Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Kakak beradik laki-laki sedang bermain bersama di outdoor
Freepik

Intinya sih...

  • Bermain adalah bahasa utama anak untuk memahami dunia

  • Kebutuhan bermain harus terpenuhi untuk regulasi emosi dan kreativitas optimal

  • Orangtua perlu memberi kesempatan bermain tanpa intervensi yang berlebihan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bermain bukan hanya aktivitas biasa. Justru bermain adalah aktivitas utama anak dalam memahami dunia. Dari bermain, anak membangun regulasi emosi, kemampuan sosial, kreativitas, hingga kepercayaan diri.

Dua ahli perkembangan anak, Bunga Tiku M, S.Psi. sebagai certified play & creative art therapist, dan Glori Telos, S.Psi., M.Psi, Psikolog dalam talkshow "Bermain & Bertumbuh Bersaama: Rahasia Anak Bahagia dari Sisi Psikologi & Play Therapy" pada Festival Bermain Anak 2025 bersama Playplus Indonesia, Sabtu (29/11/2025) menegaskan bahwa bermain adalah fondasi yang tidak boleh terlewatkan dalam masa golden age.

Popmama.com merangkum pandangan mereka tentang makna bermain, peran keluarga, hingga bagaimana orangtua bisa mendampingi anak secara efektif. Berikut apa kata pakar Sekolah Kak Seto: bermain adalah kunci utama anak tumbuh optimal.

1. Bermain adalah satu-satunya bahasa anak

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

"Bermain itu serius dan bermakna, ia bukan aktivitas tanpa tujuan," tutur Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi.

Bermain bukan sekadar aktivitas pengisi waktu, tetapi proses alami anak untuk menyerap bahasa baru, mengolah emosi, dan memahami dunia.

Ia menjelaskan bahwa secara neuroscience, bermain mengaktifkan berbagai sel otak yang berperan dalam kognisi, emosi, dan kreativitas. Di masa golden age, stimulasi melalui bermain membantu pertumbuhan otak yang optimal.

Sementara itu, Psikolog Glori Telos menambahkan bahwa usia 3–6 tahun adalah fase eksplorasi. Pada usia ini, anak belajar lewat pengalaman langsung, membangun kreativitas, melatih motorik, serta menyelesaikan masalah.

"Dengan bermain, mereka akan mengenal sesuatu yang baru. Maka ini kenapa disebut usia menjelajah, bermain akan melatih kreativitas dan manfaatnya ini sangat bermakna." Tuturnya.

2. Ketika kebutuhan bermain terpenuhi atau tidak terpenuhi

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi menekankan bahwa bermain adalah aktivitas universal. Anak tidak harus memiliki banyak mainan untuk bisa bermain. Kesempatan lebih penting daripada fasilitas.

Jika kebutuhan bermain tidak terpenuhi, anak dapat kehilangan stimulasi untuk:

  1. Regulasi emosi

  2. Kemampuan berpikir

  3. Kemampuan sosial

  4. Kreativitas

Di beberapa kasus, minimnya kesempatan bermain bisa membuat anak lari ke aktivitas pasif seperti gadget. Psikolog Glori Telos menegaskan bahwa kurangnya bermain dapat berdampak pada emosi yang fluktuatif dan keterampilan sosial yang minim.

"Orangtua sebagai agen yang paling dekat dengan anak harus mendampingi sekaligus memberikan kebebasan. Bermain itu nggak haarus ada mainan, segala hal di sekelilingnya bisa dijadikan medium permainan sekreativitas anak," jelas Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi.

3. Membersamai anak, bukan hanya hadir secara fisik

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

Kedua narasumber sepakat bahwa pendidikan orangtua bukan hanya peran ibu. Ayah memiliki fungsi yang sama penting, terutama dalam memberikan rasa aman, bimbingan, dan kelekatan.

Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi. mengingatkan bahwa dalam rutinitas yang sibuk, hadir secara lahir dan batin selama 10–15 menit setiap hari sudah cukup memberikan dampak besar. Waktu ini harus digunakan untuk benar-benar terhubung dengan anak tanpa distraksi.

