Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Khofifah Indar Parawansa saat menjenguk anak yang dirawat
Dok. Pemprov Jatim

Kasus campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terus meningkat. Hingga Senin (8/9/2025), jumlah anak yang dirawat mencapai 100 pasien, menjadi yang tertinggi sepanjang sepekan terakhir.

Dari 2.723 suspek campak, sebanyak 2.603 pasien sembuh, tetapi 20 anak meninggal dunia. Data ini menunjukkan bahwa penyebaran campak masih aktif, terutama di kalangan anak usia sekolah dan balita.

Pasien yang dirawat tersebar di beberapa rumah sakit dan puskesmas, termasuk RSUD dr. H. Moh. Anwar, RSI Garam Kalianget, RSU Sumekar, RS BHC, serta fasilitas kesehatan lain di Sumenep.

Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai 20 anak meninggal di kabupaten Sumenep. Disimak ya!

1. Jumlah pasien meningkat hingga 100 orang

Freepik

Dilansir dari berbagai sumber, hingga Senin (8/9/2025), 100 anak dirawat akibat campak di Kabupaten Sumenep,hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 79 pasien pada 3 September.

Data Dinas Kesehatan P2KB Sumenep menunjukkan rata-rata 4–5 pasien baru per hari dalam lima hari terakhir.

Lonjakan ini menegaskan bahwa penyebaran campak masih aktif, terutama di kalangan balita dan anak usia sekolah yang belum mendapatkan imunisasi lengkap, sehingga orangtua perlu lebih waspada terhadap gejala awal penyakit ini.

2. Faktor penyebab lonjakan kasus campak di Sumenep

Freepik/prostooleh

Lonjakan kasus campak di Sumenep dipicu oleh beberapa faktor. Sebagian besar anak yang dirawat belum menerima imunisasi campak lengkap sehingga lebih mudah tertular.

Penularan terjadi cepat di lingkungan padat seperti sekolah dan permukiman. Selain itu, keterlambatan orangtua membawa anak ke fasilitas kesehatan saat muncul gejala demam dan bercak merah di kulit meningkatkan risiko komplikasi.

3. Layanan vaksinasi sudah dilakukan oleh puskesmas

Freepik/prostooleh

Vaksinasi massal atau Outbreak Response Immunization (ORI) untuk campak di Kabupaten Sumenep dimulai pada 26 Agustus 2025.

Program ini ditujukan untuk melindungi anak-anak yang belum menerima imunisasi lengkap. Meski sudah dilakukan, angka kasus masih terus meningkat hingga 8 September 2025, menunjukkan penularan di masyarakat tetap aktif.

Orangtua diimbau memastikan anak mendapat vaksin lengkap dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala campak seperti demam dan bercak merah di kulit.

Apa itu campak?

Commons.wikimedia.org/CDC/Dr. Heinz F. Eichenwald

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus, terutama menyerang anak-anak yang belum divaksin lengkap.

Penyakit ini menyebar melalui batuk, bersin, atau kontak langsung dengan lendir dari penderita. Gejalanya meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah berair, dan bercak merah di kulit yang menyebar dari wajah ke seluruh tubuh.

Campak bisa menimbulkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, pneumonia, diare, hingga radang otak.

Gejala campak pada anak

Freepik

Mama harus waspada, berikut beberapa gejala campak pada anak:

  • Demam tinggi

  • Batuk dan pilek

  • Mata merah berair

  • Bercak merah di kulit yang dimulai dari wajah dan leher lalu menyebar ke seluruh tubuh

  • Penurunan nafsu makan dan kelelahan

Cara mencegah campak pada anak

Freepik

Mama nggak perlu khawatir, karena mencefah anak terkena campak bisa dilakukan dengan cara berikut:

  • Vaksinasi MMR, hal ini bisa melindungi anak dari campak, gondongan, dan rubella. Diberikan pada usia 9–12 bulan, dengan booster pada usia 5–6 tahun.

  • Hindari kontak dengan penderita: Jika ada orang terinfeksi, pastikan anak tidak melakukan kontak langsung untuk mencegah penularan.

  • Jaga kebersihan tangan dan lingkungan, seperti mencuci tangan secara rutin dan pastikan rumah serta mainan anak bersih.

Itulah informasi mengenai 20 anak meninggal di kabupaten Sumenep. Semoga kasus campak di Sumenep cepat teratasi, anak-anak cepat pulih, dan beraktivitas dengan semangat.

Editorial Team