Kenali Gangguan Kleptomania: Gejala, Penyebab, dan Ciri-cirinya

Dikutip dari Mayoclinic, kleptomania adalah suatu gangguan mental yang membuat seseorang atau penderitanya punya dorongan yang kuat untuk mencuri barang, yang sebenarnya tidak dibutuhkan. 

Barang-barang yang dicuri ini biasanya barang-barang yang bernilai kecil, bahkan barang yang mampu dibeli oleh penderita kleptomania itu sendiri. 

Beda halnya dengan orang normal pada umunya, para penderita kleptomania selalu mendapat dorongan yang kuat untuk mencuri ketika melihat peluang. 

Sebagaimana dikutip dari IDN Times, ini akibat penurunan hormon seroton pada penderita kleptomania. Hormon serotonin sendiri memang berfungsi sebagai hormon yang mengatur suasana hati.

Jadi, ketika pengidap belum bisa melancarkan aksinya, maka hormon serotonin akan terus mengalami penurunan. 

Masih dikutip dari IDN Times, penderita klepto akan merasa cemas luar biasa saat melancarkan aksinya dan hal ini adalah hal yang umum bagi mereka. 

Akan tetapi, ketika penderita kleptomania berhasil melancarkan aksinya, maka penderita klepto akan merasa senang setelah mencuri dan merasa ketagihan. Hal ini pun berdampak pada hormon dopamin yang bekerja. 

Dikutip dari Clevend clinic, perempuan tiga kali lebih mungkin mengidap kleptomania dibandingkan laki-laki. Ini bisa terjadi pada penderita dengan usia termuda 4 tahun dan paling tua 77 tahun. 

Adapun alasan mengapa didominasi kaum perempuan sebab mereka yang paling banyak memiliki keinginan dibandingkan dengan laki-laki, serta yang paling rentan terkena penyakit gangguan psikologis.

Gejala utama klepto adalah penderitanya bertindak berdasarkan dorongan kuat atau hasrat yang tak tertahankan untuk mencuri barang-barang. Dikutip dari Clevelend, berikut gejala dari kleptomania, di antaranya: 

• Barang yang dicuri bukan barang yang dibutuhkan.
• Merasakan ketegangan dan kecemasan sebelum bertindak dan akan merasa senang, lega, setelah berhasil melakukannya.
• Efek kelegaan dan emosi positif setelah mencuri setelah sirna akan membuat pelaku klepto merasa bersalah.
• Beberapa pelaku klepto bisa membuang barang curian, memberikan, menimbun, atau mengembalikannya secara diam-diam dan membayarnya.
• Mencuri tidak direncanakan dan dilakukan sendirian.

Walaupun para ahli tidak mengetahui pasti apa saja penyebab terjadinya kleptomania, namun ada bukti yang menunjukkan beberapa kemungkinan penyebabnya, di antaranya: 

• Perbedaan struktur otak, orang dengan kleptomania lebih cenderung punya perbedaan tertentu dalam struktur otak, terutama di area yang mengelola kontrol dan penghambatan impuls
• Gangguan neurotransmitter di otak, kadar serotonin rendah sehingga mengakibatkan tingkah laku impulsif seperti kleptomania
• Genetik, walaupun klepto tidak ditularkan, para ahli tidak tahu apakah kleptomania bisa diwarisi atau tidak. Akan tetapi, orang dengan klepto sering memiliki riwayat keluarga dengan kondisi mental seperti gangguan kecemasan, suasana hati, dan penggunaan zat. 

Nah dari pembahasan-pembahasan sebelumnya tentu bisa dipahami ya Ma jika penderita kleptomania tidak bisa disamakan dengan para pencuri. Sebab klepto sendiri merupakan gangguan psikologis. 

Selain itu, penderita klepto juga tidak menularkan hasratnya untuk mencuri ke orang lain, dan juga tidak merencanakan aksinya dari jauh-jauh hari untuk mencuri barang-barang. 

Itulah beberapa fakta soal apa itu kleptomania, penyebab kleptomania, ciri-ciri kleptomania dan lainnya. Apabila Mama pernah merasakan salah satu gejalanya, atau bahkan menderita hal tersebut jangan sungkan untuk pergi ke psikoterapi, untuk menekan dorongan mencuri. Semoga bermanfaat ya, Ma!