Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Apa itu Panggih yang ada di Acara Luna Maya dan Maxime Bouttier 1.png
Instagram.com/lunamaya

Intinya sih...

  • Luna dan Maxime melakukan ritual Balangan Gantal dengan melemparkan daun sirih yang diisi bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau.

  • Ritual Kacar Kucur merupakan momen sarat makna tentang pembagian peran dalam rumah tangga.

  • Prosesi Dulangan menjadi bagian yang tak kalah bermakna dalam upacara Panggih yang dijalani Luna dan Maxime.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier berlangsung penuh makna, salah satunya melalui upacara adat Jawa yang dikenal dengan sebutan Panggih. Upacara ini menjadi momen penting untuk mempertemukan kedua mempelai secara simbolis dan spiritual, menandai berlakunya ikatan suci baik dari aspek agama maupun peraturan negara.

Dalam tradisi Jawa, Panggih merupakan rangkaian acara yang menampilkan nilai-nilai luhur, seperti kasih sayang, keberkahan, dan tanggung jawab terhadap keluarga.

Pada pernikahan Luna dan Maxime, prosesi ini berlangsung khidmat dan penuh kehangatan, didampingi oleh pemandu dari kalangan perias senior yang menguasai adat Jawa.

Selain sebagai momen emosional dan sakral, Panggih juga memperlihatkan berbagai ritual khas yang memiliki makna mendalam. Mulai dari pemberian simbolik dari pihak keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan, hingga serangkaian acara yang menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab kedua mempelai satu sama lain.

Penasaran dengan kelanjutannya? Yuk simak Popmama.com merangkum upacara adat Panggih yang ada di acara Luna Maya dan Maxime Bouttier secara lebih detail.

1. Ritual Balangan Gantal dan membasuh kaki

YouTube.com/TS Media

Salah satu bagian paling menarik dalam upacara Panggih adalah ritual Balangan Gantal atau Lempar Sirih. Luna dan Maxime melakukan ritual ini dengan saling melemparkan daun sirih yang telah diisi dengan bunga pinang, kapur sirih, gambir, dan tembakau yang diikat dengan benang lawe.

Prosesi ini dilakukan dari jarak sekitar dua meter, di mana Maxime melemparkan gantal ke dahi, dada, dan lutut Luna, yang kemudian dibalas oleh Luna dengan melemparkan gantal ke dada dan lutut Maxime.

Setelah ritual saling lempar gantal, prosesi dilanjutkan dengan upacara Ranupada, ketika Luna sebagai mempelai perempuan membasuh kaki Maxime dengan air bersih.

Ritual ini bukan sekadar tradisi, tetapi memiliki filosofi mendalam tentang kesetiaan dan bakti istri kepada suami, serta harapan agar rumah tangga mereka selalu diwarnai kebahagiaan dan keharmonisan.

Mamie Hardo juga menyentuhkan telur ayam ke dahi kedua mempelai sebagai simbol kehidupan baru yang akan mereka jalani bersama.

2. Kacar Kucur dan simbolisasi tanggung jawab

YouTube.com/TS Media

Dalam upacara Panggih Luna dan Maxime, ritual Kacar Kucur menjadi momen yang sarat makna tentang pembagian peran dalam rumah tangga.

Pada prosesi ini, Maxime menuangkan isi keba (kantong anyaman tikar) yang berisi beras kuning, kacang, kedelai, uang logam, dan kembang telon ke pangkuan Luna yang menerimanya dengan kain sindur.

Ritual ini memiliki filosofi bahwa suami memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri. Keindahan ritual ini terletak pada cara penerimaannya dan Luna diharapkan dapat mengatur sedemikian rupa agar isi keba tidak habis dan tidak ada yang tercecer.

Hal ini melambangkan kebijaksanaan istri dalam mengelola ekonomi keluarga. Simbolisasi ini mencerminkan bagaimana dalam kehidupan berumah tangga, suami bertugas mencari nafkah sementara istri memiliki peran penting dalam mengelola hasil kerja keras tersebut untuk kesejahteraan keluarga.

3. Dulangan dan Tirto Wening: Berbagi kehidupan

YouTube.com/TS Media

Prosesi Dulangan menjadi bagian yang tak kalah bermakna dalam upacara Panggih yang dijalani Luna dan Maxime. Dalam prosesi ini, Maxime membuat tiga kepalan nasi kuning yang diletakkan di atas piring yang dipegang oleh Luna. Kemudian, disaksikan oleh Maxime, Luna memakan satu per satu kepalan nasi tersebut.

Ritual ini melambangkan kebersamaan dalam menjalani kehidupan dan komitmen untuk saling berbagi dalam suka maupun duka. Rangkaian upacara dilanjutkan dengan Tirto Wening, di mana Maxime memberikan segelas air putih kepada Luna.

Prosesi ini mengandung harapan agar rumah tangga mereka selalu bening dan bijaksana dalam menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin muncul. Upacara Panggih kemudian ditutup dengan Sungkeman.

Sungkeman adalah kondisi Luna dan Maxime bersujud di hadapan orangtua mereka, mamanya Luna, Desa Maya, dan papanya Maxime, Patrice Bouttier, sebagai wujud bakti dan permohonan restu untuk kehidupan pernikahan yang akan mereka jalani.

Nah, itulah penjelasan terkait upacara adat Panggih yang ada di acara Luna Maya dan Maxime Bouttier. Semoga Luna dan Maxime menjadi pasangan yang bahagia ya, Ma.

Editorial Team