Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Benarkah Tren Diet Pisang ala Jepang Efektif Turunkan Berat Badan_ 1.jpg
Pexels/Vika Glitter

Intinya sih...

  • Diet pisang ala Jepang dapat menurunkan berat badan tanpa ribet

  • Pisang mengandung serat larut yang membuat perut kenyang lebih lama

  • Sarapan dengan pisang dan air putih, disiplin jam makan, dan tidur cukup menjadi kunci utama diet ini

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mama, pernah dengar soal diet yang hanya butuh pisang dan air putih di pagi hari? Yup, diet pisang ala Jepang kembali viral dan bisa bantu menurunkan berat badan tanpa ribet.

Tren ini awalnya muncul dari Jepang dan kembali mencuri perhatian para pejuang diet. Menariknya, diet ini tidak menuntut hitung-hitungan kalori atau olahraga berat.

Mengutip dari National Institute of Health and Nutrition Japan, pisang di pagi hari bisa menjaga rasa kenyang lebih lama, lho. Karena itu, Popmama.com akan membahas lebih lanjut tentang benarkah tren diet pisang ala Jepang efektif turunkan berat badan?

Benarkah Diet Pisang Bisa Bantu Turunkan Berat Badan?

Freepik

Tren diet pisang pertama kali dikenalkan oleh Sumiko Watanabe, seorang apoteker Jepang, pada 2008. Ia merancang pola makan ini untuk suaminya yang berhasil menurunkan hampir 17 kilogram.

Setelah kisahnya dibagikan di media sosial Jepang, diet ini langsung viral. Bahkan, toko-toko sempat kehabisan stok pisang karena banyak yang ingin mencoba.

Lalu, benarkah diet ini benar-benar efektif? Menurut Healthline, pisang mengandung serat larut yang disebut pektin, membantu memperlambat proses pencernaan dan membuat perut terasa kenyang lebih lama.

Sementara itu, WebMD menjelaskan, bahwa pisang punya indeks glikemik rendah hingga sedang. Ini berarti pisang tidak menyebabkan lonjakan gula darah drastis, yang biasanya memicu rasa lapar lebih cepat.

Sarapan dengan Pisang dan Air Putih Jadi Kunci Utamanya

Freepik

Prinsip dasarnya sederhana, Mama hanya perlu sarapan dengan pisang dan segelas air putih. Jika masih lapar setelah 15–30 menit, boleh makan lagi secukupnya.

Diet ini mengajak kita lebih peka terhadap rasa kenyang. Dengan begitu, Mama bisa belajar berhenti makan sebelum merasa terlalu penuh.

Bukan Kalori yang Dihitung, Tapi Disiplin Jam Makan dan Tidur

Freepik/Drobotdean

Mama tak perlu menghitung kalori dengan ketat dalam diet ini. Namun, ada aturan penting, yakni dilarang makan setelah pukul 8 malam.

Kunci lainnya adalah tidur cukup, minimal 7 hingga 9 jam setiap malam. Peneltian dari Journal of Clinical Sleep Medicine menyebutkan, bahwa tidur yang cukup bisa menyeimbangkan hormon lapar dan kenyang.

Boleh Mengonsumsi Camilan, Tetapi Hanya Sekali Sehari

Freepik/Jcomp

Dalam diet pisang, Mama masih boleh makan camilan, tapi hanya satu kali sehari. Camilan manis hanya boleh dikonsumsi pada sore hari.

Diet ini juga menyarankan untuk menghindari es krim dan produk susu olahan. Makanan tersebut dianggap bisa memperlambat metabolisme.

Produk olahan susu tertentu dapat memicu gangguan pencernaan dan kembung, yang bisa mengganggu proses penurunan berat badan. Verywell Fit juga mencatat, bahwa es krim bisa menghambat kerja sistem metabolik jika dikonsumsi secara rutin.

Mengapa Diet Ini Banyak Disukai dan Terasa Ringan?

Freepik/Azerbaijan_stockers

Salah satu alasan diet ini menarik adalah karena tidak terlalu membatasi jenis makanan. Mama tetap bisa makan favorit, asal tahu batas dan waktu konsumsinya.

Namun, tantangannya ada pada sarapan. Bagi yang terbiasa makan berat di pagi hari, hanya makan pisang mungkin terasa kurang mengenyangkan.

Nah, itu tadi, ya informasi lengkap tentang benarkah tren diet pisang ala Jepang efektif turunkan berat badan? Kalau Mama ingin mencoba diet ini, pastikan dilakukan dengan bijak dan sesuai kebutuhan tubuh, ya. 

Editorial Team