Eksklusif: Jumlah Tontonan Anak di Indonesia Masih Sangat Sedikit, DOMIKADO Lakukan Hal Ini

Miris, jumlah tayangan ramah anak di Indonesia masih di bawah 1 persen

18 Juli 2023

Eksklusif Jumlah Tontonan Anak Indonesia Masih Sangat Sedikit, DOMIKADO Lakukan Hal Ini
Popmama.com/Putri Syifa N

Tahukah Mama? Ternyata, di Indonesia masih sedikit sekali tontonan mendidik yang ramah untuk anak. Mirisnya, tontonan layak anak di Indonesia masih sangat minim karena jumlahnya tidak mencapai 1 persen.

Berawal dari permasalahan tersebut, rumah produksi Visinema Pictures akhirnya membuat sebuah gebrakan dengan menghadirkan program Edukasi dan Entertainment (Edutainment) bernama DOMIKADO.

DIMOKADO merupakan sebuah tontonan hasil karya Anggia Kharisma dan Ryan Adriandhy yang dipersembahkan untuk seluruh anak-anak di Indonesia. Melalui Podcast Popmama Talk, Ryan Adriandhy pun sempat menyinggung permasalahan minimnya tontonan anak di Indonesia dan cara DOMIKADO membantu mengatasinya.

Yuk, simak informasi selengkapnya telah Popmama.com rangkum.

1. Miris, jumlah tayangan ramah anak di Indonesia masih di bawah 1 persen

1. Miris, jumlah tayangan ramah anak Indonesia masih bawah 1 persen
Popmama.com/Putri Syifa N

Sebelum memutuskan untuk membuat DOMIKADO, Ryan dan tim telah melakukan riset kecil-kecilan yang berkaitan dengan tontonan anak Indonesia. Melalui riset tersebut, terkuaklah fakta bahwa tontonan yang ramah anak di Indonesia masih sangat sedikit.

Mirisnya, jumlah tontonan anak hanya berkisar 0,7 persen saja. Padahal, anak Indonesia masih sangat membutuhkan tontonan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik di masa-masa tumbuh kembangnya.

"Riset ini yang menarik kita mememukan fakta bahwa tontonan yang ramah anak di Indonesia sedikit banget, di bawah 1 persen lebih spesifiknya itu 0,7 persen,” kata Ryan Adriandhy secara eksklusif di Popcast Popmama Talk.

Sebagai seorang konten kreator, Ryan pun menyadari dirinya mempunyai privilege yang bisa digunakannya untuk mengubah situasi ini. Dari situ, Ryan dan Anggia pun kembali mengingat kenangan-kenangan berkesan yang dilewatinya semasa kecil.

Kebetulan, Ryan dan Anggia sama-sama tumbuh dengan memori yang baik lantaran ditemani oleh-oleh kontenan mendidik untuk anak, seperti Si Komo hingga si Unyil. Dari pengalaman baik ini lah yang membuat keduanya semakin yakin untuk menciptakan program DOMIKADO.

“Kemudian, kita melakukan banyak diskusi kreatif, kita pun jadi mengingat memori baik kalau kita tumbuh punya Si Komo, Unyil. Sedangkan, dalam waktu yang sangat banyak itu ada gap kosong terkait tontonan anak. Kita nggak punya lagi icon baru untuk keluarga Indonesia," lanjutnya.

Editors' Pick

2. Orangtua masih harus memerhatikan setiap tontonan yang dikonsumsi anak

2. Orangtua masih harus memerhatikan setiap tontonan dikonsumsi anak
Popmama.com/Putri Syifa N

Salah satu permasalahan umum yang dihadapi tayangan di Indonesia adalah semakin jarangnya konten mendidik untuk anak. Bahkan, bisa dikatakan Indonesia ini sangat krisis tontonan anak karena jumlahkan tidak mencapai 1 persen.

“Indonesia krisis tontonan anak, tontonan di sini yang artinya ramah untuk anak dan keluarga,” ujar Ryan Adriandhy.

Sejatinya, orangtua masih memegang peranan utama dalam mengatur tontonan apa saja yang dikonsumsi anak. Ryan Adriandhy pun menganjurkan setiap orangtua harus memfilter seluruh video yang ditonton anak.

Pasalnya, ada beberapa tayangan kartun dengan karakter menggemaskan, namun rupanya konten yang disuguhkan tidak baik untuk anak, seperti memuat kekerasan, berbau seksual, dan banyak lagi.

