Dongeng Anak: Gajah yang Angkuh dan Sombong

Dongeng ini mengandung pesan untuk lebih berempati dan rendah hati

6 Mei 2024

Dongeng Anak Gajah Angkuh Sombong
Freepik/wirestock

Mendongeng ialah kegiatan yang mengasyikkan jika dilakukan bersama anak-anak. Menyampaikan kisah dengan melibatkan penyampaian cerita secara lisan, sering kali dengan memanfaatkan intonasi suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kadang-kadang properti untuk menambah dramatisasi dan daya tarik cerita.

Aktivitas mendongeng memiliki peran penting dalam tradisi lisan dan budaya di berbagai masyarakat di seluruh dunia. Selain menyajikan hiburan, mendongeng juga memiliki nilai edukatif yang besar, membantu mendukung perkembangan bahasa, imajinasi, dan pemahaman moral pada pendengar, terutama anak-anak.

Ada banyak ragam dongeng yang bisa Mama eksplor. Salah satunya, dongeng berjudul Gajah yang Angkuh dan Sombong. Dongeng ini menceritakan tentang seekor Gajah bertubuh kekar dan kuat, tetapi memiliki sifat buruk angkuh dan sombong.

Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum dongeng Gajah yang Angkuh dan Kesepian yang tentu bisa Mama bacakan kepada si Kecil.

Simak dongeng anak kali ini, yuk!

1. Sang Gajah yang kekar dan kuat sedang jalan-jalan di hutan

1. Sang Gajah kekar kuat sedang jalan-jalan hutan
Freepik/wirestock

Di sore yang cerah dan penuh bunga berguguran, muncullah seekor gajah yang memiliki tubuh kekar nan kuat. Gajah itu sedang berjalan-jalan ria di sekitar hutan. Di keluarganya, sang Gajah terkenal sebagai hewan yang tegas.

“Jalan sekitar hutannya bagus. Tapi sayang, hewan-hewan yang melewati jalan ini tak sebesar dan sekekar tubuhku, hahaha,” ujar Gajah sambil tertawa.

Dengan kepercayaan dirinya yang tinggi, Gajah mampu melewati hewan-hewan lain secara cepat. Hewan lain takut dengan cepatnya gerak si Gajah, hewan-hewan itu memilih untuk mengalah ke tepi jalan supaya tak mengganggu jalannya Gajah.

“Nikmatnya melewati jalan seperti ini, aku ini sudah seperti raja saja, ya, hahaha,” cakap Gajah.

Editors' Pick

2. Sang Gajah bertemu dua ekor rusa

2. Sang Gajah bertemu dua ekor rusa
Freepik/wirestock

Di tengah perjalanannya, sang Gajah bertemu dua ekor rusa. Rusa itu bernama Cia dan Ciu. Mereka saling berteman, mereka adalah rusa yang biasa melewati jalan sekitar hutan itu, bisa dibilang mereka hafal setiap jengkal jalan di hutan.

Seketika, gajah yang sedang asyik berjalan dengan tenang itu terusik dengan keberadaan Cia dan Ciu yang tepat berada di depan hadapan gajah. Meskipun sisi jalan kosong, sang Gajah tak mau melewati sisi jalan lain, gajah hanya mau tetap di tengah-tengah jalan.

Cia dan Ciu mengetahui di belakangnya ada seekor gajah. Meski begitu, Cia dan Ciu memilih untuk tak menepi dan melanjutkan perjalanannya. Sang Gajah yang merasa terhalangi pun meraung sambil mengangkat belalainya, berharap kedua rusa itu minggir ke tepi jalan.

Raaarrrnngg,” raung Gajah.

3. Kaki Ciu terkilir karena sang Gajah

3. Kaki Ciu terkilir karena sang Gajah
Freepik/wirestock

Cia dan Ciu yang mendengar raungan gajah di belakangnya itu acuh dan tetap pada lajurnya. Cia dan Ciu berprinsip, meskipun tubuh mereka kecil, mereka tak akan gentar oleh hewan lain yang mengusiknya.

