Menurut WHO, sedikitnya 15 juta anak-anak di dunia menggunakan vape. Anak-anak bahkan sembilan kali lebih mungkin menggunakannya dibanding orang dewasa. Survei di 123 negara juga menunjukkan 15 juta remaja usia 13-15 tahun telah mencoba atau aktif menggunakan vape.
Penggunaan rokok, baik konvensional maupun rokok elektrik (vape), masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. Rokok elektrik yang dulu dianggap lebih aman dari rokok tembakau, kini terbukti juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Paparan jangka panjang terhadap cairan vape, seperti nikotin, pelarut, dan perasa bisa menyebabkan kerusakan paru hingga kanker.
Meski tidak mengandung tembakau, vape menghasilkan aerosol berbahaya yang dapat merusak jaringan paru-paru, terutama pada anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
Tahukah Mama? Industri tembakau kini menargetkan anak muda dengan meluncurkan produk nikotin baru beraroma manis dan kemasan menarik. Promosinya pun gencar di media sosial, membuat anak semakin penasaran.
Agar Mama bisa lebih waspada, Popmama.com akan mengulas 5 dampak serius vape bagi anak dan remaja
