Agresi atau Kecemasan: Kenali Penyebab Perilaku Buruk Balita

Penting untuk mengetahui penyebab perilaku buruk sebelum menganggap anak punya sifat "agresif"

22 Februari 2022

Agresi atau Kecemasan Kenali Penyebab Perilaku Buruk Balita
Pexels/Stephen Andrews

Sebagai orangtua, Mama bisa melihat perkembangan anak melalui banyak fase dalam kehidupannya. Kebahagiaan mendapatkan mainan baru, air mata karena jatuh dari sepeda, dan terkadang juga kemarahan.

Setiap anak memiliki cara unik untuk mengekspresikan kemarahannya. Beberapa duduk dan cemberut dalam diam, sementara yang lain mengungkapkannya dengan kata-kata. Namun, ada kalanya perilaku mereka mulai melampaui batas. Berteriak, menggigit, menendang dan berkelahi.

Biasanya, ketika anak-anak lebih sering mengekspresikan kemarahan, mereka dicap sebagai 'agresif' atau 'anak-anak pemarah'. Tetapi agresi bukanlah satu-satunya alasan mengapa anak bisa berperilaku seperti ini. Kecemasan seringkali dapat menutupi dirinya sebagai agresi.

Lantas, apakah perilaku balita disebabkan oleh agresi? Atau ia mengalami kecemasan? Untuk mengetahui penyebabnya, yuk simak informasi seputar "Agresi atau Kecemasan: Kenali Penyebab Perilaku Buruk Balita" yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!

1. Balita masih sulit untuk mengenali kecemasan dan mengendalikannya

1. Balita masih sulit mengenali kecemasan mengendalikannya
Pexels/Allan Mas

Seperti yang disebutkan sebelumnya, agresi bukanlah satu-satunya alasan mengapa balita bisa berperilaku buruk. Namun juga ada kecemasan.

Bahkan sebagai orang dewasa, Mama mungkin sulit untuk mengenali gejala dan mengendalikan kecemasan, jadi ketika anak-anak mengalami emosi ini, mereka sering tidak mengerti apa yang harus dilakukan.

Ketika memikirkan kecemasan, Mama selalu berpikir tentang ketakutan, menarik diri dari situasi sosial dan tidak berbicara. Namun itu tidak selalu terjadi.

2. Ketika cemas, memicu respons "fight atau flight" pada otak anak

2. Ketika cemas, memicu respons "fight atau flight" otak anak
Freepik

Kecemasan terjadi ketika bagian otak kita, amigdala, merasakan hormon penyebab masalah seperti adrenalin meningkat di dalam tubuh, sehingga memicu respons fight (lawan) atau flight (lari) kita. Respon melawan atau lari ini sangat penting untuk menjaga manusia tetap hidup dan sehat.

Otak yang cemas juga sama kuat dan sehatnya dengan yang lain, tetapi hanya sedikit melindungi dirinya sendiri. Pada saat respons "melawan atau lari" diaktifkan, alih-alih melarikan diri dari situasi kecemasan, otak memilih untuk bertarung melawannya.

Tidak banyak waktu bagi kesadaran untuk menilai apakah perilaku itu benar atau tidak, yang anak dan kita lakukan hanya ingin melindungi diri sendiri.

3. Anak yang cemas percaya bahwa emosi baru berbahaya baginya

3. Anak cemas percaya bahwa emosi baru berbahaya baginya
Freepik

Bukan hal yang mengherankan lagi jika balita mengalami banyak hal baru dalam kehidupan sehari-hari, bertemu orang baru, mencoba hal baru, ia melalui beberapa emosi dalam satu hari.

Mengalami emosi ini memungkinkan mereka untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat yang mampu membentuk hubungan yang baik dan melakukan tugas dengan lebih baik.

Untuk anak-anak yang cemas, setiap langkah baru, emosi baru dapat memicu amigdala untuk percaya bahwa itu berbahaya, dan mengaktifkan respons "melawan atau lari". Tanggapan anak dalam perjuangan untuk melindungi dirinya sendiri dapat dianggap sebagai agresi dari orangtua.

