Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
7 Alasan Kenapa Bayi Harus Sering Digendong sang Papa (3).jpg
Pexels/Josh Willink

Intinya sih...

  • Ayah merupakan peletak dasar kemampuan intelektual dan kognitif anak.

  • Ketika anak terlibat dalam aktivitas yang dipandu Ayah, mereka belajar menimbang pilihan dan konsekuensinya.

  • Kehadiran Ayah yang konsisten memberi rasa aman pada anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sering kali figur Papa dianggap sebagai pencari nafkah saja, sementara pengasuhan menjadi fokus ibu. Padahal, keterlibatan Papa dalam pengasuhan memiliki dampak besar pada perkembangan anak. Peran Papa tidak sekadar hadir fisik atau ikut bermain sesekali tetapi terlibat secara emosional, memberi perhatian, dan memahami kebutuhan anak dari hari ke hari.

Kehadiran Papa yang responsif dan hangat mampu menjadi fondasi penting bagi perkembangan emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan sosial anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang memiliki hubungan dekat dengan Papa cenderung memiliki perilaku lebih positif dan mampu mengelola emosinya dengan lebih baik seiring tumbuh dewasa.

Penelitian mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat nomor tiga fatherless country di dunia. Untuk mengurangi dampak dari fatherless, Popmama.com akan mengulas pentingnya peran Papa dalam mengasuh anak. Yuk, Papa dan calon Papa, simak, ya, karena peran Papa sangat berarti untuk masa depan dunia!

1. Fondasi kemampuan intelektual sejak dini

Pexels/nappy

Papa merupakan peletak dasar kemampuan intelektual dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah kognitif anak. Sehingga dengan adanya peran Papa sejak usia dini maka kemampuan kognitif anak bisa dicapai secara optimal.

Keterlibatan figur Papa dalam stimulasi awal, seperti bermain, mengajak eksplorasi, dan berdiskusi, membantu membangun struktur berpikir anak. Tanpa disadari, momen sederhana bersama Papa membantu memperkuat daya bernalar dan performasi akademik di masa depan.

2. Belajar mengambil keputusan dengan percaya diri

Freepik

Ketika anak terlibat dalam aktivitas yang dipandu Papa, mereka belajar menimbang pilihan dan konsekuensinya. Papa sering memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba terlebih dahulu, lalu mengevaluasi hasilnya bersama.

Pola ini melatih keberanian dalam memutuskan sesuatu. Anak tumbuh dengan keyakinan bahwa setiap keputusan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Terlatih dalam memecahkan masalah

Freepik/pressfoto

Dalam hal memustuskan pilihan atau membuat suatu keputusan, peran Papa sangat penting karena anak mencontoh bagaimana Papa menyelesaikan sesuatu sehingga hal tersebut akan menjadi peristiwa yang selalu diingat anak suatu saat nanti.

Papa cenderung memberi ruang bagi anak untuk mencoba menyelesaikan tantangan sendiri. Pola interaksi ini membantu anak belajar mengidentifikasi masalah, mencari solusi, lalu menguji hasilnya. Anak menjadi lebih tangguh dan tidak mudah menyerah. Kemampuan problem solving ini kelak menjadi keunggulan di dunia nyata.

4. Stabil secara emosional dan mental

Freepik

Kehadiran Papa yang konsisten memberi rasa aman pada anak. Saat anak tahu mereka dicintai tanpa syarat, kesehatan mentalnya lebih kuat, dan risiko kecemasan atau ketakutan berlebih berkurang.

Sentuhan, tatapan, dan validasi emosi dari Papa membantu membangun kelekatan yang sehat. Anak tumbuh dengan regulasi emosi yang lebih baik. Jadi, bukan hanya tugas Mama, ya, Pa!

5. Moralitas dan tata krama yang lebih matang

Freepik

Penelitian mengatakan, Ayah memiliki peran dalam tiga tipe, yaitu sebagai role model ketika anak akan jadi orangtua, role model sebagai evaluasi afektif, dan belajar persepsi dari Ayah. Ayah yang nurturant dan yang secara aktif terlibat dalam pengasuhan membantu perkembangan empatik dan kedermawanan.

Cara Ayah bersikap, memperlakukan orang lain, dan mengambil keputusan menjadi contoh langsung bagi anak. Anak belajar sopan santun, tanggung jawab, dan integritas melalui observasi sehari-hari. Nilai-nilai ini menjadi fondasi karakter mereka saat dewasa.

