5 Latihan Mudah untuk Mendorong Keterampilan Anak Disleksia

Yuk Ma, bantu keterampilan membaca dan menulis anak

1 April 2021

5 Latihan Mudah Mendorong Keterampilan Anak Disleksia
Freepik/Uflypro

Disleksia adalah kondisi umum yang memengaruhi cara otak memproses bahasa secara lisan dan tertulis. Namun, kondisi ini terutama terkait dengan kesulitan membaca, dan banyak spesialis serta pendidik yang menyebutnya sebagai "gangguan membaca".

Sangat penting untuk segera mencari pengajaran atau bantuan dan dukungan khusus disleksia jika Mama menyadari anak memiliki kondisi ini.

Tetapi jangan khawatir dulu Ma, karena ada beberapa latihan sederhana untuk anak yang menderita disleksia yang bisa dilakukan langsung dari rumah.

Berikut Popmama.com akan membahas 5 kegiatan mudah namun efektif yang dapat Mama lakukan dengan anak yang menderita disleksia untuk meningkatkan keterampilannya.

Baca terus ya, Ma!

1. Melatih suku kata dan fonem

1. Melatih suku kata fonem
Freepik/Burdun

Latihan ini terdiri dari mengidentifikasi berapa suku kata dalam satu kata atau frase. Luangkan waktu untuk duduk bersama anak dan minta ia memberi tahu Mama berapa suku kata yang dimiliki sebuah kata, kemudian ulangi setiap suku kata, dan hitung bersama dengan angka juga.

Dengan cara ini, anak akan mendengar, mengulangi, dan mempelajari bentuk kata yang benar.

Langkah selanjutnya yang dapat Mama lakukan adalah mempraktikkan pemenggalan fonem. Mama dapat membacakan suatu kata dengan lantang untuk anak, dan biarkan ia mengidentifikasi berapa banyak suara vokal dalam satu suku kata atau kata.

Editors' Pick

2. Suku kata hilang

2. Suku kata hilang
Freepik/Tirachardz

Memisahkan suku kata bisa sangat mudah bagi orang dewasa, tetapi bagi anak yang menderita disleksia, ini bisa menjadi tantangan.

Untuk mempraktikkan aktivitas ini, Mama dapat meminta anak untuk menghilangkan suku kata tertentu dari sebuah kata.

Berikut contoh yang bisa digunakan: Apa yang tersisa jika menghapus suku kata kedua dari kata “membaca”?

Berapa suku kata? 3 suku kata

Dibagi menjadi suku kata: Mem-ba-ca

Apa yang tersisa? Mem-ca

3. Penggantian suku kata

3. Penggantian suku kata
Freepik/Jes2ufoto

Ada banyak latihan yang memperkuat pengetahuan artikulasi dan fonologi anak. Penggantian suku kata adalah latihan yang mirip dengan nomor dua. Mama dapat melatih anak untuk mengganti suku kata tertentu dari kata apa pun dengan kata lain.

Contoh: Ganti suku kata ke-3 dari kata "Me-na-ra" dengan suku kata pertama dari kata "ri-ang". Maka jika benar, anak akan menjawab kata "Me-na-ri".

Latihan alternatif lain yang dapat Mama lakukan dengan penggantian suku kata adalah mengidentifikasi suku kata mana yang diulangi dalam dua atau lebih kata yang berbeda.

Misalnya, huruf atau suku kata mana yang terdengar sama di "traktor", "kantor", dan "kalkulator"? Jawabannya adalah suku kata "tor".

4. Mencari rima yang sama

4. Mencari rima sama
Freepik

Berima adalah salah satu kegiatan kesadaran fonologis yang ampuh bagi anak yang menderita disleksia dalam mempelajari hubungan bunyi huruf.

Cobalah membaca buku bergambar atau puisi dengan banyak rima bersama anak. Setelah menemukan kalimatnya, pikirkan kata lain yang berima untuk mendorong anak mempraktikkan kesadaran fonologisnya sendiri.

Salah satu contoh rima adalah:

Bukit-bukit itu membiru dari jauh

Laut itu pun membiru dari jauh

Mereka terlihat sama

Walaupun berbeda

Dengan contoh di atas, mendorong anak bisa menemukan kata lain dengan huruf belakang H atau A.

5. Bernyanyi

5. Bernyanyi
Freepik/Tan4ikk

Irama dan rima, ditambah melodi dapat membuat proses belajar menjadi lebih mudah. Bernyanyi adalah puisi yang diiringi musik, dan anak mama tentunya akan menyukai kegiatan ini.

Menyanyikan lagu bisa sangat berguna dalam membantu anak memahami konsep suku kata. Bernyanyi adalah cara yang sangat efektif untuk menjadi lebih sadar akan urutan suku kata dan bunyi.

Nah itulah beberapa latihan yang mendorong anak penderita disleksia untuk meningkatkan keterampilannya. Namun, selain melakukan cara di atas, pengobatan disleksia yang paling efektif adalah deteksi dini.

Disleksia tidak dapat disepelekan atau diabaikan, dan anak yang menderita kondisi ini mungkin membutuhkan pendidikan khusus. Perhatian yang diberikan sejak usia muda dapat membuat perbedaan yang lebih baik di masa depan.

Baca juga:

The Latest