7 Tips Hadapi Kenakalan Anak Usia Balita, Jangan Langsung Memarahi

Wajar kok di usia mereka, Ma. Berikan si Kecil sentuhan kasih sayang ya!

18 November 2021

7 Tips Hadapi Kenakalan Anak Usia Balita, Jangan Langsung Memarahi
Pexels/Arina Krasnikova

Banyak orangtua baru yang mungkin menyebutkan bahwa mengurus bayi adalah hal tersulit yang akan mereka lalui. Namun, tak sedikit juga orangtua yang menyebutkan bahwa usia balita lah, menjadi fase terberat dalam mengasuh anak.

Mengapa demikian? Sebab di usia ini, anak mulai banyak bereksplorasi dan semakin sulit untuk dinasiahti. Alhasil, anak usia balita sering merengek dan menangis ketika sesuatu yang ia inginkan tidak dipenuhi oleh Mama dan Papanya. 

Perilaku anak yang seperti itu tak jarang membuat orangtua menyebutkan bahwa anak tersebut nakal karena tidak mau sabar dan mematuhi ucapan orangtuanya. Padahal, tak ada anak yang terlahir nakal kok, Ma.

Hanya saja, pola asuh yang salah kemudian membuat anak menjadi seperti tersebut. Itulah mengapa penting bagi kita sebagai orangtua untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi anak yang seperti itu.

Sebab saat anak berperilaku tidak baik, memarahinya bukanlah jalan terbaik. Alih-alih memarahi anak, berikut Popmama.com telah merangkum 7 tips menghadapi kenakalan anak usia balita. Tidak perlu langsung memarahinya ya, Ma!

1. Jangan memberikan konsekuensi atau ancaman di saat yang panas

1. Jangan memberikan konsekuensi atau ancaman saat panas
Freepik/master1305

Saat Mama merasa si Kecil bertingkah tidak baik atau nakal, sebaiknya tenangkan diri terlebih dahulu ya. Jangan sampai Mama memberikan konsekuensi atau ancaman ketika sedang panas atau emosi.

Setiap keluarga tentu memiliki aturan tersendiri terkait apa yang diperbolehkan dan tidak, sehingga Mama bisa menerapkan juga konsekuensi yang akan anak dapat ketika ia melanggar hal-hal yang sudah dibuat bersama.

Alih-alih memarahi dan mengancam anak yang justru membuatnya semakin tak terkendali, Mama bisa lebih dulu menenangkan diri untuk mengatasi amarah yang ada pada anak dan juga Mama. Ketika keduanya sudah tenang, barulah bisa saling berkomunikasi dengan lebih baik.

2. Memahami bahwa anak juga memiliki emosi

2. Memahami bahwa anak juga memiliki emosi
Pexels/Ivan Samkov

Tidak hanya orang dewasa yang ingin dipahami, anak usia balita pun juga sama butuhnya, Ma. Seperti yang dilansir dalam laman Kids Health, ketika anak menangis, berteriak adalah salah satu cara yang ia lakukan untuk meluapkan emosinya.

Ketika hal ini terjadi pada si Kecil, maka yang bisa Mama lakukan adalah dengan tidak meneriaki balik anak. Cobalah untuk memahami dan mencari tahu apa yang memicu ia marah, menangis, dan berteriak tanpa sebab.

Lebih lanjut, Mama bisa memeluk anak untuk menenangkannya. Kemudian ajak bicara sambil menatap wajahnya. Melalui cara sederhana ini, maka orangtua akan lebih mudah memahami emosi anak yang tidak stabil.

Editors' Pick

3. Terapkan disiplin sejak dini

3. Terapkan disiplin sejak dini
Freepik

Pentingnya disiplin sejak dini adalah salah satunya untuk membuat anak mengetahui batasan yang ia punya, sehingga anak lebih mudah diatur dan bertangung jawab atau sesuatu yang dikerjakannya.

Begitu pula saat anak nakal, maka Mama dan Papa perlu menerapkan kedisiplinan. Bukan bermaksud menghukum, tetapi untuk memberikan pengertian padanya bahwa setiap tindakan yang dilakukan ada konsekuensi.

