Anak-Anak di Gaza Saling Tulis Nama di Lengan, Alasannya Bikin Sedih

Viral! Cerita pilu anak-anak Palestina saling tulis nama di lengan untuk mempersipakan diri

28 Oktober 2023

Anak-Anak Gaza Saling Tulis Nama Lengan, Alasan Bikin Sedih
AP Photo/Abed Khaled/Dok. Aljazeera Arabic

Perang Israel-Hamas setiap harinya menyisakan kisah pilu, terutama bagi warga sipil. Serangan yang tidak berhenti membuat masyarakat tidak bersalah menjadi korban, tak terkecuali anak-anak.

Demi mempersiapkan kematian, anak-anak di Gaza saling menuliskan nama mereka di lengan masing-masing menggunakan tinta. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diidentifikasi jika meninggal dalam serangan udara Israel.

Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas cerita pilu anak-anak Gaza saling tulis nama di lengan agar mudah diidentifikasi jika jadi korban serangan kelak.

1. Video anak-anak Gaza menulis identitasnya di lengan menjadi viral

1. Video anak-anak Gaza menulis identitas lengan menjadi viral
Dok. Aljazeera Arabic

Seorang warganet bernama Dr. Omar Suleiman membagikan video di media sosial dan menyatakannya sebagai tindakan kejam dan tidak manusiawi. Video itu berisi gambaran bagaimana anak-anak di Palestina menuliskan identitas mereka di lengan.

Cara tersebut dilakukan demi memudahkan proses identifikasi jika tewas akibat serangan udara di Israel. Dengan teganya, Israel mencuri kemanusiaan anak-anak Palestina yang terjebak dalam perang ini.

Kini, video tersebut sudah ditonton lebih dari 730 ribu kali dan menjadi viral di berbagai platform media sosial. Selain itu, Dr. Omar Suleiman juga mengungkapkan kesedihannya akibat peristiwa ini.

"Saya melihat putri bungsu saya mewarnai bukunya, kemudian saya melihat anak-anak di Gaza menulis nama mereka di lengan sehingga dapat diidentifikasi jika meninggal dalam serangan udara Israel berikutnya. Saya menangis. Sesuatu tentang melihat kemanusiaan yang dicuri dari anak-anak Palestina ini sebelum mereka diledakkan. Kejam dan tidak manusiawi." kata Dr. Omar Suleiman.

Editors' Pick

2. Orangtua menuliskan identitas di area perut dan kaki anak

2. Orangtua menuliskan identitas area perut kaki anak
AFP/MOHAMMED ABED

Ada banyak warga, terutama anak-anak, yang keluarganya sangat sulit dijangkau. Terlebih, Israel tidak membeda-bedakan dan bisa mengirimkan bom di mana saja. 

Pertempuran ini juga membuat banyaknya mayat anak-anak tergeletak di rumah sakit Gaza dalam kondisi salah satu kaki bertuliskan tinta hitam di kulit mereka. Diketahui, orangtua di Gaza juga menuliskan nama anak-anak mereka di area perut dan kaki.

Para orangtua khawatir jika nanti tidak bisa mengidentifikasi anak-anak mereka apabila suatu kejadian tak diinginkan terjadi.

3. Lebih dari 2000 anak di Gaza dinyatakan tewas akibat bom Israel

3. Lebih dari 2000 anak Gaza dinyatakan tewas akibat bom Israel
AP Photo/Abed Khaled

Menurut Badan Dunia untuk Perlindungan Anak (UNICEF), serangan udara Israel di jalur Gaza telah melukai lebih dari 400 anak Palestina setiap harinya.

Sebanyak 2.360 anak tewas dan 5.364 lainnya mengalami luka akibat pemboman Israel. Sekitar 50 persen dari populasi anak di jalur Gaza, sampai mengalami trauma karena mendapatkan serangan yang tiada henti.

4. Anak-anak Gaza kekurangan kebutuhan pokok

4. Anak-anak Gaza kekurangan kebutuhan pokok
AFP/Mohammed Assad

UNICEF mengatakan, penduduk di Gaza yang berjumlah hampir 2,3 juta orang menghadapi kekurangan kebutuhan pokok, seperti makanan, air, dan obat-obatan. Tentu kasus ini menimbulkan permasalahan yang serius karena anak-anak juga terkena dampaknya.

Menurut PBB, sebagian besar sistem air di Gaza sampai terkena dampak parah. Sistem lainnya tidak dapat beroperasi karena beberapa faktor, termasuk kekurangan bahan bakar, kekurangan infrastruktur produksi, pengolahan, dan distribusi. Saat ini, kapasitas air hanya ada lima persen dari produksi harian.

Jadi itu dia cerita anak-anak Gaza saling tulis nama di lengan agar mudah diidentifikasi jika jadi korban peperangan. Mari kita doakan yang terbaik untuk masyarakat Palestina di jalur Gaza ya, Ma.

Baca juga:

The Latest