Kelaparan Meningkat saat Pandemi, Orangtua Rela Tak Makan Demi Anak
37% orangtua di AS mengaku harus melewatkan makan agar bisa memberi makan anak-anak mereka
21 Desember 2020
![Kelaparan Meningkat saat Pandemi, Orangtua Rela Tak Makan Demi Anak](https://image.popmama.com/content-images/post/20201218/asia-jordan-world-food-programme-jaleljpg-a6ef57faf5748f762eeacafa107cdb8e.jpg?width=40&height=auto)
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di tengah pandemi yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan lantaran terkena dampak adanya pandemi Covid-19. Hal ini tentu berdampak pula pada kondisi pangan masyarakat berbagai dunia.
Meningkatknya jumlah kelaparan akibat pandemi Covid-19 membuat sejumlah negara mendesak adanya penguatan sistem pangan. Pemerintah diharapkan agar terus memproduksi dan mendistribusikan makanan guna membantu menghidupi kehidupan yang berdampak akibat pandemi ini.
Dilansir dari Allrecipes.com, survey yang dilakukan oleh Two Good Yogurt pada 2000 orang Amerika di bulan Oktober menunjukkan bahwa tahun 2020 menjadi masa terberat dalam permasalahan pangan.
Adanya krisis pangan yang terjadi akibat pandemi, membuat banyak orangtua rela menahan rasa lapar demi tetap memberikan makanan yang layak dan cukup kepada anak-anak mereka.
Berikut informasi lengkapnya yang telah Popmama.com rangkum berdasarkan informasi yang dilansir dari Allrecipes.com.
Editors' Pick
1. Banyak orangtua melewatkan makan demi anaknya
Dari data yang didapat Two Good, terdapat data memilukan yang membuat banyak orang merasa tersentuh sekaligus merasa harus banyak bersyukur.
Sebanyak 37% masyarakat di Amerika dilaporkan sering melewatkan makan atau menahan rasa lapar mereka agar tetap memastikan anak-anaknya mendapat asupan yang bisa dimakan.
Selain itu, kira-kira setengah dari mereka yang disurvei mengaku tak memiliki cukup uang untuk membeli makanan. Tercatat 35% juga mengatakan bahwa mereka bahkan dimana mencari makan selanjutnya.
2. Covid-19 membuat tingginya krisis pangan
Menurut data dari survei OnePoll, empat dari sepuluh responden mengatakan bahwa Covid-19 menjadi kondisi yang menandai pertama kalinya mereka mengalami tingkat krisis pangan.
79% dari mereka menyebutkan bahwa mereka berjuang demi mendapatkan berbagai bantuan di amsa yang sulit ini. Tak hanya itu, mereka menyebutkan adanya kesenjangan antara jumlah bantuan yang mereka butuhkan dengan bantuan yang disediakan.