BRICS+ Fashion Summit Dorong Kolaborasi Mode Global Inklusif

- BRICS+ Fashion Summit menjadi platform penting untuk mempertemukan negara-negara dengan latar budaya dan ekonomi yang beragam.
- Program bisnis Summit menghadirkan lebih dari 250 pembicara dalam 42 sesi diskusi, serta Fashion Intensive Course selama empat hari sebagai wadah edukatif bagi mahasiswa, desainer, buyer, dan stylist.
- Pameran “Native Motifs” menampilkan lebih dari 70 koleksi dari 13 kota di Rusia, sementara program runway menghadirkan desainer dari 10 negara untuk memperlihatkan bagaimana nilai lokal dapat diterjemahkan menjadi karya mode yang relevan di pasar global.
BRICS+ Fashion Summit yang digelar di Zaryadye Concert Hall, Moskow, sukses menjadi ajang pertemuan besar bagi pelaku industri mode dunia. Ribuan pengunjung hadir, bersama para desainer, eksekutif, akademisi, dan ahli mode dari 65 negara yang mewakili sekitar 33 persen populasi global.
Negara-negara yang hadir di antaranya: Argentina, Armenia, Bangladesh, Belarus, Benin, Bosnia dan Herzegovina, Botswana, Brasil, Ghana, Guatemala, Yunani, Georgia, Republik Demokratik Kongo, Mesir, Zambia, India, Indonesia, Yordania, Spanyol, Italia, Kazakhstan, Kamboja, Qatar, Kenya, Siprus, Tiongkok, Kosta Rika, Pantai Gading, Kirgistan, Lebanon, Malaysia, Malta, Maroko, Meksiko, Namibia, Nigeria, Belanda, Nikaragua, UEA, Pakistan, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Korea Selatan, Rusia, El Salvador, Arab Saudi, Seychelles, Serbia, Slovenia, AS, Tajikistan, Tanzania, Tunisia, Turki, Uganda, Filipina, Prancis, Montenegro, Swiss, Sri Lanka, Ekuador, Ethiopia, Afrika Selatan, dan Sudan Selatan. Negara-negara peserta tersebut mewakili 33% dari total populasi dunia.
Tak sekadar perhelatan fesyen, Summit ini menghadirkan hasil nyata yang berdampak luas bagi perkembangan industri mode, khususnya dari negara berkembang.
Berikut ini Popmama.com ulas informasi mengenai BRICS+ Fashion Summit.
1. Membuka ruang dialog dan kolaborasi lintas negara berkembang

BRICS+ Fashion Summit menjadi platform penting untuk mempertemukan negara-negara dengan latar budaya dan ekonomi yang beragam. Menurut Ali Charisma, Advisory Board & Event Director Indonesian Fashion Chamber, Summit ini memberi ruang dialog, visibilitas, serta peluang kolaborasi bagi desainer dan brand dari pasar berkembang. Melalui pertemuan langsung dengan media, audiens global, dan pembeli internasional, para pelaku industri dapat menyampaikan narasi mereka sekaligus membangun kemitraan strategis yang berkelanjutan.
Ali Charisma, Advisory Board & Event Director di Indonesian Fashion Chamber, menyatakan bahwa BRICS+ Fashion Summit berfungsi sebagai “platform komunikasi yang sangat penting bagi negara-negara berkembang dengan menciptakan ruang dialog, visibilitas, dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan industri mode yang berasal dari latar budaya dan ekonomi yang beragam. Platform ini memungkinkan para desainer, brand, dan institusi dari pasar-pasar berkembang untuk berbagi narasi mereka, menampilkan keahlian mereka, dan terhubung secara langsung dengan audiens global, media, serta pembeli. Summit ini tidak hanya membantu memperkuat suara kreatif negara-negara tersebut, tetapi juga mendorong pembelajaran bersama, kemitraan bisnis, serta aliansi strategis. Hasilnya, acara ini memperkuat posisi global negara-negara berkembang dalam industri mode dan mendorong terciptanya ekosistem mode global yang lebih seimbang dan inklusif.”
2. Menguatkan ekosistem bisnis dan edukasi industri mode

Hasil penting lainnya terlihat dari program bisnis Summit yang menghadirkan lebih dari 250 pembicara dalam 42 sesi diskusi. Dua diskusi pleno utama membahas pengembangan industri mode secara menyeluruh serta isu proteksionisme dan perdagangan bebas.
Selain itu, Fashion Intensive Course selama empat hari menjadi wadah edukatif bagi mahasiswa, desainer, buyer, dan stylist untuk memperdalam wawasan langsung dari para ahli lintas negara.
3. Merayakan kekayaan budaya melalui pameran dan runway internasional

BRICS+ Fashion Summit juga menegaskan peran budaya sebagai fondasi industri mode. Pameran “Native Motifs” menampilkan lebih dari 70 koleksi dari 13 kota di Rusia, mengangkat busana tradisional dan identitas masyarakat adat. Sementara itu, program runway menghadirkan desainer dari 10 negara, memperlihatkan bagaimana nilai lokal dapat diterjemahkan menjadi karya mode yang relevan di pasar global.
Melalui rangkaian program tersebut, BRICS+ Fashion Summit membuktikan bahwa mode bukan sekadar soal tren, tetapi juga sarana membangun kerja sama, memperkuat identitas, dan menciptakan ekosistem global yang lebih seimbang dan inklusif.
Ke depan, Summit ini diharapkan terus menjadi jembatan bagi negara-negara berkembang untuk bersuara dan berperan aktif dalam industri mode dunia.


















