Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
Gejala dan Faktor Kanker Hati HCC Menurut Dokter, Waspadai Sejak Dini!
istockphoto/Rasi Bhadramani

Intinya sih...

  • Kanker hati HCC adalah jenis kanker paling mematikan di dunia dan Indonesia, sering terlambat terdeteksi.

  • Gejala awal kanker hati HCC seperti kulit menguning, nyeri perut kanan atas, dan cepat lelah sering diabaikan.

  • Imunoterapi hadir sebagai pengobatan baru untuk HCC dengan efek samping yang lebih ringan dan meningkatkan harapan hidup pasien.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kanker adalah salah satu penyakit paling tinggi dan serius. Kanker hati atau Hepatocellular Carcinoma (HCC) merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia dan di Indonesia.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (2022), tercatat sekitar 23.800 kasus baru kanker hati dengan 23.300 kematian setiap tahunnya. Sebagian besar pasien datang dalam kondisi sudah berat karena gejala awalnya kerap diabaikan.

Menurut Dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, kanker hati disebut “pembunuh sunyi” karena tumbuh tanpa gejala jelas di awal.

Pasien sering datang sudah dalam kondisi stadium lanjut. Gejala seperti kulit menguning, nyeri perut kanan atas, atau cepat lelah sering dianggap penyakit ringan,” ujar Dr. Jeffry dalam sesi edukasi media bersama AstraZeneca Indonesia di Jakarta pada 23 Oktober 2025.

Untuk mengetahui lebih dalam, Popmama.com akan membahas tentang gejala dan faktor kanker hati HCC menurut dokter yang wajib kamu waspadi sejak dini. Yuk simak penjelasan dibawah ini!

Apa Itu Kanker Hati Tipe HCC?

istockphoto/Rasi Bhadramani

Hepatocellular Carcinoma (HCC) adalah kanker hati primer yang paling sering ditemukan mencapai 75–80% dari seluruh kasus kanker hati. Kanker ini berkembang dari sel hati utama (hepatosit), terutama pada penderita hepatitis kronis atau sirosis hati.

Sebuah studi di RSCM (2010–2020) menunjukkan bahwa 97% pasien kanker hati meninggal dalam tiga tahun, sebagian besar karena terlambat terdeteksi.

Padahal, jika ditemukan di tahap awal, tingkat kelangsungan hidup bisa mencapai 93% dalam lima tahun, terutama dengan operasi atau transplantasi hati.

Cobalah untuk mulai peka terhadap kesehatan tubuh, terutama oada organ dalam. Lakukan pemeriksaan rutin minimal 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali. Langkah ini dapat meminimalisir telatnya terdeteksi kanker.

Gejala dan Faktor Risiko Kanker Hati HCC

Freepik/jcomp

Kanker memang terkadang tidak terlihat gejala dan faktornya, terutama pada kanker hati. Infeksi Hepatitis B merupakan penyebab utama kanker hati di Indonesia, disusul Hepatitis C, sirosis, dan fatty liver akibat obesitas serta gaya hidup tidak sehat.

Dr. Jeffry menjelaskan bahwa seseorang dengan Hepatitis B kronis bisa mengalami perubahan sel hati menjadi kanker dalam waktu 20–25 tahun bila tidak dikontrol.

Jika kamu mengalami sakit yang secara terus-menerus dibagian dada, sebaiknya langsung konsultasikan ke dokter ahilnya. Jangan menyepelekan gejala yang kamu alami.

Gejala yang sering diabaikan antara lain:

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)

  • Nyeri perut kanan atas

  • Nafsu makan menurun

  • Penurunan berat badan tanpa sebab

  • Tubuh lemas dan mudah lelah

Diagnosis dini sangat menentukan. Lakukan medical check up secara ritin, minimal 6 atau 12 bulan sekali. Sayangnya, banyak pasien datang terlambat karena tidak mengenali tanda-tandanya,” tegas Dr. Jeffry.

Pengobatan yang Dapat Dilakukan bagi Penderita Kanker Hati

istockphoto/Ijubahphoto

Perkembangan pengobatan HCC kini memasuki era baru dengan hadirnya imunoterapi. Berbeda dengan kemoterapi yang menyerang sel kanker secara langsung, imunoterapi membantu sistem imun tubuh mengenali dan melawan sel kanker tanpa merusak jaringan sehat.

Meningkatnya jumlah kematian akibat kanker di Indonesia, AstraZeneca menghadirkan kombinasi Durvalumab (Imfinzi) dan Tremelimumab (Imjudo), yang dikenal dengan STRIDE regimen (Single Tremelimumab Regular Interval Durvalumab).

Terapi ini telah disetujui oleh FDA Amerika Serikat pada Oktober 2022 untuk pengobatan HCC lanjut atau tidak dapat dioperasi, dengan hasil studi menunjukkan peningkatan median overall survival menjadi 16,4 bulan dibanding 13,8 bulan pada terapi sorafenib.

Di Indonesia, berdasarkan dokumen BPOM, kombinasi Tremelimumab + Durvalumab telah diajukan untuk indikasi “advance or unresectable HCC” oleh AstraZeneca Indonesia, dan masih dalam proses implementasi nasional.

Imunoterapi bukan sekadar memperpanjang hidup pasien, tapi juga menjaga kualitas hidup karena efek sampingnya lebih ringan,” ujar Dr. Freddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia.

Melalui inisiatif HCC Patient Charter, AstraZeneca bersama dokter dan komunitas pasien berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan akses terapi inovatif agar kanker hati bisa dikendalikan lebih efektif.

Kanker hati HCC memang berbahaya, tetapi bukan akhir dari segalanya. Dengan vaksinasi Hepatitis B, pola makan sehat, pemeriksaan rutin, serta pengobatan modern seperti imunoterapi, peluang pasien untuk hidup lebih lama semakin besar.

Kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan industri farmasi seperti yang dilakukan AstraZeneca membuka harapan baru untuk menjadikan kanker hati bukan lagi vonis kematian, melainkan penyakit kronis yang bisa dikontrol dan diobati.

Nah, itulah penjelasan tentang gejala dan faktor kanker hati HCC menurut dokter yang wajib kamu waspadi sejak dini. Mulai sekarang, yuk lebih peka terhadap kesehatan kita.

Editorial Team