3000 Anak Tewas di Palestina, UNICEF: Gaza Berubah Jadi Kuburan Anak

Banyak anak-anak di Gaza sekarat karena kekurangan kebutuhan pokok dan medis

2 November 2023

3000 Anak Tewas Palestina, UNICEF Gaza Berubah Jadi Kuburan Anak
Dok. WAFA

Dalam pernyataan pada Selasa (31/10/2023), Juru Bicara Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) James Elder mengatakan bahwa Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak. Hal ini dikarenakan jumlah korban berusia anak terus meningkat dari hari ke hari, sejak 7 Oktober 2023.

Terbaru, serangan udara Israel pada hari Selasa (31/10/2023) berhasil meratakan seluruh bagian kamp pengungsi Jabalia. Korban luka-luka mencapai lebih dari 100 orang. Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza juga menyebut bahwa lebih dari 50 orang tewas.

“Lebih dari 50 orang tewas,” terang Dr Atef al-Kahlout, Direktur Rumah Sakit Indonesia.

Sukses membuat warga dunia berduka, berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut ulasan terkait UNICEF yang menyebut Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak.

1. Korban anak yang tewas mencapai 3.450 orang

1. Korban anak tewas mencapai 3.450 orang
AP Photo/Abed Khaled

UNICEF menyebut kondisi Jalur Gaza telah berubah menjadi kuburan anak-anak karena jumlah korban anak meninggal dunia terus meningkat sejak 7 Oktober 2023.

"Kekhawatiran terbesar kami mengenai jumlah anak-anak yang terbunuh bakal meningkat dari puluhan menjadi ratusan menjadi ribuan, terbukti hanya dalam waktu dua pekan," kata Juru Bicara UNICEF James Elder dalam konferensi pers PBB di Jenewa, Selasa (31/10/2023).

Lebih lanjut, James Elder mengatakan jumlah kematian anak di bawah umur mencapai lebih dari 3.450 orang. Jumlah tersebut meningkat secara signifikan setiap harinya, bahkan hingga saat ini.

“Yang mengejutkan, jumlah ini meningkat secara signifikan setiap hari. Gaza telah menjadi kuburan anak-anak. Ini neraka bagi semua orang," ujar James Elder.

Editors' Pick

2. Anak-anak di Gaza krisis perawatan medis

2. Anak-anak Gaza krisis perawatan medis
AFP/MOHAMMED ABED

James Elder kembali menekankan UNICEF meminta agar Israel dan Hamas untuk segera melakukan gwnhatan senjata serta memberikan akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.

Banyak anak-anak di Gaza sekarat bukan hanya karena serangan udara Israel saja, tetapi juga krisis perawatan medis.

"Ancaman terhadap anak-anak lebih dari sekadar bom. Kelangkaan air dan trauma menjadi ancaman lain yang dihadapi di anak-anak di kantong Palestina yang diblokade Israel," ungkap James Elder.

3. Banyak anak mengalami dehidrasi di Gaza

3. Banyak anak mengalami dehidrasi Gaza
AFP/Mohammed Abed

Elder mengungkapkan bahwa lebih dari satu juta anak di Gaza mengalami krisis air bersih lantaran produksi harian Gaza tinggal 5 persen dari kapasitas produksi. Kematian anak-anak Gaza juga terjadi akibat dehidrasi.

“Jadi, kematian anak karena dehidrasi, khususnya kematian bayi karena dehidrasi adalah ancaman yang semakin besar," ujar James Elder.

Ketika peperangan berhenti, kerugian yang perlu ditanggung anak-anak di Gaza akan ditanggung oleh generasi mendatang pula. James Elder menekankan bahwa sebelum konflik antara kedua pihak terjadi, lebih dari 800 ribu anak Gaza mencakup ¾ total populasi anak di Palestina diidentifikasi membutuhkan perawatan kesehatan mental dan dukungan psikologis.

4. Serangan Israel masih terus dilakukan tanpa henti

4. Serangan Israel masih terus dilakukan tanpa henti
AP Photo/Abed Khaled

Tentara Israel masih terus memperluas serangan udara dan darat di Jalur Gaza sejak serangan mendadak pada 7 Oktober 2023. Sebanyak lebih dari 10 ribu orang tewas dalam konflik di Gaza, termasuk 3.457 anak-anak Gaza.

Blokade israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik, dan air di Gaza. Akibatnya, lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Demikian informasi seputar UNICEF yang menyebut Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak. Mari kita doakan yang terbaik untuk masyarakat di kawasan Gaza ya, Ma.

Baca juga: 

The Latest