Jangan Disepelekan, Inilah 5 Fakta Mengenai Kanker Kulit

Waspada, solar keratosis berpotensi berubah menjadi kanker!

5 Maret 2021

Jangan Disepelekan, Inilah 5 Fakta Mengenai Kanker Kulit
Pexels/Sound On

Apakah kamu selalu menjaga kesehatan kulit agar terhindar dari penyakit kanker kulit?

Kanker kulit sendiri adalah sebuah pertumbuhan sel kulit yang tidak normal. Biasanya paling sering berkembang pada kulit yang terpapar sinar matahari. 

Ada tiga jenis utama kanker kulit, diantaranya karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa dan melanoma.

Untuk mengetahui secara luas, berikut Popmama.com informasikan 5 fakta mengenai kanker kulit:

1. Ada jenis tahi lalat yang mengindikasikan melanoma

1. Ada jenis tahi lalat mengindikasikan melanoma
Freepik/master1305

Apakah kamu memiliki tahi lalat?

Tahi lalat merupakan bintik kecil berwarna cokelat, sedikit kehiataman dan terletak di atas permukaan kulit. Tahi lalat muncul akibat pengelompokan sel-sel melanosit, yaitu sel penghasil zat warna kulit. 

Dilansir MayoClinic,  memiliki lebih dari 50 tahi lalat di tubuh dan jenis tertentu menunjukkan peningkatan risiko melanoma.

Sedangkan melanoma adalah salah satu jenis kanker kulit yang paling berbahaya dan tergolong agresif, sehingga rentan menyerang organ tubuh yang lain.

Secara medis dikenal sebagai nevi displastik, ini cenderung lebih besar dari tahi lalat normal dan memiliki batas tidak teratur serta campuran warna.

Editors' Pick

2. Ada jenis tanda lahir yang berisiko menjadi kanker kulit

2. Ada jenis tanda lahir berisiko menjadi kanker kulit
Pexels/Tristan Perrier

Kebanyakan tanda lahir yang seperti noda tidak memiliki risiko berkembang menjadi kanker dan hanyalah pewarnaan permukaan kulit.

Namun perlu waspada terhadap tanda lahir seperti jenis giant congenital melanocytic nevus, yaitu suatu kondisi kulit yang terdiri dari sel-sel penghasil pigmen melanosit.

Dilansir dari WebMD, congenital nevi adalah tahi lalat yang ada saat lahir. Tanda lahir ini memiliki sedikit peningkatan risiko menjadi kanker kulit, tergantung ukurannya. 

Tetapi jenis giant congenital melanocytic nevus yang lebih besar akan berpotensi lebih besar terkena kanker kulit, yaitu jika ukurannya lebih 2-3 inci.

Sebaiknya kamu memeriksa ke spesialis kulit mengenai semua tanda lahir secara teratur apakah ada tanda-tanda perubahan dan memastikan tidak mengarah pada giant congenital melanocytic nevus.

3. Solar keratosis berpotensi berubah menjadi kanker

3. Solar keratosis berpotensi berubah menjadi kanker
Freepik/ijeab

Terkena paparan sinar matahari (ultraviolet) secara berlebihan, merupakan penyebab utama dari terjadinya actinic keratosis atau solar keratosis.

Umumnya solar keratosis membuat kulit menjadi kasar, menebal dan bersisik akibat paparan sinar matahari dalam waktu yang lama. Kondisi tersebut juga termasuk penggunaan alat tanning untuk menghitamkan kulit.

Dikutip dari ClevelandClinic dokter kulit sering kali mendiagnosis actinic keratosis dengan memeriksa kulit secara cermat dan merekomendasikan biopsi kulit. Prosedur invasif ini memungkinkan sel kulit diperiksa di bawah mikroskop guna mendapatkan diagnosis spesifik.

Biasanya solar keratosis berkembang secara perlahan tanpa pengobatan, lambat laun berpotensi menyebabkan kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa.

4. Orang berkulit putih berisiko terkena melanoma

4. Orang berkulit putih berisiko terkena melanoma
Pexels/Trần Long

Kondisi seseorang yang memiliki sedikit melanin (pigmen kulit) maupun orang berkulit terang juga lebih berisiko tinggi terkena kanker kulit. 

Itu artinya, mayoritas orang yang mengembangkan melanoma adalah orang berkulit putih.

Dalam penjelasan yang dikutip dari MedicalNewsToday, kanker kulit tidak sering terjadi di kalangan orang kulit hitam. Orang dengan warna kulit lebih gelap sering kali tidak menerima diagnosis sampai kanker berada pada stadium lanjut. Ini cenderung karena gejalanya lebih sulit dikenali.

Meski demikian, bukan berarti orang berkulit gelap terbebas dari risiko kanker kulit. Terutama bagi mereka yang banyak melakukan aktivitas di luar ruang dan sering terkena paparan sinar matahari.

5. Menggunakan tabir surya mengurangi risiko dari kanker kulit

5. Menggunakan tabir surya mengurangi risiko dari kanker kulit
Freepik/lifeforstock

Pada banyak kasus, sinar UV ini dapat menyebabkan rusaknya sel pada kulit dan memicu pertumbuhan yang tidak normal pada sel kulit. Lambat laun kondisi ini berpotensi berkembang menjadi kanker.

Penggunaan sunscreen secara benar dengan membalurkannya minimal 30 menit sebelum ke luar ruangan, ini mampu mengurangi risiko kanker kulit.

Kata Caren Campbell, MD, dokter kulit bersertifikat di San Francisco yang dikutip dari Womenshealthmag bahwa kamu harus memilih tabir surya setidaknya dengan SPF 30 dan produk yang mampu melindungi terhadap UVA maupun UVB.

Pakailah krim tabir surya secara ulang sunscreen setiap 2-3 jam sekali.

Demikianlah kelima fakta mengenai kanker kulit. Segera periksakan diri ke dokter jika muncul kelainan atau perubahan pada kulit.

Baca juga:

The Latest