Melansir laman WebMd, disiplin adalah mengajarkan anak untuk mengikuti aturan, yang mana bisa menjadi cara baik untuk mengatasi kenakalan. Itulah mengapa penting menerapkan sikap disiplin sejak usia dini.

4. Beri contoh dan batasan pada anak

4. Beri contoh batasan anak
Freepik/Jcomp

Anak adaah peniru ulung orangtuanya. Itulah mengapa kita sebagai orangtua perlu menjadi contoh baik bagi mereka. Sebab apa yang anak lihat dari orangtua, akan ia serap dan tiru di kemudian hari.

Seperti yang dilansir dari Healthy Families BC, seorang anak dipengaruhi oleh dunia sekitarnya, tetapi tindakan dan sikap orangtua mempunyai pengaruh kuat terhadap anak dalam banyak hal, termasuk kenakalan.

Jadi tak hanya memberikan contoh, Mama juga bisa memberikan batasan padanya terkait hal baik dan buruk yang akan dilakukan. Di usia yang belum sepenuhnya mengerti, penting memberi tahu padanya bahwa akan ada konsekuensi yang ia dapat jika melanggar batasan-batasan tersebut.

5. Cobalah untuk lebih memerhatikan anak

5. Cobalah lebih memerhatikan anak
Freepik/Kuprevich

Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga ingin mendapat perhatian dari orang sekitarnya, termasuk orangtua. Terkadang, perilaku nakal yang anak mama tunjukkan bisa jadi karena mereka ingin mendapat perhatian lebih dari Mama dan Papa.

Seperti melansir dari Firstcry Parenting, tidak ada salahnya orangtua bertanya pada anak terkait mengapa dirinya melakukan kenakalan tersebut. Setelah itu, tanyakan juga harus bagaimana untuk menghentikan kenakalannya. 

Dengan melakukan cara sederhana seperti itu, anak merasa ada perhatian dari orangtuanya dan membuatnya menjadi lebih patuh dan mengetahui batasan-batasan yang ada.

6. Memberi waktu pada anak

6. Memberi waktu anak
Freepik/Racool-studio

Saat keinginan anak tak dipenuhi, umumnya mereka akan menangis sambil mengamuk. Kelakuan ini sering kali disebut dengan tantrum. Dilansir Kidshealth, tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak.

Tantrum menjadi cara yang anak lakukan untuk menunjukkan rasa kesal atau frustrasi. Jika tantrum terjadi pada anak, beri waktu padanya untuk meluapkan emosinya. Cobalah tenangkan anak dengan penuh kesabaran.

Meski sering kali membuat Mama dan Papa pusing dan kewalahan, namun jangan sekali-kali menuruti permintaannya karena ia berpikir dengan menangis dan berteriak-teriak, maka semua keinginannya akan mudah didapatkan.

Kuncinya adalah sabar dan beri waktu untuk anak meluapkan emosinya terlebih dahulu. Setelah anak tenang, barulah Mama bisa menjelaskan padanya alasan yang tepat mengapa ia tidak bisa mendapatkan hal yang diinginkannya itu.

7. Sabar dan selalu konsisten

7. Sabar selalu konsisten
Freepik/Jcomp

Menghadapi kenakalan anak usia balita memang perlu kesabaran ekstra. Terlebih bagi orangtua yang ingin mengubah anak mereka yang sudah terbiasa nakal. Tentu butuh kesabaran dan konsistensi, Ma.

Dilansir dari Firstcry Parenting, jangan perlakukan anak secara berbeda setiap hari. Misalnya saat hari ini Mama berlaku tegas, namun esok harinya bersifat lembut, maka anak akan menganggap orangtuanya tidak serius.

Sebab tanpa disadari, anak akan selalu melihat setiap reaksi yang orangtuanya perbuat ketika melakukan sesuatu. Jadi yang harus dilakukan adalah konsisten dalam menerapkan aturan yang harus dipatuhi anak.

Itu dia 7 tips mengahdapi anak usia balita dengan kenakalannya. Perlu diketahui bahwa anak usia balita bagaikan kertas putih yang belum mengetahui baik dan buruk dari suatu perbuatan. Jadi saat si Kecil nakal, jangan langsung memerahi ya, Ma. Berikan anak sentuhan dengan penuh kasih sayang.

Baca juga:

The Latest