Eksklusif: Cerita Irish Bella Mengatasi Trauma Dibully saat SD, Mencoba Ikhlas dan Berdamai

Kasus perundungan bisa terjadi di berbagai macam usia anak. Namun, ada data dari KPAI yang menyebut bahwa korban perundungan banyak datang dari siswa SD.

Data itu diambil pada tahun 2019, KPAI mencatat sebanyak 25 kasus atau 67% pengaduan langsung maupun online sepanjang Januari sampai April 2019 lalu.

Keterangan KPAI menyebutkan alasan mengapa anak bisa dirundung yaitu dari dituduh mencuri, anak di-bully teman-teman dan pendidiknya, saling ejek di dunia maya dan persekusi di dunia nyata, anak jadi korban pemukulan atau pengeroyokan.

Untuk Irish Bella, ia menceritakan pernah dirundung oleh temannya saat SD karena berbeda secara fisik. Selain itu, nama Irish yang susah disebutkan juga menjadi penyebab dirinya punya plesetan nama yang menyakitkan saat itu. 

"Saat itu di-bully karena saya berbeda sendiri. Secara fisik saya blasteran. Padahal harusnya itu bagus, tapi malah justru di-bully. Lalu nama asli saya yang cukup sulit dilafalkan. Waktu itu jadi bahan pelesetan ke hal yang sangat menyakitkan," ungkap Irish.

Irish mengaku yang melakukan perundungan terhadapnya hanya satu orang, tetapi apa yang pelaku ucapkan kepadanya hingga kini masih teringat jelas. Irish dulu sampai menangis jika harus sekolah dan bertemu dengan temannya yang merundung tersebut.

"Hanya satu orang (pelaku) tapi membekas sekali sampai sekarang. Kejadian ini sempat dipendam dan tidak pernah cerita ke siapa pun. Kalau saya telat dijemput atau pagi mau sekolah selalu nangis," cerita Mama satu anak ini.

Saat itu menjadi masa yang berat bagi dirinya. Irish Bella kecil sangat stres menghadapi perundungan yang ia alami. 

"Stres sekali, sampai suatu waktu karena ada kejadian tertentu akhirnya saya memberanikan diri untuk cerita ke orangtua," pungkasnya.

Tak mudah bagi Irish untuk terbuka mengenai perundungan yang ia alami saat itu. Setelah mengumpulkan keberanian untuk bercerita, rupanya ini menjadi jalan terang untuk Irish sebagai penyintas perundungan.

"Setelah itu, orangtua jadi sadar dan langsung diberitahukan ke anaknya (pelaku perundungan). Dia minta maaf dan saya pun pindah sekolah," tuturnya.

Dari sana ia belajar untuk bisa lebih terbuka terhadap orangtuanya. Irish berusaha lebih jujur dan tidak takut untuk mengungkapkan hal-hal yang ia rasa mengganggu aktivitasnya. 

"Belajar bahwa kita harus bisa jujur dan memberanikan diri memberitahu ke orang terdekat," ucap Irish.

Irish mengamini untuk setiap anak-anak yang mengalami perundungan punya caranya tersendiri. Hal itu juga berkaitan dengan umur anak tersebut. 

Namun, Irish menyarankan terutama untuk orangtua bisa mendengarkan keluh kesah anak dengan seksama. Irish juga mendorong agar orangtua lebih peka terhadap perubahan anaknya di rumah.

"Macam-macam cara mengatasi perundungan untuk setiap anak. Untuk saya sendiri yang waktu itu SD, sudah berani speak up dan cerita kondisinya gimana sudah bagus," tuturnya.

Menjadi penyintas perundungan membuat Irish punya gambaran sendiri untuk mengedukasi anaknya, Air Rumi Akbar 1453 tentang hal ini.

Ia mengaku tak ingin Air mengalami hal yang serupa dengannya. Bahkan lebih buruknya, Irish tak ingin Air yang merundung temannya nanti saat di sekolah.

"Ini yang tidak boleh saya lewatkan untuk mengedukasi Air agar bisa keluar dari situasi itu jika ia di-bully. Saya menekankan agar dia tidak mem-bully anak lain," pungkas Irish.

Seiring berjalannya waktu, meski kejadian perundungan itu masih diingatnya Irish berusaha move on. Ia belajar bahwa setiap orang bisa menjadi korban perundungan apapun bentuk dan alasannya.

"Saya belajar dari pendewasaan yang pada akhirnya bahwa kejadian bully itu bisa terjadi di mana saja, oleh siapa saja dan kapan saja. Semakin dewasa saya belajar untuk ikhlas dan bisa move on dari situasi itu," tutur Irish.

Dari pengalaman itu Irish Bella belajar satu hal, perundungan bisa membuat dirinya tak yakin dan selalu mempertanyakan kekurangan yang ada.

Perundungan bisa masuk hingga ke alam bawah sadar korbannya. Secara mental ini yang akan memengaruhi pola pikir hingga tindakannya di masa depan. 

Namun, keberanian Irish kecil yang mau bercerita ke orangtua membuat ia punya babak baru dalam memandang kasus ini. Hingga akhirnya ia justru bisa menjadi lebih tegar saat mendapatkan banyak komentar negatif tanpa sebab di masa sekarang.

"Tidak mendengarkan apa kata orang karena waktu saat di-bully itu selalu terngiang ke alam bawah sadar kita selalu kurang. Setelah ikhlas jadi bisa memblokir omongan negatif dan bisa mengafirmasi diri kita untuk lebih sukses," tutur istri Ammar Zoni ini.

Masalah perundungan menjadi salah satu pekerjaan rumah di Indonesia. Sebab, pengaruhnya tak hanya soal fisik tapi juga kepada mental anak hingga ia dewasa.

Jika mentalnya sudah terluka, akan ada banyak perubahan sikap pada anak. Oleh karenanya orangtua mesti paham dan peka jika terjadi hal tersebut kepada anak mereka.

Millennial Mama of the Month Edisi Januari 2022: Irish Bella

Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Asst. Editor - FX Dimas Prasetyo  
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah 
Social Media - Irma Ediarti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Jihan Zahira
Stylist - Onic Metheany & Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist - Claudya Christiani Purba
Hijab do - Dini Azzahra
Irish Bella's Wardrobe - A Pretty Paper Tale by Girah Ababyl & pretty witchy! by Yunia Chairat
Air Rumi Akbar 1453's Wardobe  - Mothercare
Irish Bella's Sandal - Sneakon