Lakukan 8 Hal Ini Jika Anak Tidak Mau Mendengarkan

Menghadapi anak yang enggan mendengarkan seringkali menjadi tantangan bagi orangtua

23 April 2024

Lakukan 8 Hal Ini Jika Anak Tidak Mau Mendengarkan
Freepik/pvproductions

Apakah Mama sering merasa frustrasi ketika merasa bahwa anak tampaknya tidak mendengarkan saat Mama berbicara? Ini adalah masalah umum yang dihadapi oleh banyak orangtua di seluruh dunia. Terkadang, tampaknya sulit untuk menarik perhatian anak atau membuat mereka mengikuti instruksi dengan baik. 

Namun, seiring dengan pemahaman yang lebih baik tentang psikologi anak dan teknik-teknik komunikasi yang efektif, ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kemungkinan bahwa anak akan mendengarkan dengan lebih baik. 

Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa hal yang dapat dilakukan jika anak tidak mau mendengarkan. Simak sampai habis ya, Ma!

1. Berbisik jangan berteriak

1. Berbisik jangan berteriak
Freepik/javi_indy

Berbicara dengan suara pelan atau berbisik dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Ketika kita berbicara dengan suara yang pelan, kita secara tidak langsung mengundang anak untuk lebih fokus dan mendengarkan dengan cermat. 

Hal ini dikarenakan suara pelan cenderung memicu rasa ingin tahu yang alami pada anak-anak. Mereka menjadi penasaran tentang apa yang akan dikatakan oleh orang dewasa dengan suara lembut tersebut. 

Selain itu, berbisik juga menarik perhatian anak karena tidak terduga. Ini berbeda dengan berteriak, yang bisa menjadi hal yang biasa dan terkadang mengancam bagi anak-anak. Ketika kita berbicara dengan suara pelan atau berbisik, itu dapat menjadi momen yang istimewa dan unik bagi mereka. 

Mereka mungkin merasa seperti sedang berbagi rahasia atau mendapat perhatian khusus. Hal ini dapat memperkuat ikatan emosional antara orangtua dan anak, sehingga membuat anak lebih termotivasi untuk mendengarkan dengan lebih baik.

Ketika anak merasa tenang dan rileks, mereka juga lebih mungkin untuk membentuk ingatan yang kuat tentang apa yang telah orangtua katakan, sehingga meningkatkan kemungkinan 

2. Menyadari sulitnya menghentikan sesuatu yang menyenangkan demi sesuatu yang kurang menyenangkan

2. Menyadari sulit menghentikan sesuatu menyenangkan demi sesuatu kurang menyenangkan
Freepik

Ketika berurusan dengan anak-anak, sangat penting untuk memahami bahwa mereka cenderung memiliki waktu yang sulit untuk beralih dari aktivitas yang menyenangkan ke tugas atau kegiatan yang dianggap kurang menyenangkan. Hal ini adalah fenomena yang umum terjadi pada anak-anak di berbagai tahap perkembangan mereka. 

Anak-anak cenderung lebih tertarik pada aktivitas yang memberikan mereka kesenangan, seperti bermain, menonton televisi, atau bermain dengan mainan favorit mereka. Ketika mereka sedang asyik dengan aktivitas tersebut, mereka mungkin merasa enggan untuk menghentikan atau mengubah fokus mereka ke sesuatu yang dianggap kurang menyenangkan, seperti membersihkan kamar mereka, mengerjakan tugas sekolah, atau melakukan sesuatu yang memerlukan konsentrasi lebih.

Sebagai orangtua, penting untuk bersikap sabar dan memahami bahwa peralihan dari aktivitas yang menyenangkan ke aktivitas yang kurang menyenangkan membutuhkan waktu bagi anak-anak. 

Jangan terlalu tergesa-gesa atau memaksa mereka untuk langsung beralih tanpa memberikan waktu yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan resistensi dari anak-anak, yang pada akhirnya dapat membuat proses peralihan menjadi lebih sulit.

