Balita Juga Bisa Stres, Apa Saja Tanda dan Penyebabnya?

Seringkali tak disadari,beberapa situasi bisa menyebabkan balita alami stres

13 April 2024

Balita Juga Bisa Stres, Apa Saja Tanda Penyebabnya
Freepik/patriciaperezra

Dibandingkan dengan masa dewasa, masa kanak-kanak itu menyenangkan, bukan? Belum tentu ya Ma!

Si Kecil mungkin tidak berurusan dengan semua masalah yang dimiliki orang dewasa, tetapi anak-anak kecil dapat dan memang bisa menjadi stres. 

Balita adalah waktu yang istimewa dan menyenangkan ketika sejumlah besar pertumbuhan fisik, emosional, dan kognitif terjadi. Dengan semua perubahan yang terjadi pada tubuh dan pikirannya, balita seringkali sensitif terhadap dunia di sekitarnya dan cenderung merasa stres.

Agar stres tidak berlangsung lama dan berdampak bagi tumbuh kembang anak, penting untuk mengenali apa saja tanda dan penyebab stres pada balita yang paling umum.

Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tanda dan penyebab stres pada anak balita. Yuk simak!

Apa Tanda-Tanda Ketika Balita Mengalami Stres?

Apa Tanda-Tanda Ketika Balita Mengalami Stres
Freepik/obeyleesin

Dilansir dari Parents, setiap anak unik dan inilah yang membuat mereka menunjukkan tanda-tanda stresnya sendiri. Sehingga orangtua perlu waspada terhadap perilaku dan tindakan yang tidak biasa atau mencurigakan.

Usia balita belum mencakup berbagai tingkat perkembangan bahasa, sehingga tanya jawab yang bermakna tentang stresnya mungkin tidak realistis, tetapi hanya dengan mendengarkan komentar dan kata-kata atau mengamati perilaku, dapat memberikan petunjuk signifikan tentang adanya stres.

Tanda-tanda berikut mungkin menunjukkan bahwa anak merasa stres:

  • Kebiasaan tidur dan makan yang teratur tiba-tiba berubah
  • Perubahan emosi, seperti menunjukkan tanda-tanda sedih, lekat, menarik diri, atau marah
  • Meningkatnya tangisan atau amukan
  • Mimpi buruk dan ketakutan pada waktu tidur
  • Timbulnya penyakit fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut
  • Muncul tics yang berkaitan dengan cemas, batuk, atau gerakan tubuh
  • Ketergantungan yang sering pada kebiasaan, seperti mengunyah rambut atau mengisap jempol
  • Perubahan buang air besar

Meskipun gejala-gejala ini tidak selalu menunjukkan stres, mereka bisa berhubungan dengan perilaku buruk, kebiasaan atau pertumbuhan. Jika perilaku balitamemburuk, itu bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih.

Jika ada kekhawatiran bahwa perilaku anak menjadi lebih ekstrem, penting bagi orangtua untuk meminta nasihat dari seorang profesional.

Setelah mengetahui apa saja tanda-tanda balita yang mengalami stres, berikut adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan stres pada balita. Yuk simak!

1. Kecemasan akan perpisahan

1. Kecemasan akan perpisahan
Freepik/Artfolio

Untuk balita muda, kesadaran yang berkembang padanya adalah, pengasuh utama adalah seseorang yang memberikan perlindungan utama pada mereka terhadap ancaman. Hal ini menciptakan naluri seorang untuk menjaga pengasuh agar tetap dekat bersamanya.

Apakah anak sedang belajar berjalan atau memulai prasekolah dengan periode perpisahan yang lebih lama, balita mungkin merasa cemas.

"Meskipun kecemasan perpisahan seringkali merupakan respons yang sehat saat mengalami perpisahan, itu juga bisa menjadi reaksi terhadap stresor. Ketika ada stresor hidup, toleransi anak-anak terhadap frustrasi lain cenderung turun." ujar Rene Hackney, Ph.D., seorang psikolog perkembangan dan pendiri Parenting Playgroups and Parenting by Dr. Rene

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kemelekatan, kesulitan dengan perpisahan, atau kegugupan karena jauh dari pengasuh utama.