6. Keseimbangan emosional untuk anak

Freepik

Dalam keluarga yang seimbang, anak melihat dua gaya pengasuhan yang saling melengkapi, kehangatan dan ketegasan. Kehadiran Ayah memberikan rasa perlindungan sekaligus batasan yang jelas.

Kombinasi lengkap dari keluarga yang fungsional ini membuat anak merasa aman namun tetap belajar disiplin. Keseimbangan ini membantu anak tumbuh lebih stabil dan tidak mudah bimbang.

7. Pendisiplin yang tegas

Freepik

Ayah sering menjadi pihak yang menetapkan aturan dan batasan dengan permakluman yang sedikit. Namun, ketika dilakukan dengan hangat dan konsisten, disiplin justru membuat anak merasa diperhatikan. 

Anak belajar memahami konsekuensi, tanggung jawab, dan pentingnya komitmen. Disiplin yang sehat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu mengatur diri.

8. Dukungan pengasuhan melalui indirect care

Canva.com/travnikovstudio.

Peran ini relevan dengan pemenuhan kebutuhan anak secara material atau sosial yang tidak dilakukan langsung. Pernah ‘manajerial’ yang Ayah berikan akan berguna bagi persahabatan anak. 

Meski tidak selalu tampak, banyak bentuk pengasuhan dilakukan secara tidak langsung: bekerja mencari nafkah, memastikan kebutuhan anak terpenuhi, atau mempersiapkan rasa aman jangka panjang. Anak mungkin tidak selalu melihat proses ini, tetapi merasakan dampaknya. Indirect care memberi rasa aman dan stabilitas dalam keluarga. Ini adalah bentuk cinta yang sering tidak terucap.

9. Penanaman prinsip dan nilai hidup

Canva.com/Odusa Images

Anak belajar banyak tentang cara memperlakukan orang lain, bekerja keras, menyelesaikan masalah, dan bertanggung jawab melalui role model dalam keluarga. Nilai-nilai seperti tidak mudah menyerah, jujur, dan menghormati orang lain biasanya melekat melalui contoh sehari-hari.

Prinsip yang kuat ini menjadi kompas moral dalam hidup anak. Hal ini membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah goyah.

10. Memberi rasa aman sebagai penyedia kebutuhan keluarga

Canva.com/pch.vector

Peran sebagai penyedia finansial bukan sekadar soal uang, tetapi rasa aman. Ketika kebutuhan dasar terpenuhi, anak merasa tenang untuk mengeksplorasi dunia, mencoba hal baru, dan fokus pada belajar. 

Rasa aman ini menopang rasa percaya diri dan keberanian mereka. Bagi anak, “dipenuhi kebutuhannya” adalah bentuk cinta yang nyata.

Jadi, pentingnya peran Ayah dalam mengasuh anak bukan hanya soal siapa yang mengurus dan siapa yang bekerja, tetapi bagaimana keduanya saling melengkapi. Ketika Ayah hadir dalam proses pengasuhan, anak mendapatkan model keteladanan yang utuh, baik dari sisi kedekatan emosional maupun kemampuan menghadapi kehidupan.

FAQ Seputar Peran Penting Papa dalam Mengasuh Anak

Apakah peran papa sama pentingnya dengan mama dalam pengasuhan?

Ya. Papa dan mama memiliki kontribusi yang berbeda namun sama penting untuk perkembangan sosial, emosional, dan mental anak.

Apa manfaat keterlibatan papa bagi perkembangan anak?

Anak yang dekat dengan papa cenderung lebih percaya diri, mudah bersosialisasi, dan memiliki kemampuan mengatur emosi yang lebih baik.

Bagaimana cara papa yang sibuk tetap bisa terlibat dalam pengasuhan?

Papa bisa meluangkan quality time di pagi atau malam hari, mengantar sekolah, video call, atau menjaga rutinitas kecil seperti membaca buku sebelum tidur.

Mengapa bonding antara papa dan anak itu penting?

Bonding kuat membantu anak merasa aman, dihargai, dan dicintai. Dampaknya terlihat pada kepribadian anak saat remaja dan dewasa.

Apa contoh aktivitas sederhana untuk mempererat hubungan papa dan anak?

Bermain bersama, ngobrol sebelum tidur, olahraga bareng, membaca buku, memasak, atau sekadar menemani anak melakukan hobinya.

Editorial Team