Perjalanan Denny Wirawan 25 Tahun MeLANGKAH, Lestarikan Kain Daerah

25 tahun menjadi seorang desainer, Denny Wirawan konsisten lestarikan kain Nusantara lewat karyanya

29 September 2022

Perjalanan Denny Wirawan 25 Tahun MeLANGKAH, Lestarikan Kain Daerah
doc.Media Image Dynamics

Sejak tahun 2015 salah satu desainer yang konsisten mengangkat wastra Indonesia adalah Denny Wirawan. Ini adalah salah satu upaya yang ia lakukan untuk menghidupi para pengrajin di daerah karena semakin sulit bagi mereka untuk memasarkan kainnya. 

Melalui Denny Wirawan lah kain dari para pengrajin tersebut dapat laku terjual dengan karya yang Denny Wirawan ciptakan.

"Kita memulai sesuatu pasti diawali dengan langkah pertama dan harapannya agar dapat terus melangkah," ujar Denny Wirawan pada Press Conference Bakti Budaya Djarum Foundation Rabu (28/09).

Menelisik Spring/Summer Collection 2022/2023 tersebut, koleksi yang ia buat untuk melestarikan wastra budaya ini bernilai jutaan rupiah. Berkisar antara 1,5 juta hingga yang termahal, yakni 25 juta rupiah. Wow!

Berikut ini Popmama.com mengulas perjalanan Denny Wirawan 25 tahun meLangkah. Mari kita simak.

Tahun 1996 Merilis Kain Pertamanya

Tahun 1996 Merilis Kain Pertamanya
Popmama.com/Aurelia Lois Bernadette

Gagal dalam studi desain seni rupa dan tekstil tidak menghentikan langkahnya dalam menemukan jati diri.

Pada suatu waktu mengikuti lomba dan merebut juara 2 adalah batu loncatan baginya untuk mendesain. 

Tidak memiliki pengalaman dalam mendesain, ia bekerja pada sebuah toko tekstil dan melakukan sketch secara langsung untuk konsumen yang datang.

Berlangsung hingga tahun 1991, ia masuk menjadi finalis mewakili seluruh Indonesia. Merasa kalah, Denny banyak belajar dalam menghasilkan karya.

Keberuntungan ada di pihaknya, ia pun bekerja dengan top designer Prajudi Admodirjo sebagai asisten desainer. Dari sini, Denny memiliki satu divisi Ready to Wear dengan label 'Bianglala by Prajudi'.

Tak lama setelah itu, tahun 96 ia merilis kain pertamanya dengan membuat label ready to wear dan diberi kesempatan memiliki space 2x2 berdampingan dengan teman desainernya di Pasar Raya Blok M.

Dari sejarah perjalanannya, kini ia telah berkiprah di kancah dunia Internasional dan Nusantara selama 25 tahun.

Koleksi Ready to Wear dari Kain Nusantara

Koleksi Ready to Wear dari Kain Nusantara
Popmama.com/Aurelia Lois Bernadette

Kain Gringsing, Songket, Endek, dan Batik Kudus menyatu dalam koleksinya tahun ini. Batik Kudus dipilih karena dapat dipadupadankan dengan kain lainnya atau mix culture dari daerah Jawa dan Bali.

"Saya sengaja mengangkat wastra Indonesia yaitu kain Bali yang belum banyak dibuat oleh desainer lain. Ada Endek, Gringsing, Songket di atas sebagai Gringsing dengan teknik yang cukup rumit karena merupakan kain tenun dengan teknik double ikat dan saya padukan dengan Batik Kudus," ucapnya ketika membocorkan satu koleksi sebelum dimulainya Trunk Show.

Perlu proses 3 bulan dalam melakukan riset dan 2 bulan pembuatan koleksi. Denny Wirawan memakai teknik cap untuk segi produksi yang cepat dan menggunakan bahan sutra dari kota Kudus pada bawahan koleksi tersebut untuk penampilan yang lebih mewah.

Cutting dari fashion show kali ini dibuat dengan konsep ramah lingkungan dengan warna alami dan juga sustainable yg terbuat dari limbah pengrajin songket yaitu benang benang sisa yang dipintal menjadi satu gulungan untuk kemudian menjadi kain songket.

Alhasil, warnanya menjadi gradasi yang sangat istimewa dan bernilai.

Tantangan dan Kesulitan Denny Wirawan dalam meLangkah

Tantangan Kesulitan Denny Wirawan dalam meLangkah
doc.Media Image Dynamics

Dua tahun terakhir mengalami pandemi adalah hal yang sangat berat untuk dapat survive dalam bisnis dan menjaga para karyawan agar tidak di PHK.

Harapannya adalah supaya bisnis retail ready to wear ini bisa terjual menjadi barang yang tidak hanya tersimpan di gudang.

Bali Java adalah label pribadinya dan melakukan riset untuk memadupadankan kain-kain tersebut adalah tantangan bagi desainer yang sudah berkiprah selama 25 tahun tersebut.

Selain itu, untuk melestarikan warisan budaya Denny mengulik kain Jawa dengan para pengrajin disana dengan teknik yang mereka miliki.

Tantangannya ialah ketika dirinya membawa terobosan baru dalam membuat karya kepada mereka dan melakukan penyesuaian dari kedua teknik tersebut agar dapat diterima oleh para pengrajin.

"Saya merasa di titik 25 tahun ini saya masih terus berproses belajar karena memang tidak mudah untuk melangkah sampai ke 25 tahun," ujar Denny Wirawan dengan haru.

Itulah tadi perjalanan Denny Wirawan dalam 25 tahun meLangkah. Karya yang elegan, edgy, berkelas, dan timeless dapat terlihat pada karyanya di Spring/Summer Collection tahun ini. 

Baca Juga:

The Latest