5 Batasan Jika Marah pada Anak yang Perlu Mama Perhatikan

Marah kepada anak tetap tidak boleh melewati batas, Ma.

27 April 2022

5 Batasan Jika Marah Anak Perlu Mama Perhatikan
Freepik

Membesarkan anak memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang ada kesempatan saat kita lelah atau tidak dapat berpikir jernih dan anak kebetulan melakukan kesalahan sepele.

Ketika sedang lelah, hal sekecil apapun dapat menjadi pemicu amarah yang lebih besar. Jika emosi diluapkan pada anak, maka anak dapat merasa takut atau bahkan hingga trauma berkepanjangan hingga dewasa.

Karena itulah ketika sedang marah sekalipun orangtua tetap perlu menahan diri terutama ketika sedang di depan anak. Di bawah ini Popmama.com merangkum 5 batasan jika marah pada anak yang perlu Mama dan Papa ketahui. Yuk disimak!

1. Ambil waktu untuk menenangkan diri

1. Ambil waktu menenangkan diri
Pexels/Andrea Piacquadio

Seringkali ketika sedang dilanda amarah, Mama dan Papa akan melakukan atau mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak bermaksud untuk diberikan pada anak.

Karena itu, baiknya Mama dan Papa mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri ketika menyadari amarah di dalam diri. Setelah memberikan waktu pada diri sendiri, biasanya kita akan merasa lebih tenang.

Setelah merasa lebih tenang, kita akan dapat mengatur diri supaya tidak marah hingga meledak-meledak pada anak.

Editors' Pick

2. Tidak berteriak pada anak

2. Tidak berteriak anak
Freepik/master1305

Anak umumnya akan merasa takut jika orangtua berteriak padanya. Hal tersebut dapat menjadi rasa trauma tersendiri, terlebih lagi jika hal yang sama terjadi berulang kali.

Selain itu, berteriak pada anak juga belum tentu akan membuat anak menurut. Boleh jadi anak malah menyimpan rasa dendam pada orangtua karena merasa disalahkan, padahal anak belum terlalu memahami apa yang benar dan salah.

Jika Mama dan Papa kelepasan berteriak pada anak, baiknya segera meminta maaf pada anak agar ia mengetahui bahwa tidak sebaiknya orang lain berteriak padanya, termasuk orangtuanya sendiri.

3. Hindari memukul anak

3. Hindari memukul anak
Freepik/peoplecreations

Kalau berteriak pada anak saja sudah berpotensi memberi trauma pada anak, terlebih lagi jika orangtua hingga memukul anak ketika marah.

Anak yang biasa dipukul umumnya akan memukul orang lain pula, karena anak akan meniru perilaku orangtua pada anak.

Namun bukan berarti Mama dan Papa boleh merusak barang di depan anak. Merusak benda yang ada di depan mata ketika sedang marah juga dapat membuat anak takut hingga trauma.

4. Tetap menjaga perkataan

4. Tetap menjaga perkataan
lakesidelink.com

Selain tindakan, anak juga akan meniru perkataan orangtua. Jika orangtua terbiasa mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah ketika sedang marah, anak juga akan meniru kebiasaan tersebut.

Selain itu, anak juga tetap tidak memahami salah yang telah ia perbuat. Jika anak memang melakukan kesalahan, baiknya Mama dan Papa beritahu anak dengan baik dan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

5. Hindari membandingkan anak dengan orang lain

5. Hindari membandingkan anak orang lain
Freepik/peoplecreations

Mungkin akan ada masanya Mama dan Papa merasa iri dengan pencapaian anak lainnya, sehingga terbesit pikiran untuk membanding-bandingkan anak.

Namun, membandingkan anak dengan anak lain yang memiliki pencapaian tertentu malah dapat membuat anak menjadi rendah diri. Anak yang memiliki kepercayaan diri rendah akan berdampak pada pencapaiannya ketika di sekolah ataupun di tempat lainnya.

Jika mau mendorong anak agar dapat memiliki pencapaian tertentu, akan lebih baik kalau Mama menggunakan kalimat yang membangun dan mendorong anak untuk terus mencoba hingga mendapatkan hasil.

5 batasan jika marah pada anak yang perlu Mama dan Papa perhatikan, baik di rumah ataupun di luar rumah. Jika Mama atau Papa memiliki masalah untuk mengatur emosi, sebaiknya segera konsultasikan ke psikolog ataupun psikiater.

Baca Juga:

The Latest