7 Kalimat Negatif yang Harus Mama Hindari saat Menghadapi Anak Marah

Daripada melontarkan kalimat negatif yang dapat melukai hati anak, coba ucapkan kalimat positif ini

23 November 2020

7 Kalimat Negatif Harus Mama Hindari saat Menghadapi Anak Marah

Menghadapi anak yang sedang marah atau tantrum terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua.

Jika tidak pandai mengelola emosi dengan baik, Mama atau Papa bisa jadi ikutan marah atau melontarkan kalimat negatif yang mungkin saja bisa melukai hati anak.

Lantas bagaimana cara yang tepat untuk menenangkan anak yang sedang marah?

Berikut ini adalah 10 cara yang diungkapkan oleh Renee Jain melalui popsugar.com yang bisa Mama coba di rumah.

1. Jangan lempar-lempar!

1. Jangan lempar-lempar
parenting.com

Lebih baik katakan : kalau kamu melempar mainanmu, berarti kamu sudah tidak suka lagi ya bermain dengan mainanmu? Kenapa, nak?

Daripada membentak anak, lebih baik ajukan pertanyaan mengapa ia melempar mainannya.

Metode ini membantu anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara yang tidak konfrontatif serta membuka komunikasi diantara Mama dan anak.

Dengan begitu, anak diharapkan mampu menyampaikan alasan dibalik kemarahannya dengan cara yang baik.

2. Jangan ngambek terus

2. Jangan ngambek terus
Freepik

Lebih baik katakan : Mama juga kadang merasa kesal. Oke, menangislah supaya rasa kesalmu hilang.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa berteriak ketika fisik kita sedang merasa kesakitan dapat menginterupsi rasa sakit yang hendak disampaikan ke otak.

Nah, untuk merilis amarah yang dialami si Anak, biarkan ia menangis untuk beberapa saat.

Editors' Pick

3. Awas kalau kamu berani mukul, nanti Mama atau Papa akan...

3. Awas kalau kamu berani mukul, nanti Mama atau Papa akan...
happyyouhappyfamily.com

Lebih baik katakan : Boleh marah asal tidak memukul ya, nak.

Katakan kalimat ini secara tegas, agar anak memahami bahwa boleh saja marah atau meluapkan emosi, namun tidak dengan tindakan seperti memukul.

4. Kamu susah banget diatur

4. Kamu susah banget diatur
Freepik

Lebih baik katakan : Susah sekali dilakukan ya, nak? Yuk, Mama bantu

Ketika anak mama berada dalam fase yang sulit sekali diajak berkompromi atau membantah apapun yang diminta oleh Mama atau Papa, maka cobalah memahami alasan mereka.

Dengan tidak memarahinya, sebaliknya malah menawarkan bantuan, anak akan merasa bahwa orangtua ada di pihak mereka dan ingin melakukan sesuatu untuk tujuan yang sama.

5. Berhenti merengek!

5. Berhenti merengek
parenting.com

Lebih baik katakan : coba ulangi lagi dengan nada bicara yang baik

Terkadang anak tidak menyadari ketika dirinya sedang merengek.

Dia tidak paham bahwa intonasi suaranya berubah saat ia menginginkan sesuatu.

Maka, cobalah minta anak mama untuk mengulangi kalimat dengan nada bicara yang lebih baik, bukan merengek.

6. Nggak usah protes deh!

6. Nggak usah protes deh
Pixabay/ Martakoton

Lebih baik katakan : Mama tau, bisakah kamu memberikan solusi lain?

Daripada ikut-ikutan membentak atau marah, lebih baik Mama mengembalikan pertanyaan kepada anak solusi apa yang ia punya untuk mengatasi protesnya.

Dengan begitu, lain kali anak mama akan berpikir dahulu sebelum mengutarakan protesnya.

7. Berhenti menangis! Kalau enggak, nanti Mama atau Papa akan…

7. Berhenti menangis Kalau enggak, nanti Mama atau Papa akan…
parents.com

Lebih baik katakan : Kamu kenapa? Mama boleh tau apa yang membuatmu menangis?

Mama, perlu diingat bahwa kalimat-kalimat yang menyepelekan anak ketika ia menangis akan membuat hati anak terluka dan ia merasa tidak dihargai.

Hindari mengucapkan kalimat bernada ancaman kepada anak. Sebab hal tersebut akan membuat anak jadi penakut dan merasa tidak disayangi.

Menghadapi anak yang sedang marah tentu tidak mudah.

Namun, perlu diingat bahwa anak-anak memiliki kemampuan memahami serta mengendalikan emosi yang masih sangat rendah.

Oleh sebab itu pahamilah kondisinya dan ajarkan ia untuk mengelola emosinya dengan melakukan hal lain yang bersifat positif.

Itulah 7 kalimat negatif yang harus dihindari orangtua saat marah pada anak. Perhatikan perasaan dan tumbuh kembang emosional si Kecil sebelum mengeluarkan kata-kata yang membebankan mereka.

Baca juga:

The Latest