3 Kriteria Game yang Aman untuk Perkembangan Anak Menurut Ahli

Di era digital, penggunaan gadget pada anak-anak memang sudah tak bisa dihindari lagi ya, Ma.
Meskipun kerap dinilai mendatangkan hal negatif untuk anak, nyatanya penggunaan gadget justru bisa memberikan banyak manfaat untuk mempermudah pekerjaan, bahkan membantu perkembangan anak.
Berkaca dari hal tersebut, pemilik akun Instagram @rezandhk atau akrab disapa Eca, seorang Montessori Practitioner, membagikan sebuah unggahan edukasi untuk para orangtua terkait kriteria permainan apa saja yang tetap bermanfaat untuk diberikan pada anak.
Apa saja kriterianya? Berikut Popmama.com rangkumkan 3 kriteria penting agar bermain gadget tetap bermanfaat bagi perkembangan anak.
1. Harus mengaktifkan panca indra tanpa over stimulasi

Menurut Eca, game yang baik untuk anak harus melibatkan panca indra secara aktif, tetapi tidak memberikan stimulasi berlebihan.
Artinya, orangtua sebaiknya memberikan game yang memang didesain seminimalis mungkin untuk anak, misalnya tanpa grafik yang terlalu ramai, tidak ada pop-up iklan, atau hadiah acak yang memicu dopamine rush tanpa interaksi bermakna (seperti membuka kado virtual).
Mama bisa mencoba berbagai jenis game yang dapat mengajak anak melakukan problem-solving, tracing, atau merancang sesuatu dengan umpan balik langsung. Tujuannya agar anak belajar keterampilan baru, bukan sekadar tap-tap layar untuk mendapatkan kepuasan instan.
2. Harus ada control of error dan repitisi yang jelas

Salah satu prinsip dalam ilmu Montessori adalah membiarkan anak menyadari kesalahannya sendiri tanpa selalu diberi tahu orang dewasa. Meskipun pada umumnya, anak juga bisa mencari tahu kesalahannya dengan beberapa clue yang ada.
Itulah mengapa game yang disarankan untuk perkembangan anak adalah yang memiliki "control of error", yaitu sistem yang memberi feedback, clue, atau konsekuensi logis saat anak melakukan kesalahan.
Misalnya, jika anak salah menjawab, game bisa memberikan petunjuk visual atau suara yang membantunya memperbaiki kesalahan.
Nah, dengan adanya hal seperti ini, anak pun bisa belajar melalui pengulangan (repetisi) dan memahami konsep secara mandiri.
3. Fokus pada kemampuan anak

Tak sekadar untuk menghibur anak dan membuat mereka merasakan kepuasan tersendiri saat tap-tap layar gadget, sebuah game juga harus memiliki 'dynamic progression'.
Artinya, game yang edukatif sebaiknya memiliki tingkat kesulitan yang menyesuaikan kemampuan anak. Jadi, semakin anak mahir, tantangan dalam game akan meningkat secara bertahap.
Begitu pula sebaliknya, jika anak masih kesulitan, game akan memberikan materi pengulangan yang harus diselesaikan oleh anak.
Dari ketiga kriteria di atas, Eca menyarankan salah satu game edukasi yang bisa orangtua instal di gadget anak yakni Sekolah Enuma. Aplikasi ini menyediakan 3.000+ aktivitas belajar dan 1.000+ materi video serta buku untuk matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Aplikasi berbasis permainan edukatif ini memang memiliki sistem yang dirancang agar anak bisa berkembang selangkah demi selangkah, menuju pemahaman yang lebih dalam.
Itu dia beberapa kriteria game yang baik untuk perkembangan anak menurut ahli.
Meskipun bisa membantu perkembangan si Kecil hanya dengan satu kali ketukan pada layar gadget, pastikan orangtua untuk selalu mengawasi anaknya saat screen time, ya.
Selain itu, orangtua juga perlu mengimbangi waktu bermain anak dengan aktivitas offline agar perkembangan anak tetap seimbang.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa menambah wawasan untuk diterapkan pada si Kecil di rumah ya, Ma, Pa.