5 Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu

Banyak orang menikmati sensasi mengunyah es batu, terutama saat cuaca panas atau setelah minum minuman dingin. Kebiasaan ini memberikan efek segar di mulut dan terasa menyenangkan. Namun, tanpa disadari, sering mengunyah es batu bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan, lho.
Dari masalah gigi hingga gangguan kesehatan lainnya, kebiasaan ini lebih berbahaya daripada yang terlihat. Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa keinginan terus-menerus untuk mengunyah es batu bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu.
Pagophagia, atau kebiasaan mengunyah es secara kompulsif, sering dikaitkan dengan defisiensi zat besi. Mengetahui bahaya dari kebiasaan ini adalah langkah awal untuk mulai menguranginya.
Maka dari itu, Popmama.com telah mengulas informasi terkait 5 bahaya kebiasaan mengunyah es batu yang perlu kamu ketahui untuk menghindarinya sebelum terjadi. Yuk, simak!
1. Kerusakan gigi dan enamel

Mengunyah es batu dapat menyebabkan kerusakan serius pada gigi. Tekstur keras es batu dapat menyebabkan retakan atau bahkan patahnya gigi. Selain itu, kebiasaan ini dapat mengikis enamel gigi, lapisan pelindung yang menjaga gigi dari kerusakan.
Enamel yang rusak membuat gigi lebih rentan terhadap sensitivitas dan pembusukan. Kerusakan pada enamel juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi dan meningkatkan risiko infeksi.
Gigi retak atau patah memerlukan perawatan medis yang mungkin melibatkan prosedur mahal, seperti penambalan, mahkota gigi, atau bahkan pencabutan. Oleh karena itu, menghindari kebiasaan mengunyah es batu sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi.
2. Tanda kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi)

Pagophagia, atau keinginan kuat untuk mengunyah es, sering kali dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Melansir dari PubMed Central, konsumsi es yang berlebihan dapat menjadi gejala dari kekurangan zat besi dalam tubuh.
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengunyah es batu dapat menjadi tanda anemia defisiensi besi pada tubuh seseorang. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kelelahan, sesak nafas, dan penurunan fungsi kognitif.
Mengidentifikasi dan mengatasi pagophagia dapat membantu dalam diagnosis dini anemia defisiensi besi. Dengan demikian, jika kamu atau seseorang yang kamu kenal memiliki kebiasaan mengunyah es secara berlebihan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.
3. Gangguan elektrolit dan metabolisme

Konsumsi es batu dalam jumlah besar dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh. Menurut PubMed Central, pagophagia dapat menyebabkan gangguan elektrolit dan masalah metabolisme lainnya.
Meskipun es batu sendiri tidak mengandung nutrisi, konsumsi berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan gejala seperti kram otot, detak jantung tidak teratur, dan kelelahan.
Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kejang atau gangguan fungsi jantung. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan membatasi konsumsi es batu untuk mencegah potensi gangguan elektrolit.
4. Gangguan psikososial dan perilaku

Kebiasaan mengunyah es secara kompulsif dapat berdampak negatif pada aspek psikososial seseorang. Melansir dari PubMed Central, melaporkan bahwa seorang wanita dengan pagophagia mengalami disfungsi psikososial yang signifikan dan masalah interpersonal dengan pasangannya.
Obsesi terhadap konsumsi es dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan sosial. Gangguan ini dapat menyebabkan isolasi sosial, penurunan produktivitas, dan stres emosional.
Seseorang mungkin merasa malu atau enggan untuk makan di depan umum karena kebiasaan ini, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan profesional jika kebiasaan mengunyah es mulai memengaruhi kehidupan sosial dan kesejahteraan emosional kamu.
5. Risiko tersedak dan cedera mulut

Mengunyah es batu juga meningkatkan risiko tersedak, terutama jika potongan es yang dikonsumsi terlalu besar. Potongan es dapat tersangkut di saluran napas, menyebabkan obstruksi yang berpotensi fatal. Selain itu, tepi tajam es batu dapat melukai jaringan lunak di dalam mulut, seperti gusi, lidah, dan dinding mulut.
Cedera pada jaringan mulut dapat menyebabkan rasa sakit, perdarahan, dan meningkatkan risiko infeksi. Luka pada gusi juga dapat memicu masalah periodontal yang lebih serius jika tidak ditangani dengan benar.
Proses penyembuhan luka di mulut juga bisa memakan waktu dan memerlukan perawatan khusus. Dengan demikian, menjaga kesehatan mulut dengan menghindari kebiasaan berisiko seperti mengunyah es batu sangat dianjurkan.
Meskipun tampak sepele, itu dia 5 bahaya kebiasaan mengunyah es batu yang bisa saja terjadi yang bisa mengganggu kesehatan kamu. Dari kerusakan gigi hingga gangguan psikososial, dampak negatifnya tidak boleh diabaikan.
Jika kamu atau orang terdekat memiliki kebiasaan ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat. Mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan diri adalah langkah penting menuju kualitas hidup yang lebih baik!


















-6YwqTyJkUXwtrqW0htkgywcnyyPflPK5.png)