Sebaliknya, berikan anak-anak waktu yang cukup untuk menyelesaikan apa yang mereka lakukan sebelum meminta perhatian mereka untuk melakukan sesuatu yang lain. Berikan peringatan terlebih dahulu bahwa mereka akan segera perlu beralih fokus, tetapi berikan mereka kesempatan untuk menyelesaikan apa yang mereka lakukan dengan tenang. 

Hal tersebut tidak hanya membantu mengurangi stres dan frustrasi pada anak-anak, tetapi juga memungkinkan mereka untuk merasa lebih terkontrol atas situasi dan meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mendengarkan dengan lebih baik saat Anda meminta mereka melakukan sesuatu yang lain.

3. Bersikap playful dapat meningkatkan kemauan mendengarkan anak

3. Bersikap playful dapat meningkatkan kemauan mendengarkan anak
Freepik

Ada banyak cara untuk bersikap playful dalam interaksi dengan anak-anak. Misalnya, Mama bisa menggunakan permainan kata-kata, teka-teki, atau permainan menyanyi yang melibatkan pesan atau instruksi yang ingin Mama sampaikan kepada mereka. 

Bersikap playful membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat dan akrab antara orangtua dan anak. Ketika kita bermain dan tertawa bersama-sama, kita tidak hanya memperkuat ikatan emosional kita dengan anak-anak, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih positif dan saling percaya. 

Lebih lanjut, bersikap playful dalam interaksi dengan anak-anak juga membantu mengurangi stres dan tekanan yang mungkin mereka rasakan dalam situasi komunikasi. Saat kita menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan, anak-anak merasa lebih rileks dan lebih mampu untuk menerima pesan atau instruksi yang kita sampaikan kepada mereka.

Editors' Pick

4. Berteriak menyebabkan anak untuk menutup diri

4. Berteriak menyebabkan anak menutup diri
Freepik

Berbicara dengan suara yang tenang dan menurunkan diri sejajar dengan anak adalah pendekatan yang sangat efektif dalam membangun hubungan komunikatif yang sehat antara orangtua dan anak. 

Ketika kita berteriak atau meninggikan suara, hal itu dapat menimbulkan perasaan takut, kecemasan, atau ketidaknyamanan pada anak. Mereka mungkin merasa diserang atau tidak dihargai, yang pada akhirnya dapat membuat mereka menutup diri dan enggan untuk terlibat dalam komunikasi.

Dalam situasi di mana anak merasa ditekan atau diserang, mereka cenderung merespon dengan defensif atau menarik diri sebagai mekanisme perlindungan diri. Ini dapat menghambat proses komunikasi dan menyebabkan kesenjangan dalam hubungan orangtua-anak. 

Dengan berbicara dengan suara yang tenang dan menurunkan diri sejajar dengan anak, orangtua menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan mendukung bagi mereka untuk merasa aman dan nyaman dalam berbicara. 

5. Gunakan cara baik namun tegas

5. Gunakan cara baik namun tegas
Freepik

Mencampurkan kebaikan dengan ketegasan merupakan pendekatan yang sangat penting dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Ini menggabungkan elemen empati dan kehangatan dengan kejelasan dan konsistensi dalam memberikan arahan dan batasan. 

Ketika kita menunjukkan kebaikan dalam komunikasi dengan anak, kita menegaskan kepada mereka bahwa kita memperhatikan dan menghargai perasaan mereka. Ini mengirimkan pesan bahwa kita siap mendengarkan mereka dengan penuh perhatian. Dengan demikian, anak merasa lebih aman dan nyaman untuk terbuka dan berbagi pemikiran serta perasaan mereka.

Namun, penting juga untuk tetap konsisten dengan aturan dan batasan yang telah ditetapkan. Ini membantu anak untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka.Konsistensi memberikan struktur yang diperlukan bagi perkembangan anak dan membantu mereka belajar tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan batasan yang ada.

Dengan menggabungkan kebaikan dengan ketegasan, orangtua dapat menciptakan lingkungan yang seimbang di mana anak merasa didukung dan dihargai, sambil tetap memahami batasan dan aturan yang ada. 

