Ada beberapa deteksi dini yang bisa dilakukan, pertama deteksi keterlambatan perkembangan untuk melihat kondisi fisik anak. Tujuannya untuk mengetahui dan menemukan status gizi kurang/buruk, serta mengidentifikasi masalah pertumbuhan seperti stunting (pendek) atau obesitas.
Cara deteksinya dapat dilakukan dengan cara pengukuran antropometri dari berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan lingkar kepala anak (LKA).
Sementara itu, untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan) seperti gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar dapat dilakukan dengan cara skrining atau pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) dan DDST (Denver Developmental Screening).
Selanjutnya untuk mendeteksi penyimpangan mental dan emosional. Tujuannya agar bisa mengetahui adanya masalah pada mental emosional anak, seperti autisme, depresi, atau gangguan perilaku. Cara ini dilakukan oleh dokter spesialis khusus di rumah sakit dengan menggunakan alat tes atau kuesioner khusus untuk menilai aspek emosional dan perilaku anak.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut tujuan dan fungsi deteksi dini dan evaluasi rutin tumbuh kembang yang biasa dilakukan: