Gen Z Mendominasi, Ini Cara Mengatur Stres menurut Psikolog

Gen Z paling banyak mengalami stress dibandingkan generasi lainnya

18 Januari 2024

Gen Z Mendominasi, Ini Cara Mengatur Stres menurut Psikolog
Dok. Enesis Group
Konferensi Pers dan Peluncuran Plossa Mini Isi Ulang, di Plaza Senayan, Kamis (18/1/2024).

Intinya Sih...

  • Maraknya digitalisasi menjadi penyebab stres pada Gen Z dan milenial
  • Masalah keuangan juga menjadi faktor utama yang menyebabkan stres pada generasi tersebut
  • Stres yang tidak diatasi dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, termasuk depresi, gangguan seksual, dan masalah psikologis lainnya

Padatnya aktivitas dapat membuat seseorang mengalami stress yang berdampak pada fisik maupun kesehatan emosional, baik psikis maupun mental. Menurut seorang Psikolog, dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, maraknya digitalisasi menjadi salah satu alasannya.

Mengutip laman dataindonesia.id, Gen Z lebih banyak menderita stres dibanding generasi lainnya. Hal ini tercermin dalam hasil survei Ipsos terhadap 23.274 responden di 31 negara. Secara rinci, ada 43% responden dari generasi Z di dunia yang merasa stres hingga berdampak ke kehidupan sehari-hari. Persentase itu lebih tinggi dibandingkan 37% responden dari generasi milenial yang mengalami hal serupa.

Menurut Psikolog tersebut, jika kita menyepelekan stres dan tidak dipanahi dengan baik, maka dampaknya sangat bahaya dan tidak baik untuk kesehatan mental maupun fisik. Salah satu cara untuk memanage stres adalah relaksasi dengan aromatherapy.

Menyadari Generasi Z dan milenial mengalami tingkat stres tinggi akibat beban pekerjaan, lalu lintas, cuaca, dan polusi. Stres ini berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Plossa, minyak angin aromaterapi, hadir sebagai solusi efektif. Saat ini, Plossa Mini Isi Ulang (5ml) diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk Plossa dalam varian kemasan baru, yaitu Plossa Mini Isi Ulang (ukuran 5ml).

Berikut ini Popmama.com sajikan informasi selengkapnya mengenai cara mengatur stres menurut Psikolog.

1. Digitalisasi menjadi salah satu penyebab stres

1. Digitalisasi menjadi salah satu penyebab stres
Pexels/Inzmam Khan

Menurut Psikolog, dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, dengan perkembangan zaman dan maraknya digitalisasi serta teknologi di kehidupan, membuat tunturan para generasi Z dan milenial semakin tinggi. 

“Kenapa gen Z dan milenial ini overstress, ya itu tadi tuntutannya banyak,” kata dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi,.

Menurutnya, mereka terlalu banyak menerima informasi dari media sosial dalam satu hari tanpa bisa mengolahnya dengan matang. 

“Scrolling medua sosial, ‘kok dia umur segini sudah bisa dapat jabatan A, dia umurnya sama kayak saya tapi sudah bisa bolak-balik ke luar negeri’, nah kayak gitu bisa bikin para gen z dan milenial menjadi rentan terhadap kondisi stres,” ucapnya.

Editors' Pick

2. Masalah keuangan menjadi yang utama

2. Masalah keuangan menjadi utama
Pexels/Suxy Hazelwood

Selain karena digitalisasi, masalah keuangan juga menjadi penyebab stres. Menurut dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, permasalahan terbanyak penyebab stres itu adalah masalah keuangan. 

“Ternyata survei membuktikan kalau masalah terbanyak itu adalah masalah keuangan,” ujar Psikologist tersebut. 

Ia menambahkan “Tadi di slide sebelumnya juga kan ada yang mengeluhkan cicilan setiap bulan, belum lagi kalau dia sandwich generation.” 

Itulah yang membuat generasi Z dan milenial ini rentan mengalami stres. Mulai dari banyaknya tuntutan hingga minder melihat pencapaian orang lain.

3. Dampak yang bisa terjadi kalau tidak segera diatasi

3. Dampak bisa terjadi kalau tidak segera diatasi
Pexels/pixabay

Jika kamu mengalami stres yang berkelanjutan dan tidak segera diatasi, maka akan terjadi dampak yang berbahaya bagi kesehatan fisik maupun mental. 

“Ternyata kalau tidak dipanahi dengan baik, kondisinya terus berlamgsung lama, dampaknya bisa sebahaya ini untuk kesehatan mental dan fisik kita,” kata dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi,.

Menurut dr. Indah, untuk masalah mental sendiri akibat dari stres yang berkepanjangam akan menyebabkan depresi, gangguan seksual, hingga gejala psikosomatis. 

Lalu beberapa masalah psikologis seperti pannic attack, anxiety disorder, bipolar disorder, dan lain sebagainya. 

Untuk masalah fisik yang akan terjadi adalah sakit kepala, asam lambung atau gerd, gangguan tidur, asma, hingga bisa menyebabkan stroke bahkan kematian.

4. Cara mengatur stres menurut Psikologist

4. Cara mengatur stres menurut Psikologist
Pexels/Ketut Subiyanto

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengatur stres yang disesuaikan dengan diri masing-masing. Menurut dr. Indah, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain: 

  • Tidur yang cukup
  • Lakukan self care
  • Berbagi cerita dengan orang terdekat
  • Journaling
  • Olahraga
  • Melakukan hobi
  • Mandi air hangat

5. Cara mengatur stress dengan relaksasi

5. Cara mengatur stress relaksasi
Pexels/Andrea Piacquadio

Psikologist itu mengatakan bahwa ada dua hal yang menjadi highlight terkait dengan stres itu tidak dihilangkan. Menurutnya, stres itu bukan dihilangkan, tapi dikelola. Salah satunya dengan relaksasi menggunakan aromatherapy.

Untuk mengurangi stres bisa menggunakan bahan-bahan alami yang dapat membantu kekebalan tubuh, meningkatkan fokus dan konsentrasi. 

Enesis Group memahami kebutuhan masyarakat akan minyak aromatherapy karena khasiatnya yang dapat membantu memelihara kesehatan dengan meluncurkan inovasi baru, Plossa Mini Isi Ulang. 

Plossa merupakan produk aromatherapy multifungsi yang membantu merelaksasikan tubuh. Dengan kandungan utama 1,8 sineol pada eucalyptus oil selain sebagai antibakteri, antivirus, dan menthol sebagai bronkodiliator yang juga dapat meningkatkan ketahanan alami tubuh terhadap stres.

Berikut ini cara relaksasi untuk membantu mengurangi stres yang dipraktikan oleh dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, antara lain: 

  • Berdiri atau duduk dalam posisi tegak sambil pejamkan mata. 
  • Tarik napas dalam hidung dalam tiga hitungan sambil menghirup aromatherapy dari Plossa
  • Tahan napas dalam empat hitungan
  • Buang napas perlahan dalam tiga hitungan 
  • Berikan pijatan ringan pada area dahi, leher, dan bahu menggunakan Plossa. 

“Nah aromatherapy ini berdasarkan penelitian bisa membantu mengurangi stres kita karena bahan-bahan alami yaitu bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fokus dan konsentrasi,” ujar dr. Indah Sundari, S.Psi, M.Psi,.

“Penting banget sebenarnya untuk kita pegang atau memakai si aromatherapy ini,” tutupnya. 

Nah itulah serangakaian informasi mengenai cara mengatur stres menurut psikolog. Semoga bermanfaat ya! 

Baca juga:

The Latest