5 Bentuk Hukuman yang Perlu Dihindari pada Anak, Bisa Bikin Trauma!

Jika ingin menerapkan reward and punishment, Mama perlu lebih berhati-hati ya!

18 Februari 2022

5 Bentuk Hukuman Perlu Dihindari Anak, Bisa Bikin Trauma
Pexels/cottonbro

Untuk dapat membentuk perilaku anak sedari dini, orangtua kerap kali menerapkan konsep reward and punishment atau memberikan hadiah dan hukuman. Cara ini biasanya akan membantu menguatkan perilaku positif dengan memberikan hadiah, lalu mencoba menghilangkan perilaku negatif dengan hukuman.

Konsep ini memang banyak digunakan oleh sebagian orangtua, namun kita perlu lebih berhati-hati agar hukuman yang diberikan pada anak justru tidak memberikan dampak traumatis padanya.

Sebab jika salah, bukan perilaku negatif anak yang hilang, justru Mama akan menambahkan rasa trauma atau dapat membuat perilakunya bertambah parah.

Nah, berikut ini Popmama.com rangkumkan beberapa bentuk hukuman yang perlu orangtua hindari saat menghukum anak.

1. Hukuman asal yang tidak mendidik

1. Hukuman asal tidak mendidik
Pexels/Allan Mas

Saat anak berbuat perilaku negatif yang menjengkelkan, orangtua tanpa sadar memberikan hukuman secara asal yang spontan dilakukan. Meski niatnya untuk menghilangkan perilaku negatif tersebut, namun hukuman asal yang tidak mendidik justru perlu Mama hindari.

Misalnya, menghukum anak untuk berdiri cukup lama karena tidak mau mendengarkan orangtuanya. Cara seperti ini sama sekali tak akan mendorong anak untuk lebih mendengarkan ucapan orangtua, justru bisa membuatnya merasa kesal karena dibuat berdiri dengan waktu yang lama dan membuat kakinya terasa pegal.

Jadi sebelum memberikan hukuman pada anak, ada baiknya Mama dan Papa mempertimbangkan terlebih dahulu apakah hukuman tersebut sifatnya mendidik anak agar lebih positif, atau justru malah sebaliknya.

Editors' Pick

2. Hukuman tanpa mendengarkan penjelasan anak

2. Hukuman tanpa mendengarkan penjelasan anak
Freepik/user3222645

Tak hanya orangtua, anak pun punya hak untuk menjelaskan dan didengarkan. Untuk itu, memberikan hukuman hanya dari sisi lain saja adalah hal yang perlu dihindari. 

Misalnya saat sedang bermain dengan temannya, anak dilaporkan memukul teman lain dengan cukup keras. Apa yang akan Mama lakukan saat mendengar laporan tersebut? Biasanya berakhir menghukum anak, bukan?

Jika mendengar dari sisi temannya saja memang anak kita jelas salah, Ma. Namun, cobalah untuk memberi anak kesempatan tentang perilaku yang lakukan tersebut. Misalnya anak melakukannya untuk membebaskan diri karena perundungan, tentu anak tidak sepenuhnya salah, bukan?

Oleh karena itu, apa pun kesalahan yang anak lakukan, cobalah untuk mendengarkan penjelasan dari sisi mereka sebelum memberikan hukuman ya, Ma.

3. Hukuman yang menimbulkan luka fisik maupun psikis

3. Hukuman menimbulkan luka fisik maupun psikis
Pixabay/publicdomainpictures

Hukuman lain yang perlu dihindari adalah hukuman yang dapat menimbulkan luka fisik mau pun psikisnya. Jika anak sudah merasa seperti ini, tandanya hukuman yang diberikan berlebihan dan tidak tepat untuk mengubah perilakunya.

Baik luka fisik mau pun psikis yang dialami semasa kecil, biasanya akan sulit anak lupakan saat dewasa nanti. Ia akan terbayangkan dengan ingatan buruk pada hukuman tersebut. Akibatnya, bonding yang dibangun antara anak dan orangtua pun semakin merenggang karena tak merasa aman dengan perlakuan orangtuanya.

Untuk itu, senakalnya anak mama, cobalah untuk memberikan penjelasan dan hukuman yang lebih bijak. Jangan sampai hukuman yang diberikan justru berpengaruh pada pola pikir anak saat dewasa nanti.

4. Hukuman tanpa dibarengi penjelasan orangtua

4. Hukuman tanpa dibarengi penjelasan orangtua
Freepik/seventyfour

Saat anak melakukan kesalahan yang tak ia sadari, orangtua kerap kali langsung memberikannya hukuman tanpa penjelasan. Hukuman seperti ini lah yang perlu dihindari, Ma.

Anak pasti akan merasa kebingungan jika tiba-tiba mendapat hukuman. Sehingga hal penting yang perlu dilakukan sebelum menghukum anak adalah memberikan penjelasan atau perbuatan anak dan dampak dari perbuatan tersebut.

Dengan menjelaskan terlebih dahulu, anak pun akan memahami dan mempunyai alasan mengapa ia harus mengubah perilaku buruk yang dilakukan sebelumnya.

5. Hukuman dengan penerapaan yang tak konsisten

5. Hukuman penerapaan tak konsisten
Freepik/Karlyukav

Maksud dari hukuman dengan penerapan tak konsisten adalah seperti ini, misal saat anak A berbuat salah dan mendapat hukuman, lalu anak B yang berbuat salah justru orangtua melunak. Saat melihat ini, anak A tentu akan merasa dianaktirikan, Ma.

Bukannya memperbaiki perilaku anak, justru melihat adanya perbedaan yang tak konsisten ini akan semakin membentuk pemberontakan atas ketidakadilan tersebut. Alhasil, anak pun bisa lebih parah dari perilaku sebelumnya.

Itulah mengapa orangtua perlu menerapkan konsep reward and punishment secara benar pada seluruh anak. Jangan sampai niat baik Mama untuk membentuk perilaku positif, justru malah berdampak buruk padanya kelak nanti.

Itulah beberapa hukuman yang perlu orangtua hindari dalam mendidik anak. Hukuman itu sifatnya boleh untuk diberikan kok, Ma. Hanya saja harus mengetahui batasan agar anak mengerti hukuman yang diberikan adalah untuk membantu menghilangkan perilaku negatif yang dilakukannya.

Semoga bermanfaat dan bisa jadi pemahaman baru untuk Mama sekalian, ya!

Baca juga:

The Latest