang disebabkan oleh penyakit serius lain, misalnya meningitis
  • Anak mengalami kesulitan bernapas

Meskipun kejang demam umum dialami anak dan sebagian besar tidak berbahaya, penting untuk tetap memeriksakan anak. 

4. Kapan saatnya memeriksakan anak ke dokter?

4. Kapan saat memeriksakan anak ke dokter
Freepik.com/pressfoto

Kejang demam dapat didiagnosis dari gambaran apa yang sudah terjadi. Ketika anak mengalami kejang demam, penting bagi orangtua untuk mencatat:

  • Berapa lama kejang berlangsung?
  • Apa yang terjadi, seperti tubuh kaku, kedutan pada wajah, lengan, dan kaki, kehilangan kesadaran, dan lain-lain?
  • Apakah anak pulih dalam 1 jam setelah kejang terjadi?
  • Apakah anak pernah mengalami kejang demam sebelumnya?

Tes lebih lanjut, seperti tes darah atau tes urin, mungkin diperlukan jika penyebab penyakit anak masih belum diketahui. 
 

5. Komplikasi kejang demam

5. Komplikasi kejang demam
Freepik/rawpixel.com
Ilustrasi

Kejang demam dikaitkan dengan peningkatan risiko epilepsi. Banyak orangtua khawatir jika anak mengalami kejang demam berulang, mereka kemungkinan mengalami epilepsi ketika mereka bertambah usia. Epilepsi sendiri adalah kondisi di mana seseorang mengalami kejang berulang tanpa demam. 

Memang benar bahwa anak yang memiliki riwayat kejang demam berisiko epilepsi. Tetapi perlu ditekankan bahwa risikonya cukup kecil. Diperkirakan anak dengan riwayat kejang demam ringan memiliki kemungkinan 1 dari 50 untuk berkembang menjadi epilepsi di kemudian hari. 

Apabila mama mengkhawatirkan kondisi anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak agar mendapatkan arahan dan penanganan yang tepat bila diperlukan. 

Semoga informasi ini membantu. 

Baca juga:

The Latest