Dalam beberapa tahun belakangan ini, rokok elektrik atau vape telah menjadi kontroversi global karena para ahli kesehatan makin tidak menganjurkan penggunaan vape.
Meski banyak dimanfaatkan sebagai alat untuk berhenti merokok, tetapi makin kesini, vape terbukti berdampak buruk bagi kesehatan.
Pada Juli 2023 lalu, pedoman medis baru dari American College of Cardiology tidak menganjurkan penggunaan rokok elektrik, khususnya pada orang yang memiliki penyakit jantung kronis. Tak hanya pada seseorang yang memiliki masalah jantung, rokok elektrik juga terbukti meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan memengaruhi kemampuan pembuluh darah pada orang muda sekalipun.
Berdasarkan laporan perusahaan data pasar dan konsumen bertajuk Statista Consumer Insights menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengguna vape terbanyak di dunia. Dengan banyaknya pilihan rasa serta aroma membuat kaum muda menjadi alasan tingginya penggunaan vape.
Namun, dampak buruk apa saja sih hingga dokter menentang keras penggunaan vape? Yuk, simak informasi Popmama.com di bawah ini!
