- Kota Medan
- Deli serdang
- Tapanuli Selatan
- Kota Tebing Tinggi
- Padang Lawas
- Dairi
- Samosir
- Tapanuli Tengah
- Mandailing Natal
- Kota Pematang Siantar
- Padang Lawas Utara
46 Wilayah Indonesia KLB Campak, Mayoritas Anak Positif Tak Imunisasi

- 46 wilayah Indonesia mengalami KLB campak, termasuk DKI Jakarta.
- 18 anak meninggal karena campak, 17 di Sumenep dan 1 di Deli Serdang.
- KLB campak di Sumenep mayoritas tidak mendapatkan imunisasi, padahal penyakit menular ini bisa dicegah dengan imunisasi.
Kasus KLB (kejadian luar biasa) campak yang dilaporkan oleh Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengagetkan. Pasanya di satu wilayah tersebut terdapat lebih dari 2.000 kasus anak positif, dilaporkan pula 17 anak diantaranya meninggal dunia karena penyakit menular ini.
Adapun mayoritas anak-anak yang menderita campak di Sumenep ini karena belum imunisasi. Begitupun bagi anak yang meninggal karena campak di Sumenep, diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman juga tidak pernah mendapatkan imunisasi campak atau lainnya.
Sementara itu, Indonesia sendiri mencatat sedikitnya 23 ribu kasus suspek campak sepanjang 2025. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan 46 wilayah menyatakan KLB campak, termasuk di DKI Jakarta. Total ada 23.128 kasus suspek hingga Agustus 2025.
Kemenkes RI melakukan pemeriksaan pada 20 ribu sampel dan terkonfirmasi 3.444 kasus positif campak.
"Positivity rate kita di 16,6 persen," tutur Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Prima Yosephine, MKM, dalam konferensi pers Selasa (26/8/2025).
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya mengenai 46 wilayah Indonesia KLB campak, mayoritas anak positif tak imunisasi.
1. Daftar 46 wilayah Indonesia tetapkan KLB campak

Sumatera Utara
Sumatera Barat
- Agam
- Agam
- Agam
- Sijunjung
Banten
- Serang
- Kota Tangsel
- Kota Tangerang
- Kota Tangerang
- Tangerang
DKI Jakarta
- Jakarta Barat
- Jakarta Utara
Jawa Barat
- Garut
- Cirebon
Jawa Tengah
- Banyumas
- Kota Surakarta
DI Yogyakarta
- Sleman
Jawa Timur
- Sumenep
- Pamekasan
- Sampang
- Bangkalan
- Kota Surabaya
- Jember
- Sidoarjo
- Lumajang
- Probolinggo
Bali
- Karangasem
Gorontalo
- Boalemo
- Pahuwato
- Kota Gorontalo
Kalimantan Timur
- Kota Balikpapan
- Kota Bontang
Kalimantan Utara
- Nunukan
- Nunukan
Sulawesi Tengah
- Tojo Una Una
Sulawesi Selatan
- Maros
- Gorontalo
- Boalemo
- Pahuwato
- Kota Gorontalo
2. 18 anak meninggal karena campak, 17 orang di Sumenep

Sebelumnya disinggung mengenai total ada 23.128 kasus suspek hingga Agustus 2025. Dari sampel diketahui kalau ada 3.444 kasus positif campak diantaranya. Selama tahun 2025 pula ada 18 anak meninggal dunia karena ini.
Sebanyak 17 kasus berasal dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dan satu kasus di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
3. KLB campak di Sumenep menghebohkan, mayoritas tidak imunisasi

Laporan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep menunjukkan, dari 17 kasus kematian campak, 16 kasus tidak pernah diimunisasi campak dan 1 kasus lainnya baru mendapatkan satu dosis imunisasi campak.
Dari total kasus kematian, 16 kasus berusia 0-4 tahun dan kasus lainnya berusia 5-9 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep Ellya Fardasah dalam keterangan menyebut, selain tidak mendapatkan imunisasi, kasus kematian campak yang ditemukan di Kabupaten Sumenep juga diketahui mengalami komplikasi, seperti bronkopneumonia (88 persen), gastroenteritis akut (GEA) atau peradangan pada saluran pencernaan (35 persen), malanutrisi (6 persen), tuberkulosis (6 persen), dan anemia (6 persen).
Pada seminar media "KLB Campak dan Update Rekomendasi Vaksinasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)", Rabu (27/8/2025), Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs IPT(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI menyebut memang dalam kasus campak bisa menyebabkan kematian pada anak. Hal ini disebkan karena komplikasi yang terjadi dari penyakit campak ini.
"Campak yang sering menyebabkan kematian di kita adalah pneumonia, diare yang tidak teratasi dan dehidrasi berat. Jadi kemungkinan besar yang di Sumenep juga ada underlying deseases yang mendahului disamping status imunitasnya tidak vaksin," jelasnya lewat zoom meeting.
4. Campak penyakit menular tapi bisa dicegah dengan imunisasi

Di Indonesia anak bisa dilindungi dari penyakit campak dengan pemberian imunisasi setidaknya 2 kali. Imunisasi campak perlu diberikan minimal dua dosis saat anak usia 9 bulan dan 18 bulan.
Kemudian, dosis penguat bisa diberikan saat anak usia kelas satu sekolah dasar, biasanya ada Hari Imunisasi sekolah. Tujuannya untuk menguatkan sistem imun tubuh anak terhadap virus campak.
"Satu dosis vaksin campak, anak bisa mendapatkan perlindungan sampai 85 persen. Sementara jika anak mendapatkan dua dosis lengkap, perlindungan yang didapatkan mencapai 97 persen," jelas Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A, Subs TKPS(K), Ketua Satgas Imunisasi IDAI, pada kesempatan yang sama.
Menurut dr. Hartono, kasus di Sumenep menjadi pelajaran agar tidak terulang. Pasalnya campak ini penyakit yang berbahaya untuk anak dan bisa menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.
"Campak itu bisa menyebabkan radang paru-paru, anaknya bisa komplikasi, kejang juga, bisa menyebabkan gangguan kelumpuhan. Itu yang tidak diketahui, diharapkan semua bisa membantu mengkomunikasikan ini agar banyak orangtua sadar. Kalau ini penyakit yang berbahaya sehingga perlu melengkapi imunisasi anak-anak," pungkasnya.
5. Apakah virus campak bermutasi? Ini faktanya!

Membahas mengenai perkembangan virus campak, dr. Edi menyebut kalau belum menemukan mutasi. Namun, virus campak memiliki beberapa genotipe tetapi imunisasi saat ini yakni Vaksin MR (Measles Rubella) sudah bisa melindungi anak dari semua genotipe campak itu.
"Artinya sampai sekarang belum ada laporan mutasi dan dia resistensi. Jadi artinya vaksin saat ini tetap efektif," jelasnya.
Sebagai informasi, WHO mencatat meskipun ada banyak genotipe virus campak hanya memiliki satu serotipe, artinya antibodi terhadap satu genotipe akan melindungi terhadap semua genotipe lainnya.
Itulah tadi informasi mengenai 46 wilayah Indonesia KLB campak, mayoritas anak positif tak imunisasi. Semoga segera tertanggulangi.



















