- Tetapkan jam tidur yang konsisten.
- Validasi ketakutan anak, dan tenangkan si Kecil saat sedang takut.
- Sampaikan pada anak kalau Mama akan menjaganya dari semua bahaya tersebut.
5 Hal yang Aneh tapi Normal Dilakukan Anak 5 Tahun
Memahami si Kecil adalah salah satu tantangan terbesar dalam perjalanan orangtua.
Terkadang, perbedaan usia Mama dengan si Kecil yang terpaut jauh menyebabkan Mama tidak bisa sepenuhnya memahami apa yang sedang dirasakan oleh si Kecil.
Bahkan, hal tersebut seringkali diwarnai dengan perubahan emosi yang terlihat ekstrem. Si Kecil bisa tertawa lepas dengan bahagia,dan beberapa saat setelahnya, ia bisa menangis dan mengatakan bahwa dirinya membenci Mama.
Mood swing yang dialami si Kecil adalah hal yang normal bagi anak berusia lima tahun.
Meskipun beberapa perilaku terlihat mengkhawatirkan dan terkesan nakal, Mama harus mengetahui bahwa ada perilaku yang tergolong normal dan dilakukan oleh hampir seluruh anak di dunia saat menginjak usia prasekolah.
Namun, untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal, Mama dituntut untuk memahami hal-hal aneh ini dan penyebab yang membuat si Kecil merasakan emosi kuat.
Di artikel ini, Popmama.com telah merangkum 5 hal yang tidak disukai anak umur tiga tahun. Agar Mama bisa lebih memahami isi hati si Kecil.
1. Takut akan gelap, monster atau bayangan
Mama tentunya pernah mendapati momen di mana si Kecil menunjukan ketakutan terhadap gelap, monster bahkan bayangannya sendiri.
Hal tersebut bukan berarti anak mama adalah seorang penakut. Ketakutan ini adalah fase yang sangat normal dialami oleh anak usia prasekolah.
Dilansir dari Cicinnati Children, sebanyak 45-80% anak di bawah usia 8 tahun takut akan gelap.
Hal ini terjadi karena pada usia 5 tahun, imajinasi anak sedang berkembang dengan sangat pesat, menyebabkan otak anak memikirkan beberapa kemungkinan yang belum tentu benar.
Perkembangan imajinasi yang pesat ini belum diimbangi dengan kemampuan otak untuk berpikir dengan logis.
Untuk membantu si Kecil menghadapi ketakutan ini, berikut beberapa hal yang bisa Mama lakukan:
2. Mengatakan "aku benci Mama!"
Mendengar kata-kata ini dari si Kecil tentu membuat hati Mama terasa hancur. Namun, pernyataan ini adalah bagian normal dari perkembangan emosional anak usia 5 tahun.
Pada usia ini, anak belum sepenuhnya memahami makna kata "benci" dan seringkali menggunakannya untuk mengekspresikan frustrasi atau kekecewaan yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan cara lain.
Si Kecil juga sedang belajar tentang batasan dan mencoba memahami seberapa jauh mereka bisa "mendorong" orangtua sebelum ada konsekuensi. Kata-kata kasar ini adalah cara mereka menguji reaksi Mama.
Yang perlu Mama ingat:
- Jangan mengambil perkataan ini secara personal
- Tetap tenang dan jangan membalas dengan emosi
- Ajarkan anak cara mengekspresikan perasaan dengan lebih tepat
- Berikan contoh nyata dengan mengatakan hal seperti "kayaknya kamu sedang kesal karena tidak boleh main game lagi"
3. Bersikap bossy dan suka melawan perkataan semua orang
Anak 5 tahun seringkali menunjukkan sikap sok berkuasa dan senang memberi perintah kepada orang lain, termasuk orangtua. Mereka juga cenderung melawan hampir semua instruksi yang diberikan.
Perilaku ini sebenarnya menunjukkan perkembangan yang positif. Si Kecil sedang mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian.
Mereka mulai menyadari bahwa mereka adalah individu yang terpisah dari orangtua dan ingin menguji batas-batas kekuasaan dirinya.
Fase melawan ini juga bagian dari proses belajar anak untuk berpikir kritis dan tidak hanya mengikuti perintah tanpa bertanya.
Tips menghadapi sikap bossy si Kecil:
- Berikan pilihan untuk memberi anak rasa kontrol
- Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten
- Puji ketika mereka kooperatif
- Ajak berdiskusi mengapa suatu aturan penting
4. Mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan toilet sebagai candaan
"Pup!", "Pipis!", "Pantat!" adalah kata-kata yang seringkali menjadi bahan lelucon yang tak ada habisnya bagi anak 5 tahun.
Si Kecil bisa tertawa terbahak-bahak hanya karena mendengar atau mengucapkan kata-kata tersebut.
Humor toilet ini adalah bagian normal dari perkembangan kognitif anak. Pada usia ini, mereka mulai memahami bahwa ada kata-kata tertentu yang dianggap nakal atau tabu, dan hal ini memberi mereka sensasi tegang ketika mengucapkannya.
Selain itu, anak usia 5 tahun juga masih dalam tahap mengeksplorasi tubuh mereka dan fungsi-fungsinya, sehingga topik-topik seperti ini menarik bagi mereka.
Cara menghadapi fase ini:
- Jangan berlebihan dalam merespons, karena reaksi berlebihan justru akan membuat mereka terus melakukannya
- Tetapkan batasan kapan kata-kata ini boleh dan tidak boleh diucapkan
- Alihkan perhatian ke humor yang lebih tepat
- Jelaskan dengan sederhana tentang sopan santun dalam berbicara
5. Menonton tontonan yang sama berulang-ulang
Mama mungkin sudah hapal di luar kepala dialog film favorit si Kecil karena mereka memutarnya berkali-kali. Kebiasaan menonton ulang ini sangat umum terjadi pada anak usia 5 tahun.
Repetisi memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. Ketika mereka menonton sesuatu yang sudah familiar, anak bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, dan hal ini memberi mereka rasa kontrol.
Menonton berulang juga membantu anak memproses dan memahami cerita dengan lebih mendalam. Setiap kali menonton, mereka mungkin menangkap detail baru yang sebelumnya terlewat.
Yang perlu Mama lakukan:
- Sesekali tawarkan alternatif tontonan baru
- Diskusikan tentang cerita yang si Kecil tonton
- Batasi waktu menonton secara keseluruhan
- Gunakan kesempatan ini untuk bonding dengan si Kecil
