Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
8 Daftar Hewan yang Bisa Menularkan Rabies
Pexels.com/Josh Sorenson

Intinya sih...

  • Anjing merupakan reservoir utama virus rabies pada manusia di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia dan Afrika.

  • Kucing dapat menjadi perantara penting penularan rabies, terutama di wilayah perkotaan, sehingga vaksinasi rutin sangat dianjurkan.

  • Kelelawar adalah reservoir rabies paling signifikan di Amerika, dan gigitannya bisa sulit terdeteksi sehingga profilaksis pasca pajanan sangat dianjurkan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis paling mematikan di dunia. Virus ini akan menyerang sistem saraf pusat dan hampir selalu berakhir dengan kematian, jika gejala klinis sudah muncul.

Penularan biasanya terjadi akibat gigitan hewan yang terinfeksi, karena virus rabies terkonsentrasi dalam air liur. Pada dasarnya semua mamalia berpotensi menularkan rabies, namun ada beberapa spesies yang dikenal sebagai “reservoir” atau sumber utama penyebaran virus rabies. 

Mengetahui hewan apa saja yang brpotensi menulrkan rabies akan memudahkan mengambil langkah pencegahan dan tahu kapan harus segera mencari perawatan.

Berikut ini adalah 8 daftar hewan yang bisa menularkan rabies yang sudah Popmama.com kumpulkan.

1. Anjing

Pexels.com/Pixabay

Menurut World Organitation Operation (WHO), anjing merupakan hewan penular utama virus rabies pada manusia di seluruh dunia. Lebih dari 99% kasus rabies manusia berasal dari gigitan anjing, terutama di negara-negara Asia dan Afrika yang tingkat vaksinasi hewanya masih rendah.

Anjing liar atau yang tidak divaksinasi dapat menjadi reservoir virus yang berbahaya, terutama di daerah padat penduduk. Penularan biasanya terjadi melalui gigitan, meski air liur yang masuk ke luka terbuka juga bisa menimbulkan infeksi.

Program vaksinasi massal anjing terbukti efektif menekan kasus rabies di berbagai negara. Contohnya, Meksiko berhasil mengeliminasi rabies yang ditularkan anjing melalui kampanye vaksinasi dan edukasi masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian rabies pada manusia harus dimulai dari pengendalian rabies pada anjing.

2. Kucing

pexels.com/ROYAL PIXEL

Kucing memang bukan reservoir utama rabies secara global, namun mereka dapat menjadi perantara penting, terutama di wilayah perkotaan.

Karena sifatnya yang sering berkeliaran di luar rumah, kucing dapat berinteraksi dengan satwa liar yang terinfeksi rabies, seperti kelelawar atau rubah kecil. Jika kucing kemudian berinteraksi dengan manusia tanpa disadari, potensi penularan tetap ada.

Dilansir dari cdc.gov bahwa di Amerika Serikat, kucing justru lebih sering dilaporkan rabies dibanding anjing, karena ada lebih sedikit aturan tentang vaksinasi kucing.

Vaksinasi rutin pada kucing sangat dianjurkan, apalagi di daerah endemik. Pemilik hewan peliharaan perlu waspada jika kucing menunjukkan perubahan perilaku mendadak, misalnya lebih agresif atau takut cahaya.

3. Kelelawar

unsplash.com/Riizz

Di benua Amerika, kelelawar adalah reservoir rabies paling signifikan. Kasus rabies pada manusia di AS kini lebih banyak disebabkan oleh paparan kelelawar daripada anjing. Bahayanya, gigitan kelelawar bisa sangat kecil hingga tidak terasa atau terlihat, sehingga orang tidak menyadari dirinya telah terpapar. Hal ini membuat rabies dari kelelawar sulit terdeteksi lebih awal.

Selain rabies klasik, kelelawar juga bisa membawa lyssavirus lain yang mirip rabies, seperti European Bat Lyssavirus. Inilah alasan setiap kontak dengan kelelawar harus dianggap serius. WHO dan CDC merekomendasikan profilaksis pasca pajanan (PEP) bahkan jika hanya ada kemungkinan kecil kontak dengan kelelawar.

