Menilik Fenomena Glow Down yang Sedang Ngetren di China

Pernahkah kamu mengalami glow down?

16 April 2024

Menilik Fenomena Glow Down Sedang Ngetren China
Tiktok.com/chinesewithmia

Kalau kamu sudah familiar dengan istilah glow up, yang berarti transformasi signifikan, biasanya dalam penampilan fisik, yang dianggap sebagai peningkatan. Kini, terdapat fenomena glow down yang sedang besar di China.

Fenomena glow down ini terjadi pada para Gen Z di negara tersebut. Glow down berarti menunjukkan sebaliknya, yaitu penurunan daya tarik atau presentasi diri. Berikut, Popmama.com ikut menilik fenomena glow down yang sedang ngetren di China.

1. Penyebab glow down

1. Penyebab glow down
Instagram.com/babel.fish

Apakah kamu pernah merasa penampilanmu mengalami penurunan, menjadi kurang menarik? Bisakah kamu pikirkan apa penyebabnya?

Terdapat beberapa pengguna Xiaohongshu (seperti Instagram), sebuah platform belanja sosial paling terpercaya di Tiongkok, yang membagikan pengalaman mereka. Mereka menunjukan perubahan fisik yang dramatis sejak mulai bekerja, dan ini bukanlah perubahan fisik yang baik.

2. “Stench of work” penampilan buruk akibat beban pekerjaan

2. “Stench of work” penampilan buruk akibat beban pekerjaan
Instagram.com/babelfish.asia

Stench of work” merupakan istilah di China yang digunakan untuk menjelaskan fenomena glow down yang sedang terjadi. Istilah tersebut mengacu pada pada aura kelelahan yang ada pada para pegawai.

Betapapun cerianya seseorang, begitu mereka mulai bekerja, “bau busuk pekerjaan” tanpa disadari akan muncul, dan tidak dapat dihilangkan.

Editors' Pick

3. Pengguna Xiaohongshu membagikan ceritanya mengalami glow down

3. Pengguna Xiaohongshu membagikan cerita mengalami glow down
Instagram.com/babelfish.asia

Wendy, pengguna Xiaohongshu membagikan pengalamannya mengalami “Stench of work” di platform tersebut. Ia bercerita kalau hanya butuh bekerja selama satu tahun untuk membuatnya menjadi "jelek secara tragis".

Berat badannya bertambah 18kg, ia melihat penurunan nyata pada kulitnya. Menurutnya hal-hal tersebut dapat terjadi karena stres, makan berlebihan, dan seringnya lembur, serta alasan-alasan lainnya, yang diakibatkan oleh pekerjaannya.

Unggahan Wendy pun menjadi viral, banyak perempuan lain yang ikut membagikan cerita mereka. Ada yang berkomentar pada unggahan Wendy, “Sungguh nyata, begitu saya mulai bekerja, saya menjadi gemuk, tetapi ketika saya istirahat di rumah, makan dan tidur, berat badan saya malah turun.”

4. Fenomena yang relatable dengan banyak perempuan

4. Fenomena relatable banyak perempuan
Instagram.com/babelfish.asia

Tidak hanya Wendy yang mengalami hal tersebut, namun terdapat banyak perempuan yang mengalami hal serupa. Mereka sama-sama setuju kalau beban pekerjaan membuat penampilan mereka berubah. 

Bagi sebagian orang, satu-satunya cara untuk benar-benar melepaskan diri dari “bau busuk pekerjaan” adalah dengan berhenti dari pekerjaannya. Mikakou, pengguna  Xiaohongshu lainnya juga berbagi bagaimana mengundurkan diri dari pekerjaan, berdampak pada dirinya, dalam hal penampilan dan kesehatan.

“Pekerjaan perlahan-lahan membuatku lelah secara mental dan fisik, dan aku berada di bawah banyak tekanan. Aku hanya bisa mengandalkan makan berlebihan untuk meredakan suasana hatiku,” sebutnya.

Ia memulai karirnya di Shanghai dengan penuh semangat positif, namun tekanan pekerjaan mendorongnya untuk makan karena stres, yang menyebabkan berat badannya bertambah 12 kg, dan pori-porinya bahkan dapat digunakan untuk “menanam padi”.

Mikakou juga mengatakan bahwa ia menjadi jijik dengan penampilannya dan menolak mengambil foto.

Setelah mengundurkan diri, Mikakou melakukan pemeriksaan kesehatan, dan terungkaplah kalau Mikakou mengidap suatu penyakit. Namun dia tidak merinci penyakit apa yang dideritanya. 