Karena kesal, sang Gajah pun akhirnya menerobos Cia dan Ciu. Mereka pun jatuh dan sedikit terinjak oleh gajah. Dengan perasaan tak bersalah, gajah kembali melanjutkan perjalanannya.

“Aduh, sakit sekali. Hei gajah, lain kali kamu bisa kok menggunakan sisi jalan untuk mendahului kita,” teriak Cia kepada gajah.

“Cia, kamu bisa bantu aku? Kakiku terkilir, rasanya sakit sekali,” ujar Ciu.

Gajah itu tiba-tiba berhenti dan memulai pembicaraan dengan kedua rusa. 

“Aku tak mau minggir, kalian lah yang minggir. Tubuhku kekar dan besar, aku hanya ingin berjalan di sisi tengah jalan,” tegas gajah.

Dengan perasaan yang sakit, Cia dan Ciu pun kecewa atas perlakuan si Gajah yang kasar. Mereka masih tak menyangka gajah akan menyakitinya, saat itu juga kedua bola mata Cia dan Ciu berkaca-kaca.

4. Sang Gajah tersesat di hutan dan tak tahu arah jalan pulang

4. Sang Gajah tersesat hutan tak tahu arah jalan pulang
Unsplash/Geranimo

Setelah peristiwa itu, sang Gajah asyik berjalan di sekitar hutan hingga larut malam.

Gajah tak menyadari hari sudah larut, bahkan tak terpikir olehnya untuk kembali pulang. Perasaan hatinya hanya senang karena bisa leluasa berjalan tanpa hambatan.

Singkat cerita, Gajah pun sadar kalau ia sudah berjalan jauh di hutan hingga larut malam. Gajah ingin kembali pulang karena di hutan sudah turun hujan, alhasil Gajah pun berjalan arah pulang.

Tetapi, hujan semakin lebat dan disertai petir-petir yang menggelegar. Sang Gajah panik, ia berjalan penuh ketakutan. Tak disangka, Gajah lupa arah jalan pulang, tetapi ia melanjutkan terus berjalan.

Hanya sendiri dan tak ada hewan lain, sang Gajah mengetahui kalau dirinya telah tersesat di hutan. Gajah langsung menghentikan perjalanannya, dan berlindung di pohon rindang berharap tak disambar petir.

Karena ketakutan, gajah sedih dan akhirnya menangis di bawah lindungan pohon rindang itu. Saat itu, Gajah teringat apa yang sudah diperbuatnya kepada rusa Cia dan Ciu. Gajah pun menyesal atas perbuatannya.

Huhuhuu, aku menyesal atas perbuatanku, sekarang aku harus menerima konsekuensinya, huhuhu,” tangis gajah.

Makna dan Pelajaran yang dapat Diambil

Makna Pelajaran dapat Diambil
Unsplash/Bisakha Datta

Dari dongeng Gajah yang Angkuh dan Sombong, terdapat beberapa pelajaran yang dapat diambil. Dongeng ini mengajarkan di dalam hidup itu janganlah bersikap angkuh dan sombong, angkuh dan kesombongan hanya akan mendatangkan malapetaka di masa depan yang kita tak tahu akan terjadi.

Dari seekor Gajah yang kekar dan kuat, kita mesti belajar rasa empati satu sama lain. Di dalam kehidupan nyata, ketika anak belajar untuk tidak sombong, mereka lebih cenderung memahami perasaan dan pengalaman orang lain. Mereka akan lebih peka terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain, sehingga dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling menguntungkan.

Sombong sering kali menjadi akar dari konflik antarindividu. Ketika anak belajar untuk tidak sombong, mereka lebih mungkin untuk menghargai keberagaman dan menghindari konflik yang tidak perlu dengan orang lain.

Itulah, dongeng anak Gajah yang Angkuh dan Sombong. Semoga melalui dongeng ini, Mama bisa memberikan pelajaran hidup dan pengajaran fondasi moral kepada anak. Mulai dari memelihara rasa empati, mendorong kerendahan hati, dan mampu membangun kerja sama yang baik dengan orang lain.

Baca juga:

The Latest