6 Kesalahpahaman Umum yang Terjadi saat Anak Agresif atau Berulah

Jangan langsung mengomeli atau memberi hukuman pada anak ya, Ma!

3 Oktober 2022

6 Kesalahpahaman Umum Terjadi saat Anak Agresif atau Berulah
Freepik/Alf061

Anak yang belum bisa berbicara dengan jelas seringkali sulit menyampaikan apa yang dipikirannya dan apa yang dirasakannya. Hal ini membuat komunikasi Mama dan anak menjadi terganggu, pesan anak yang tidak tersampaikan dan kesalahpahaman dari apa yang Mama tangkap.

Pesan yang tidak tersampaikan tersebut kadang membuat anak berulah karena marah. Namun penting untuk diingat bahwa kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat, jika diungkapkan dengan cara yang sesuai.

Tetapi jika anak bergumul dengan luapan amarah hingga menjadi agresif, mungkin Mama justru berpikir sebaliknya dan memiliki pandangan negatif pada anak. Tak jarang omelan bahkan hukuman bisa diberikan.

Sebelum memberikan omelan atau hukuman pada anak, Popmama.com akan membahas apa yang terjadi pada anak ketika marah hingga berulah. Yuk disimak!

1. Saat anak tidak sopan

1. Saat anak tidak sopan
Freepik/9nong

Ketika Mama melihat anak berperilaku tidak sopan, seperti memukul, menggigit, menendang, dan melemparkan barang, mungkin Mama langsung memarahinya dan berpikir bahwa anak mama memang tidak sopan.

Namun, yang sebenarnya terjadi mungkin ada kebutuhan dasar biologis, sensory atau inderawi anak yang perlu dipenuhi. Sebagai solusi awalnya, Mama dapat memberikan beberapa sensory toys atau mainan yang melatih inderawi anak seperti bola-bola, dan lain-lain.

2. Anak berkata kasar

2. Anak berkata kasar
Freepik/Wavebreakmedia

Bukan rahasia umum lagi jika beberapa anak saat ini seringkali mengikuti ucapan-ucapan kasar. Walaupun Mama dan keluarga mungkin sangat berhati-hati dalam berbicara di depan anak, ada beberapa penyebab lainnya seperti tayangan televisi dan paparan media sosial.

Pada akhirnya anak berbicara kasar walaupun tidak mengerti apa maksudnya. Sebelum memarahi anak, yang sebenarnya terjadi adalah anak mama mungkin merasa tidak nyaman dan kesulitan saat menyampaikan apa isi hatinya.

Anak mempelajari cara penyampaian yang tidak tepat setelah menyaksikan tayangan-tayangan di televisi atau di media sosial. Maka dari itu penting bagi Mama untuk menyaring tayangan di televisi dan di media sosial, serta menjelaskan pada anak bagaimana cara menyampaikan pesan dengan baik dan sopan.

Editors' Pick

3. Anak bersikap agresif

3. Anak bersikap agresif
Freepik/Bilanol

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak berperilaku agresif, seperti faktor biologis, mendapat perilaku kekerasan, gangguan belajar, perselisihan keluarga, dan lain-lain. Ketika sulit mengontrol anak, Mama mungkin berpikir merasa kurang tegas menjadi orangtua yang tidak bisa mendisiplinkan anak.

Tetapi Ma, yang sebenarnya terjadi anak saat ini sedang berlatih mengontrol dan mengelola dirinya sendiri serta mengatur emosinya. Hal ini juga bisa terjadi karena anak belum tahu bagaimana cara menyampaikan pesannya dengan tepat, sehingga ia bersikap agresif.

Sebaiknya, bicarakan pada anak tentang perasaan yang dialaminya. Ajarkan pada anak nama-nama emosi, sehingga ketika anak merasakan hal tersebut, ia bisa memberi tahu Mama dan menjauhi perilaku agresif.

4. Saat anak berulah untuk mencari perhatian

4. Saat anak berulah mencari perhatian
Freepik/Galinkazhi

Ketika anak berulah, seringkali Mama berpikir bahwa anak sedang mencari perhatian saja. Namun jangan justru dibiarkan ya Ma! Karena pada saat itu, anak mungkin merasa tidak dipahami, tidak didengar, atau pun didukung.

Jika menurut Mama anak sedang mencari perhatian, rangkul anak dan ajak ia berbicara dengan nyaman dan tenang. Tanyakan apa yang mengganggunya dan ajak anak untuk mencari solusinya bersama.

5. Saat anak ngambek dan semau-maunya sendiri

5. Saat anak ngambek semau-mau sendiri
Freepik arlee.p

Ada kalanya anak ingin bermain sendiri dan tidak mau diganggu oleh siapapun termasuk Mama. Jika diganggu anak menjadi marah. Mungkin yang Mama lihat dan pikirkan anak menjadi sangat rewel dan semau-maunya sendiri.

Sebaliknya, jika anak merasa ingin sendiri dan rewel, ia justru ingin merasa terkoneksi dengan orangtuanya lho! Perasaan ngambek ini terjadi ketika anak sebenarnya ingin bermain bersama Mama namun tidak mendapatkan perhatian dari Mama.

6. Ketika Mama merasa ada yang salah dengan anak

6. Ketika Mama merasa ada salah anak
Freepik/bearfotos

Perkembangan dan pertumbuhan setiap anak berbeda, walaupun mungkin Mama telah mengerahkan segala usaha agar anak bisa tumbuh kembang secara optimal. Hal inipun seringkali didasari dengan membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya.

Sehingga banyak orangtua yang merasa bahwa “ada yang salah” dengan anaknya. Perlu diketahui bahwa keterampilan dan kemampuan otak anak mengalami pertumbuhan, dan prosesnya membutuhkan waktu agar terlihat hasilnya.

Nah itulah beberapa hal yang seringkali menimbulkan kesalahpahaman antara orangtua dan anak ketika berulah, marah, atau agresif. Seperti yang Mama ketahui, apa yang terlihat di mata seringkali berbeda dengan apa yang terjadi.

Jadi sebaiknya, jangan langsung memberikan omelan atau hukuman pada anak sebelum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, karena dibalik perilaku anak mungkin ada pesan yang belum tersampaikan yang harus diketahui.

Baca juga:

The Latest