Mikakou lalu memilih untuk menginvestasikan kesehatannya dengan melakukan olahraga pribadi dan juga yoga, untuk meningkatkan kesehatannya. 

Mikakou terus menceritakan perjalanan menurunkan berat badannya di Xiaohongshu, dan mengatakan bahwa ia jauh lebih bahagia, dan menyimpulkan bahwa "meninggalkan pekerjaan adalah suplemen kesehatan terbaik bagi kaum muda."

5. Muncul gerakan menggunakan pakaian paling jelek untuk bekerja

5. Muncul gerakan menggunakan pakaian paling jelek bekerja
douyin.com/ 再打工就发疯

Sebuah tren baru di kalangan pekerja Gen Z China menarik perhatian. Mereka menukar pakaian formal seperti blazer dan sepatu hak tinggi dengan jaket wol dan sandal berbulu halus saat bekerja. 

Tren ini, diduga sebagai bentuk pemberontakan terhadap budaya kerja tradisional. Banyak pengguna yang mengikuti tren ini sehingga menjadi topik hangat di platform media sosial Tiongkok seperti Douyin (TikTok versi Tiongkok) dan Xiaohongshu (sebuah aplikasi mirip Instagram) dengan tagar “gross outfits at work” atau "pakaian menjijikan di tempat kerja".

6. Tren serupa pernah terjadi sebelumnya, tren glow down bukan yang  pertama kali terjadi

6. Tren serupa pernah terjadi sebelumnya, tren glow down bukan yang  pertama kali terjadi
Sina Weibo

Ini bukan pertama kalinya para pekerja di China mempopulerkan tren seperti “Stench of work”. Terdapat beberapa kali dimana para pekerja menggunakan humor yang bagus (dan terkadang tidak wajar), untuk menunjukkan meningkatnya kekecewaan terhadap karier mereka. 

Mungkin fenomena yang paling terkenal, “躺平”, atau “berbaring datar”, yang mengacu pada kehidupan yang lebih santai dan berjalan lambat daripada memberi tekanan pada diri sendiri untuk bekerja. 

Pada bulan Agustus 2023, dikutip dari SCMP, terdapat adanya tren pekerja muda yang mengadakan pesta perayaan 'berhenti dari pekerjaan' yang dianggap sebagai bentuk dari gerakan “berbaring datar”.  Beberapa alasan paling umum untuk meninggalkan pekerjaan mereka adalah lingkungan kerja yang tidak sehat, gaji yang buruk, dan kurangnya keseimbangan kehidupan kerja.

7. Banjir reaksi di kolom komentar

7. Banjir reaksi kolom komentar
Instagram.com/babelfish.asia

Terdapat berbagai reaksi yang muncul dari postingan mengenai tren glow down yang sedang ramai ini. Terdapat beberapa pihak yang menyetujui, dan ada yang tidak.

Ada yang berkomentar, “Menurutku itu riasan,” “Jadi jika mereka berhenti bekerja, bagaimana mereka mencari nafkah? Bukankah suatu saat nanti mereka harus kembali mencari pekerjaan?”, dan “Menurutku mereka awalnya terlihat seperti itu. Foto sebelumnya banyak difilter.”

Ada juga beberapa pihak yang mendukung situasi glow down ini dengan mengatakan, “

Kalian semua harus ingat bahwa mereka memiliki budaya "bekerja atas kehidupan" di sana. Saya ingin melihat kalian bekerja lebih dari 90+ jam setiap minggu selama setahun. Saya yakin kalian akan sedikit kehilangan diri sendiri. Miliki pikiran terbuka tentang situasi mereka. Bukan hanya mereka. Saya yakin orang lain juga merasakan hal yang sama.”

Banyak juga yang jadi menceritakan pengalaman mereka dengan hal yang serupa. Seorang pengguna mengatakan, “Sedih tapi benar. Berat badan saya bertambah banyak karena stres sejak saya mulai bekerja. Di universitas meskipun saya mengikuti kursus setiap hari selama minimal 6 jam saya masih punya waktu untuk berolahraga, membaca, melakukan hal-hal menyenangkan lainnya. Sekarang aku hampir tidak bisa tidur dan makan dengan kacau...aku benci ini.”

Itu tadi, menilik fenomena glow down yang sedang ngetren di China. Apakah Mama atau Papa pernah mengalami tren yang satu ini? Ingatlah untuk tetap bijak membuat keputusan bagi hidup, ya.

Baca juga:

The Latest