6. Mengerti kondisi anak dan menjelaskan dengan pelan

6. Mengerti kondisi anak menjelaskan pelan
Freepik

Mengerti kondisi anak dan memberikan instruksi dengan jelas serta memahami situasi mereka merupakan aspek penting dalam komunikasi orangtua-anak. Ketika orangtua meminta anak melakukan sesuatu, terutama dalam situasi di mana mereka mungkin tidak mendengarkan dengan baik, penting untuk memberikan instruksi yang jelas dan sederhana. 

Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kebingungan dan memastikan bahwa anak benar-benar memahami apa yang diminta dari mereka. Kemudian, ketika anak tidak mendengarkan atau menunjukkan resistensi, penting bagi orangtua untuk mencoba memahami situasi mereka dengan lebih baik. 

Coba untuk melihat dari perspektif anak dan mencari tahu apa yang mungkin mengganggu mereka atau membuat mereka tidak bisa fokus. Mungkin mereka sedang lelah, lapar, atau bahkan memiliki perasaan tertentu yang mengganggu, seperti kecemasan atau kekhawatiran.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk bersikap sabar dan empatik. Cobalah untuk mendekati anak dengan penuh pengertian dan kesabaran, dan menjelaskan dengan lembut mengapa apa yang diminta itu penting atau perlu dilakukan. 

Mama dapat melakukan pendekatan seperti, “Waktunya masuk ke mobil. Mama tahu sulit untuk meninggalkan mainanmu, tapi ayo berpegangan tangan saat berjalan menuju mobil, atau kamu lebih suka Mama menggendongmu?”

7. Bagaimana orangtua berbicara memengaruhi apakah anak akan mendengarkan atau tidak

7. Bagaimana orangtua berbicara memengaruhi apakah anak akan mendengarkan atau tidak
Freepik

Cara orangtua berbicara kepada anak memiliki dampak yang signifikan dalam memengaruhi apakah anak akan mendengarkan atau tidak. Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tetapi juga bagaimana cara itu disampaikan. Berbicara dengan cara yang ramah, menghargai, dan penuh hormat adalah kunci dalam membangun hubungan komunikatif yang kuat antara orangtua dan anak.

Ketika orangtua berbicara dengan cara yang ramah dan menghargai, anak-anak merasa didengarkan dan dihormati saat mereka diajak berbicara dengan cara yang lembut dan empatik. Hal ini membuat mereka merasa nyaman untuk membuka diri, mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka, serta mendengarkan apa yang orangtua katakan.

Selain itu, berbicara dengan cara yang ramah dan menghargai membantu membangun kepercayaan antara orangtua dan anak. Ketika anak-anak merasa didengarkan dan dihargai, mereka lebih mungkin untuk menganggap orangtua sebagai sumber yang dapat dipercaya dan mencari bimbingan dari mereka. 

8. Ingatlah untuk memperhatikan emosi dan perilaku anak

8. Ingatlah memperhatikan emosi perilaku anak
Freepik/Mateus Andre

Memperhatikan emosi dan perilaku anak adalah aspek yang sangat penting dalam proses pengasuhan dan komunikasi orangtua-anak. Setiap anak memiliki perasaan dan emosi mereka sendiri yang dapat memengaruhi perilaku dan respons mereka terhadap situasi tertentu. Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk selalu peka terhadap sinyal-sinyal emosional dan perilaku anak.

Kadang-kadang, ketidakmampuan anak untuk mendengarkan atau berpartisipasi dalam komunikasi dapat menjadi tanda bahwa mereka sedang mengalami kesulitan atau perasaan tertentu yang perlu diperhatikan. 

Mungkin mereka merasa cemas, marah, sedih, atau bahkan kelelahan. Mengabaikan sinyal-sinyal emosional ini dapat mengakibatkan anak merasa tidak didengarkan atau tidak dipahami, yang pada gilirannya dapat memperburuk situasi.

Dalam hal ini, penting bagi orangtua untuk mengambil langkah-langkah untuk memperhatikan dan mengatasi perasaan anak mereka dengan penuh empati dan perhatian. Ini bisa berarti memberikan waktu dan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan dukungan emosional yang mereka butuhkan. 

Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan jika anak tidak mau mendengarkan. Ingatlah bahwa setiap anak adalah unik, jadi cobalah untuk menyesuaikan pendekatan sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian mereka.

Baca juga:

The Latest