Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Ilustrasi anak sakit. (Dok. Freepik)
Freepik

Intinya sih...

  • Campak lebih menular dibanding COVID-19

  • Gejala campak pada anak perlu diwaspadai

  • Campak dapat dicegah dengan vaksinasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebanyak 20 anak di Sumenep, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia akibat campak. Jumlah ini merupakan akumulasi data kasus kematian yang tercatat sejak Februari hingga Agustus 2025.

Menanggapi kejadian luar biasa (KLB) campak di Sumenep, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menargetkan sebanyak 70 ribu anak di wilayah tersebut segera mendapatkan imunisasi dalam waktu dua pekan.

Ia juga menegaskan bahwa tingkat penularan campak jauh lebih tinggi dibandingkan COVID-19. Berikut Popmama.com siap membahas ulasan selengkapnya. 

1. Campak tingkat penularannya lebih tinggi dibanding COVID-19

pexels/Tima Miroshnichenko

Budi mengatakan bahwa campak menjadi salah satu penyakit dengan tingkat penularan paling tinggi. Sebelumnya, COVID-19 digambarkan sebagai virus yang dapat ditularkan dari satu orang ke dua hingga tiga orang di sekitarnya.

Berbeda dengan campak, penyakit ini justru memiliki tingkat penularan yang jauh lebih besar. Satu orang yang terinfeksi campak dapat menularkan penyakitnya hingga ke-18 orang sekaligus. 

Inilah alasan mengapa campak disebut sebagai penyakit yang sangat mudah menyebar di tengah masyarakat.

"Jadi campak itu adalah penyakit yang paling menular. Kalau dulu COVID-19, ingat pertama kali ada yang namanya reproduction rate. Jadi satu orang nularin ke-2 atau ke-3. Campak itu satu orang bisa nularin ke-18," kata Budi, Kamis (28/8/2025), melansir dari berbagai sumber. 

2. Campak dapat dicegah dengan vaksinasi

Freepik

Meski terbilang sangat menular, campak bisa dicegah melalui vaksinasi. Budi menghimbau masyarakat agar proaktif mengenali gejala campak yang bisa muncul pada anak. 

"Sekarang kan banyak berita-berita WhatsApp mengenai jangan imunisasi, jangan vaksinasi. Teman-teman, itu sangat berbahaya dan jahat. Karena kita lihat sampai meninggal 20 anak, hanya gara-gara masyarakat diteror berita-berita itu," ungkap Budi.

3. Gejala campak pada anak

pexels/cottonbro studio

Campak pada anak biasanya berlangsung sekitar 1–2 minggu. Namun karena tingkat penularannya sangat tinggi, anak yang mengalami gejala sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar mendapat penanganan tepat sekaligus mencegah penyebaran ke orang lain.

Berikut gejala campak pada anak yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Demam tinggi yang biasanya muncul lebih dulu, sering disertai rasa lemas.

  • Batuk, pilek, dan mata merah (konjungtivitis) sehingga anak tampak seperti sedang flu berat.

  • Bercak putih kecil di dalam mulut (Koplik spot), biasanya muncul sebelum ruam di kulit.

  • Ruam kemerahan yang mulai dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh dalam beberapa hari.

  • Nafsu makan menurun, rewel, atau lesu karena kondisi tubuh yang tidak nyaman.

Demikian pembahasan mengenai menkes ungkap campak lebih menular dibanding COVID-19. Hingga saat ini, imunisasi tetap menjadi langkah paling efektif untuk mencegah campak. 

Editorial Team