“Rasanya seperti ditampar. Ada pencerahan. Kita jadi sadar hal-hal yang selama ini terlewat,” ungkapnya.
The Beauty Being an Entrepreneur, Mengulik Bisnis Kecantikan dari Dasarnya

Peluncuran buku The Beauty Being an Entrepreneur karya Ir. Emmy Noviawati, President Director PT Regenesis Indonesia, berlangsung hangat dan sarat makna.
Acara yang digelar dalam suasana elegan ini terasa semakin spesial karena dihadiri para dokter dari berbagai disiplin mulai dari dokter Dermato-Venereologi, Bedah Plastik, Obstetri & Ginekologi, hingga GP Aesthetic. Hadir pula Dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG., MM., MARS, Founder & CEO Health360 Indonesia, yang turut memberikan testimoni dan refleksi personal.
Kehadiran para ahli ini membuat sesi diskusi berkembang menjadi ruang cerita yang penuh inspirasi bukan hanya untuk para profesional, tetapi juga bagi pembaca awam yang ingin memahami dunia kecantikan dari sisi yang lebih manusiawi.
Berikut Popmama.com ulas mengenai peluncuran buku The Beauty Being an Entrepreneur.
1. Media sosial berubah, tapi nilai dan integritas tetap bertahan

Dalam sesi berbagi, Ir. Emmy mengenang perjalanan awalnya membangun brand kecantikan saat media sosial belum sekuat sekarang.
“Waktu saya mulai membangun brand ini hingga media sosial belum seramai sekarang,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa di tengah perubahan teknologi, yang selalu menjadi fondasi adalah nilai, etika, kepercayaan, dan cara kita membangun hubungan dengan orang lain.
Ini menjadi pengingat untuk Mama bahwa media sosial hanyalah alat bukan landasan karakter
2. Dunia kecantikan bukan sekadar bisnis, tapi idealisme

Ir. Emmy berbagi bahwa selama lebih dari satu dekade membangun Regenesis, ia bertemu banyak dokter yang mengutamakan nilai kemanusiaan dalam karyanya.
“Mereka tidak hanya membeli alat supaya kliniknya ramai atau BEP cepat. Mereka punya idealisme,” katanya.
Menurut Ir. Emmy, justru dari idealisme itulah industri kecantikan di Indonesia bisa bertumbuh lebih sehat karena ada dokter yang memikirkan manfaat bagi pasien, bukan hanya bisnis semata
3. Estetika adalah perpaduan antara ilmu dan seni

Ir. Emmy juga banyak berbicara tentang “art in aesthetics” sesuatu yang sering terlupakan oleh masyarakat.
“Dulu dokter hanya belajar penyakit. Tapi di estetik, bukan hanya persoalan medis, tapi ada unsur seni,” jelasnya.
“Bahkan di area-area tubuh yang tertutup pun tetap ada art-nya.”
Mama jadi lebih paham bahwa tindakan seperti filler, reshaping, atau pascapersalinan tidak hanya membutuhkan alat dan keahlian, tetapi juga rasa artistik untuk membentuk proporsi yang ideal dan natural.
4. Edukasi adalah pondasi penting di dunia estetika

Dalam sesi sharing, Dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari menegaskan pentingnya edukasi dalam penggunaan teknologi kecantikan.
“Teknologi itu luar biasa. Tapi kalau tidak dilakukan orang yang tepat, bisa bahaya. Karena itu edukasi pasien sangat penting," ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa teknologi, seberapa pun canggihnya, tetap membutuhkan kontrol dan keahlian profesional.
Buku ini menjadi salah satu bentuk kontribusi untuk membangun industri yang lebih aman dan beretika.
5. Perjalanan menjadi entrepreneur adalah tentang keberanian untuk bertumbuh

Ir. Emmy menulis buku ini sebagai bentuk rasa syukur dan apresiasi bagi semua mitra yang sudah berjalan bersama Regenesis Indonesia.
“Menjadi entrepreneur bukan hanya tentang hasil, tapi keberanian untuk bertumbuh dan memberi makna dalam setiap proses,” tuturnya.
Dr. Yeni juga merasakan dampak yang sama setelah membaca buku tersebut.
Ia menambahkan bahwa membaca buku ini dapat membuka hati dan menumbuhkan semangat baru.
“Mungkin setelah baca ini, bulan depan kamu lebih bersemangat untuk jadi entrepreneur. Who knows?”
Pesan yang sangat relevan untuk Mama yang sedang mencari keberanian memulai langkah baru.
Peluncuran The Beauty Being an Entrepreneur bukan hanya memperkenalkan sebuah buku, tetapi juga membangun ruang refleksi tentang keberanian, integritas, seni, dan kemanusiaan di balik industri kecantikan Indonesia.
Buku ini mengajak setiap perempuan untuk melihat bahwa perjalanan membangun bisnis atau mimpi tidak harus sempurna yang penting kita terus bertumbuh, berbagi, dan memberi makna bagi banyak orang.



