Editors' Pick

2. Perubahan besar dalam keluarga

2. Perubahan besar dalam keluarga
Freepik/liuntova

Perubahan besar dalam keluarga seperti kematian, perceraian, orangtua yang kehilangan pekerjaan, atau rumah baru, dapat membuat balita stres.

"Kombinasi dari emosi yang meningkat, jadwal yang terganggu, dan rutinitas yang tidak biasa, dapat membuat bahkan anak yang paling santai pun merasakan ketegangan," kata Elizabeth Pantley, penulis The No-Cry Separation Anxiety Solution.

Bahkan perubahan positif, seperti kelahiran saudara kandung, bisa membuat stres. Hal ini karena balita harus menyesuaikan diri dengan cara hidup yang berbeda dalam rumah tangga. Artinya, jika ada dampak signifikan pada cara hidup seorang balita, maka stres dapat terjadi.

3. Pelatihan toilet

3. Pelatihan toilet
Freepik/maryna-auramchuk

Dr. Hackney mengatakan pada Parents, bahwa ketika latihan toilet berjalan dengan baik, itu cenderung hanya menjadi transisi tonggak sejarah.

"Namun, itu menjadi stresor ketika orangtua mendorong balita sebelum ia siap, ketika seorang anak berteriak bahwa dia tidak ingin latihan, dan ketika orangtua marah padanya karena itu." tambahnya.

Jika belajar menggunakan pispot mulai terasa seperti masalah disiplin, evaluasi kembali kesiapan balita. Secara tidak langsung, si Kecil mungkin mencoba memberi tahu Mama bahwa sekarang bukan waktu yang paling efektif untuk mempelajari keterampilan baru ini, bahkan jika Mama mengharapkannya.

Semakin lama perjuangan, semakin besar stresnya. Alih-alih khawatir, konsultasikan dengan dokter anak, temukan info ahli secara online, atau baca buku tentang masalah ini.

4. Peristiwa dunia yang tak terduga

4. Peristiwa dunia tak terduga
Freepik

Peristiwa besar yang menakutkan, seperti bencana alam, penembakan di sekolah, dan serangan teroris, atau paparan berita kekerasan pada acara berita di televisi dapat mempengaruhi balita.

Bahkan paparan film atau iklan menakutkan yang tidak disengaja di televisi dapat memengaruhi anak. Tak hanya orangtua, stres akibat peristiwa besar yang tak terduga ini bisa menimbulkan stres pada anak-anak.

Untuk itu, penting bagi Mama dalam mengawasi tayangan atau situasi menakutkan dan kekerasan di sekitar lingkungan anak setiap hari.

5. Jadwal harian yang padat

5. Jadwal harian padat
Freepik/patriciaperezra

Anak-anak hidup di masa sekarang dan senang meluangkan waktu untuk mengalami dunia di sekitar mereka. Sehingga, menjadwalkan anak untuk kegiatan yang berbeda atau terburu-buru dari satu tempat ke tempat lain dapat menciptakan stres.

Jika agenda orangtua atau daftar tugas yang sibuk, mengabaikan ritme anak dalam menikmati dunianya, stres cenderung terjadi.

Nah itulah informasi seputar tanda dan penyebab stres pada anak balita. Ketika si Kecil menunjukkan beberapa tanda di atas, atau sedang mengalami beberapa stresor, memberikan perhatian ekstra dengan pelukan dan ciuman setiap hari dapat memberikan apa yang dibutuhkan balita untuk merasa nyaman dan menyesuaikan diri.

Apakah stresor itu negatif atau positif, kasih sayang dari orangtua dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan pengaturan diri anak. Memungkinkannya untuk menjadi lebih fleksibel dan tahan terhadap perubahan.

Baca juga:

The Latest