“Peran yang paling utama itu adalah orangtua. Sehingga, filter tontonan pun itu baiknya datang dari orangtua. Sekarang harus ‘jeli’, nggak semua yang packaging-nya itu kartun, berwarna-warni, atau terlihat lucu tapi ternyata kontennya itu nggak ramah anaK. Jadi, penting sekali untuk orangtua concern dan care untuk memilih tontonan yang baik seperti apa,” ungkap Ryan Adriandhy.

3. Kehadiran DOMIKADO menjadi penanda bahwa anak-anak Indonesia masih layak untuk diberi tontonan kartun berkualitas

3. Kehadiran DOMIKADO menjadi penanda bahwa anak-anak Indonesia masih layak diberi tontonan kartun berkualitas
Popmama.com/Putri Syifa

Kehadiran DOMIKADO rupanya bukan hanya untuk memberikan tontonan yang menghibur dan mendidik, tetapi juga memberikan sebuah pesan bahwa anak-anak Indonesia masih layak diberikan tontonan berkualitas yang diberikan penuh perhatian oleh orang dewasa.

“Kehadiran DOMIKADO itu salah satu yang pengen kita sampaikan bahwa anak-anak itu berhak punya tontonan yang dibuat dengan penuh perhatian oleh orang dewasa, yang dipikirkan dari segi produksinya, segi cerita, segi karakter, dan tentu ada pesan yang ingin disampaikan juga setiap episode,” ucap Ryan Adriandhy.

4. Ryan Adriandhy berharap DOMIKADO bisa menginspirasi kreator lain untuk turut membuat tayangan khusus anak

4. Ryan Adriandhy berharap DOMIKADO bisa menginspirasi kreator lain turut membuat tayangan khusus anak
Popmama.com/Putri Syifa N

Indonesia masih sangat membutuhkan tayangan atau program berkualitas yang dikhususkan untuk mendidik anak-anak di Indonesia. Ryan pun berharap kehadiran DOMIKADO juga bisa menginspirasi kreator lain agar melakukan hal yang sama.

Sehingga, tontonan yang ramah anak di Indonesia bisa berkembang dan bertambah seiring berjalannya waktu. Anak-anak Indonesia pun dapat menonton tayangan yang menghibur sekaligus mendidik di masa pembelajarannya.

“Kita masih perlu sekali tontonan yang berkualitas, jadi berharap dengan adanya DOMIKADO, keluarga Indonesia dan anak ini jadi sadar ‘oh Indonesia bisa kok punya konten anak yang punya nilai’ dan harapannya ini bisa menginspirasi kreator lain. Sehingga, energi positif ini akan menyebar dan muncul tontonan anak lagi selain DOMIKADO,” jelas Ryan Adriandhy

5. Cerita yang disuguhkan DOMIKADO dibuat dengan penuh perhatian dan berdasarkan kurikulum pendidikan

5. Cerita disuguhkan DOMIKADO dibuat penuh perhatian berdasarkan kurikulum pendidikan
Popmama.com/Putri Syifa N

Meski dibuat khusus untuk anak, produksi pembuatan DOMIKADO tidak bisa dikatakan sepele, lho. Justru, program DOMIKADO ini dibuat dengan penuh perhatian dan cerita yang disuguhkan juga berdasarkan modul kurikulum pendidikan.

“Aku nggak akan bohong sih kadang-kadang banyak orang umum yang berpikir hanya karena itu konten untuk anak-anak, dibikinnya bisa gampang aja. Padahal nggak gitu,” terang Ryan Adriandhy.

Dengan menonton program DOMIKADO, anak-anak bisa belajar sekaligus bermain berkat konten-konten edukatif yang ditayangkan. Menurut Ryan, membuat tayangan anak memang harus tergerak dari kita sendiri.

Jangan sampai karena ulah orang dewasa yang lebih mementingan tontonan menghibur namun tidak mendidik, justru membuat anak-anak Indonesia kehilangan konten edukatif.

“Karena siapa lagi yang bisa bikin konten berkualitas untuk anak kalau bukan orang dewasa yang peduli?” pungkasnya.

Nah, jadi itu dia hasil wawancara Popmama.com bersama Ryan Adriandhy yang membahas soal masih minimnya konten ramah anak di Indonesia. Mari kita doakan semoga ke depannya semakin banyak konten kreator yang membuat karya khusus untuk mendidik anak-anak.

Baca juga:

Popmama Star

Podcast Popmama Talk: Ryan Adriandhy DOMIKADO
Popmama Star

Podcast Popmama Talk: Ryan Adriandhy DOMIKADO

Indonesia Krisis Tontonan Anak, DOMIKADO Hadirkan Tayangan Edutaiment

The Latest