Editors' Pick

Cara Mengatasi Anak yang Agresif atau Mengalami Kecemasan

Tidak ada kata terlambat bagi para orangtua untuk mengenali tanda-tanda ini dalam perilaku anak. Ketika Mama sudah mengetahui bahwa apakah anak memiliki kepribadian agresif atau hanya mengalami kecemasan, jangan khawatir.

Masih ada harapan untuk mengatasi masalah perilaku buruk pada anak. Mama dapat memberikan bantuan yang anak butuhkan, yaitu seperti:

1. Memahami alasan perilaku buruk anak

1. Memahami alasan perilaku buruk anak
Freepik/Artfolio

Memahami bahwa alasan perilaku buruk anak bisa menjadi kecemasan adalah yang penting. Si Kecil tidak sengaja mencoba mengganggu Mama atau orang lain di sekitarnya, ia mungkin menghadapi emosi yang lebih kuat sendiri dan tidak dapat membicarakannya.

Anak-anak membutuhkan orangtua mereka untuk menjadi teman yang mendukung dan menjadi orangtua yang membimbing mereka melalui kehidupan. Agar dapat membantu anak, penting bagi Mama untuk memahami mereka dengan mendengarkannya.

2. Menjelaskan pada anak apa itu kecemasan dan bersikap terbuka tentang pemahaman ini

2. Menjelaskan anak apa itu kecemasan bersikap terbuka tentang pemahaman ini
freepik/katemangostar

Cara paling ampuh untuk membantu balita mengatasi kecemasan adalah dengan menjelaskan, Mama dapat berbicara dengan anak tentang kecemasan. Pastikan bahwa penjelasan Mama sesuai dengan usia anak.

Mama juga bisa menjelaskannya dengan bantuan boneka atau buku cerita yang menunjukkan karakter yang cemas. Jangan khawatir, meskipun dianggap masih terlalu muda, balita sangat menerima topik baru. 

Ia adalah pembelajar yang cepat dan potensi pemahamannya tidak terbatas. Ketika anak dapat berhubungan dengan ajaran, ia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik.

Bersikaplah terbuka tentang hal ini, buat anak merasa nyaman hingga akhirnya ia akan mengerti.

3. Bekali anak dengan keterampilan yang tepat

3. Bekali anak keterampilan tepat
Freepik/seventyfour

Saat anak perlahan mulai memahami kecemasan, penting juga baginya untuk mengetahui apa yang harus dilakukan jika merasa cemas.

Sebagai langkah permulaan Mama dapat mengajarkan si Kecil latihan pernapasan, cara ini selalu dapat menenangkan otak yang cemas. Jika anak sudah bisa berhitung, minta ia untuk menghitung 1 hingga 10 dan tarik napas ketika merasakan emosi.

Mama juga dapat mengajarinya 5 trik, yang dibagi menjadi 5 hal yang dapat anak lihat, 4 hal yang dapat dirasakan, 3 hal yang dapat disentuh, 2 hal yang dapat dicium, dan 1 napas yang dalam. Latihan ini dapat membantu mengalihkan fokus anak dari topik kecemasan, dan membuat anak kembali tenang serta baik-baik saja.

3. Meminta bantuan anggota keluarga atau terapis anak

3. Meminta bantuan anggota keluarga atau terapis anak
Freepik

Jika Mama merasa si Kecil tidak terlalu nyaman untuk membicarakan kecemasannya, carilah bantuan dari orang lain. Mama dapat meminta anggota keluarga terdekat agar anak merasa nyaman atau bahkan terapis anak untuk berbicara dengannya.

Terkadang banyak orangtua yang merasa tersinggung menganggap bahwa merekalah penyebab anak mengalami kecemasan dan menjadi marah, tetapi Mama harus mengingatkan diri sendiri bahwa emosi anak-anak sangat halus. Mama tidak selalu bisa mengharapkan anak tahu apa yang harus dilakukan.

Jika tips di atas tidak berhasil, ingat juga bahwa si Kecil sedang belajar dan pasti membuat kesalahan. Sebagai orangtua, yang bisa Mama lakukan hanyalah membiarkan anak mengalami emosi ini secara mandiri dan membimbingnya untuk mengekspresikan perasaan  secara sehat.

Menangani anak-anak kecil dapat membuat kewalahan, tetapi jika sabar dan memerhatikan alasan yang mendasari perilaku buruknya, Mama akan dapat mengatasinya.

Baca juga:

The Latest