"Peran orangtua ini snagat penting sekali ya, memberikan fungsi dampingan dan bimbingan untuk menghadirkan rasa aman. Dalam proses bermain akan lahir komunikasi dua arah yang akan melatih kemampuan komunikasinya di lingkungan sosial, mendengar secara reflektif dan memperluas kemampuan berbahasanya. Aktivitas bermain akan meningkatkan relasi yang hangat antar anak dan orangtua maupun dengan lingkungannya nanti," tegas Psikolog Glori Telos

Adapun esalahan umum orangtua dalam aktivitas bermain anak:

  1. Terlalu mengintervensi permainan anak

  2. Meminta anak mengikuti arahan orangtua

  3. Tidak memvalidasi emosi anak

  4. Terlalu permisif atau terlalu otoriter

4. Bermain sebagai sarana ekspresi, orangtua sebagai coregulasi

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

Bagi anak, bermain adalah satu-satunya cara untuk mengekspresikan diri. Di situ mereka mempraktikkan:

  1. Melatih kesabaran saat menemukan masalah
    Dari sini, orangtua dapat membantu "memberi label/nama" pada setiap emosi yang anak rasakan. Misalnya, bahagia, sedih, marah, dan kecewa.

  2. Toleransi terhadap frustrasi

  3. Kemampuan mencari solusi

Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi. menegaskan pentingnya coregulasi, yaitu ketika orangtua membantu anak menenangkan diri lewat contoh, bukan ceramah.

“Kesabaran itu dilatih, bukan dituntut. Anak belajar sabar dari contoh orangtuanya. Maka, orangtua harus menerima dan menghargai bahwa anak sedang tidak sabar, dan sulit meregulasi apa yang mereka rasakan. Coregulasi adalah kunci utama untuk membersamai perasaan anak,” tutur Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi.

Di sisi lain, Psikolog Glori Telos mengingatkan bahwa tantangan dalam bermain membantu anak belajar bahwa kesulitan bukan alasan untuk marah, tetapi momentum untuk berpikir.

5. Jenis permainan yang memantik kreativitas anak

Popmama.com/Sekar Gadis Biantara

Menurut Play Therapist Bunga Tiku M, S.Psi., konsep anything can be anything membuat anak kreatif secara alami. Barang apa pun bisa menjadi mainan. Terpenting adalah pengalaman eksplorasi.

Sedangkan Psikolog Glori Telos menekankan bahwa seluruh rumah dapat menjadi sarana bermain. Termasuk aktivitas sederhana seperti:

  1. Merawat hewan peliharaan

  2. Membantu pekerjaan rumah

  3. Mengikuti kegiatan yang terjadwal

Aktivitas ini membangun disiplin, tanggung jawab, serta kemampuan berbahasa dan komunikasi.

Hal ini didukung penuh oleh bebagai program inisiasi dari komunitas Playplus Indonesia. Sebuah komunitas pelestarian permainan tradisional anak Indonesia. Setiap tahunnya dalam Festival Bermain Anak, komunitas ini menghadirkan ruang bermain untuk anak mengeksplorasi mainan-mainan tradisional.

Dalam acaranya terakhir, komunitas ini menghadirkan berbagai lomba seperti mewarnai, menari, dan menyanyi. Sekaligus menyediakan pagelaran permainan tradisional seperti pin suit, balap karung, sumenda, bakiak, gangsing, congklak dan permainan tradisional lainnya secara gratis untuk umum.

Dari sini, anak akan dikenalkan berbagai permainan tradisional dan meningkatkan kemampuan bersosialnya serta sebagai sarana bonding bersama Mama dan Papa.

6. Fondasi anak tumbuh bahagia

Freepik

Dua ahli merumuskan bahwa anak tumbuh bahagia ketika ia:

  1. Diberi kesempatan memimpin permainan

  2. Tidak terlalu sering diinterupsi

  3. Divalidasi emosinya

  4. Didampingi tanpa diatur berlebihan

  5. Diberi batasan yang masuk akal

“Izinkan anak memimpin, bukan kita yang mengambil alih,” pesan Psikolog Glori Telo

Wah! ternyata bermain berdampak sangat krusial dan luar biasa, ya! Itulah apa kata pakar Sekolah Kak Seto: bermain adalah kunci utama anak tumbuh optimal.

Editorial Team