Manfaat Balance Bike dalam Melatih Kedisiplinan Anak

Anak jadi memiliki tanggung jawab atas apa yang harus dilakukan demi mencapai tujuan

20 Mei 2024

Manfaat Balance Bike dalam Melatih Kedisiplinan Anak
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Salah satu cara efektif untuk melatih kedisiplinan sejak dini adalah melalui penggunaan balance bike. Ya, sepeda tanpa pedal yang digunakan sebagai keterampilan dasar berkendara sepeda kepada anak-anak ini juga memiliki manfaat tambahan dalam membentuk pola pikir dan sikap disiplin mereka.

Hal ini juga yang dirasakan Dian Budi, pengurus dari komunitas Balance Bike Depok (BLADE) yang juga memiliki seorang anak bernama Rawikara, yang aktif mengikuti kegiatan dalam komunitas balance bike tersebut.

Dalam wawancara ekslusif Popmama Talk Episode 11, Papa Dian menyebutkan, bahwa adanya kegiatan balance bike ini membuat putranya semakin bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Bisa jadi inspirasi bagi para orangtua lain, yuk simak apa saja manfaat balance bike dalam melatih kedisiplinan anak menurut Dian Budi, dalam rangkuman yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.

1. Komunikasi antara anak dan orangtua

1. Komunikasi antara anak orangtua
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Salah satu manfaat balance bike yang dirasakan oleh Dian Budi, selaku orangtua Rawikara, adalah adanya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Seperti yang diceritakan Papa Dian saat mengajak anaknya untuk mengikuti kompetisi yang akan dilakukan di Thailand beberapa waktu lalu.

"Artinya ketika kita sepakat, ada rewards dan punishment yang jelas. Contohnya Rawi mau kompetisi di Thailand, di situ ada training untuk persiapan ke Thailand itu. Saya tanya mau nggak, ok mau. Kalau mau nanti mau hadiah apa kalau menang, dia pengen gurita goreng di Thailand," ujar Papa Dian menceritakan salah satu contoh kedisiplinan sang anak.

Jadi, maksud dari cerita Papa Dian di atas adalah ketika sang anak sudah menyepakati apa yang telah mereka diskusikan bersama, maka putranya yang masih berusia 4 tahun itu akan bersungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan hadiah atas perjanjian yang akan diberikan sang Papa.

"Jadi ada rewards yang jelas, ada punishment yang jelas juga," sambung Papa dari Rawikara.

Editors' Pick

2. Anak belajar bertanggung jawab

2. Anak belajar bertanggung jawab
Freepik

Tak hanya membangun komunikasi yang lebih baik antara anak dan orangtua, adanya kegiatan balance bike yang diikuti oleh Rawi dalam komunitas BLADE juga membuatnya belajar lebih bertanggung jawab atas apa yang perlu ia lakukan.

Kembali diceritakan oleh sang Papa, ia bersama putranya akan membuat rinician apa saja yang harus dikerjakan setiap hari melalui kesepakatan yang sudah mereka setujui bersama sebelumnya.

"Ketika itu (sudah sepakat), kita breakdown lagi per harinya, ketika nggak dijalanin batal ya berarti rewards-nya," ujar Papa Dian menjelaskan.

Tak sekadar hadiah dalam jangka panjang yang sudah disepakati, balance bike yang dilakukan Rawi juga membuatnya bertanggung jawab dalam kegiatan sehari-hari.

Misalnya saat latihan jalan kaki yang ia dan Papanya lakukan rutin setiap hari, jika dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan rutin, Rawi pun kerap mendapat hadiah sederhana yang bisa membuatnya senang.

"Misai sehari treadmill lah, ketika selesai saya ajak jalan-jalan ke taman gitu. Jadi hadiahnya gak selalu mewah, naik motor keliling komplek itu juga happy. Biasanya itu dia yang ngomong, yang dia bayangin, bukan (hadiah) apa yang besar," sambung Papa Dian menjelaskan.

3. Pentingnya rewards and punishment saat anak ikut kompetisi

3. Penting rewards and punishment saat anak ikut kompetisi
Freepik

Seperti dijelaskan oleh Dian Budi, selaku Papa dari Rawi yang aktif berkegiatan balance bike bersama BLADE, adanya rewards and punishment yang diterapkan olehnya kepada sang anak ini rupanya sangat memengaruhi semangat anak dalam mengikuti kompetisi.

Meski usianya masih 4 tahun, Rawi cukup dikenal banyak orang karena kemampuan dan kegigihannya dalam kegiatan balance bike, yang membuat namanya banyak menjuarai berbagai kompetisi.

"Rawi ikut kompetisi udah cukup banyak, seminggu rata-rata itu sekali dan udah dua tahun lebih ini yang artinya udah ratusan kompetisi. Alhamdulillah hampir sekitar 98% selalu mendapat medali atau piala, juara berapa pun itu dapat," cerita Papa Dian kepada tim Popmama.com.

Keberhasilan Rawikara dalam mengikuti ratusan kompetisi sejak usia 2 tahun tentunya tak lepas dari dukungan orangtua, serta pentingnya rewards and punishment yang diterapkan sang Papa agar membentuk perilaku dan motivasi anak.

    4. Anak jadi lebih disiplin dengan pendekatan rewards and punishment

    4. Anak jadi lebih disiplin pendekatan rewards and punishment
    Freepik/pch.vector

    Dengan adanya pendekatan menggunakan hadiah dan hukuman ini, anak pun akan lebih termotivasi untuk bisa memenangkan kompetisi dan mendapatkan hadiah yang telah disepakati sebelumnya dengan orangtua.

    Tak hanya itu, mendapatkan hadiah atas prestasi mereka dapat membantu membangun kepercayaan diri anak dan membuat mereka merasa diakui dan diperhatikan, yang pada gilirannya meningkatkan keyakinan mereka dalam kemampuan mereka sendiri.

    Selain hadiah, adanya hukuman yang disepakati bersama juga membuat anak belajar bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka. Anak juga akan belajar bahwa jika mereka melanggar aturan atau berperilaku tidak sportif, mereka akan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan agar lebih disiplin.

    Tujuan utama dari pendekatan ini haruslah untuk mendukung perkembangan anak, bukan untuk menghukum atau menghargai mereka secara tidak adil. Jadi, tetap utamakan komunikasi terbuka dengan anak-anak tentang alasan di balik hadiah atau hukuman juga sangat penting agar mereka memahami konsekuensi dari tindakannya.

    Itu dia manfaat balance bike dalam melatih kedisiplinan anak, ala Papa Dian dan Rawikara. Semoga informasinya bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi para orangtua yang ingin mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan balance bike.

    POPMAMA TALK EP. 11 - Komunitas Balance Bike Depok (BLADE)

    Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
    Senior Editor - Novy Agrina 
    Editor - Onic Metheany 
    Host - Wahyuni Sahara
    Content Writer - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana & Ninda Anisya 
    Social Media - Irma Erdiyanti & Hashifah Dzati  
    Design - Aristika Medinasari 
    Photographer - Krisnaji Iswandani  
    Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto  
    Stylist - Putri Syifa Nurfadilah  
    Makeup Artist -  Putri Syifa Nurfadilah  
    Wardrobe - Pomelo Fashion

    Baca juga:

    Popmama Star

    Popmama Talk: Komunitas Balance Bike Depok (BLADE)
    Popmama Star

    Popmama Talk: Komunitas Balance Bike Depok (BLADE)

    Ulik Rahasia Melatih Disiplin dan Fokus Anak

    The Latest