4. Rakun Skunk dan Rubah

Wikimedia Commons/Bernard Dupont

Di Amerika Utara, rabies satwa liar paling banyak ditemukan pada rakun, skunk, dan rubah. Ketiga hewan ini merupakan reservoir alami yang mempertahankan siklus rabies di alam liar. Varian rabies yang mereka bawa bisa berbeda-beda, misalnya raccoon rabies virus variant yang endemik di Pantai Timur AS.

Kontak antara satwa liar ini dengan hewan peliharaan atau manusia dapat meningkatkan risiko. Karena itu, banyak negara bagian di AS melakukan pemantauan populasi rakun dan rubah serta melakukan distribusi vaksin oral lewat umpan untuk menekan kasus rabies. Strategi ini terbukti menurunkan insidensi rabies di alam liar secara signifikan.

5. Serigala dan Koyote

pexels.com/Pixabay

Serigala dan koyote dikenal sebagai predator liar yang mampu menyebarkan rabies di ekosistem tertentu. Menurut woah.org, kasus rabies pada serigala pernah dilaporkan di Asia Tengah, Timur Tengah, hingga Amerika Utara.

Gigitan serigala terhadap manusia bisa berbahaya, bukan hanya karena sifat agresifnya, tetapi juga karena potensi membawa rabies.

Di Meksiko, rabies pada koyote sempat menjadi masalah kesehatan masyarakat pada dekade 1990-an. Penularan ke anjing domestik bahkan manusia pernah terjadi.

Dengan adanya program vaksinasi satwa liar melalui umpan, kasus rabies dari koyote dapat ditekan, namun tetap menjadi ancaman di wilayah yang sulit dijangkau.

6. Mongoose

freepik.com/Creativenature_nl

Mongoose dikenal sebagai reservoir rabies di Karibia, India, dan Afrika Timur. Hewan ini kerap berinteraksi dengan pemukiman manusia, terutama di pedesaan. Beberapa kasus rabies pada manusia di Karibia secara langsung dikaitkan dengan gigitan mongoose.

Selain menjadi reservoir, mongoose juga bisa menularkan rabies ke hewan ternak, yang kemudian meningkatkan risiko paparan pada manusia. Oleh karena itu, vaksinasi ternak dan edukasi masyarakat tentang bahaya gigitan mongoose sangat penting di wilayah endemik.

7. Sapi dan Kuda

commons.wikimedia.org/Ulruppelt

Meskipun sapi dan kuda bukan reservoir rabies, namun keduanya sangat rentan terhadap infeksi. Hewan ternak sering menjadi korban gigitan kelelawar di Amerika Latin, yang bisa menyebarkan rabies ke peternakan. Infeksi pada ternak menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani.

Pada sapi, rabies dapat menyebabkan perubahan perilaku, kelumpuhan, dan penurunan produksi susu. Pada kuda, rabies dapat memicu agresivitas dan gerakan abnormal.

Meski jarang, manusia bisa tertular saat menangani hewan ternak yang terinfeksi, misalnya melalui gigitan atau kontak air liur ke luka terbuka.

8. Monyet

commons.wikimedia.org/Fachreza25

Hewan primata, terutama monyet memang jarang menjadi reservoir rabies, namun mereka tetap bisa menularkan bila terinfeksi. Masalah utama adalah tingginya interaksi antara manusia dan monyet di destinasi wisata seperti Bali, India, atau Thailand. Gigitan monyet sering dilaporkan, dan meski jarang membawa rabies, risiko paparan tetap ada.

CDC merekomendasikan profilaksis pasca pajanan (PEP) bagi wisatawan yang digigit monyet di daerah endemik. Karena itu, para turis sebaiknya tidak memberi makan atau berinteraksi langsung dengan monyet liar. Pencegahan jauh lebih baik daripada mengandalkan penanganan setelah paparan.

Nah, itu dia 8 daftar hewan yang bisa menularkan rabies, bagi Mama yang punya hewan peliharaan seperti anjing atau kucing jangan lupa untuk vaksin rutin untuk pencegahan, ya.

Editorial Team