Benarkah Mata Gatal Jadi Salah Satu Gejala Omicron?

Mata gatal dan merah jadi salah satu gejala omicron. Benarkah demikian? Ini faktanya.

30 Januari 2022

Benarkah Mata Gatal Jadi Salah Satu Gejala Omicron
Flickr/ Andrew Goloida
Salah satu gejala awal pertusis, mata berair dan merah.

Virus corona varian terbaru yang disebut Omicron seolah mencuri perhatian dunia. Penularannya yang begitu cepat memicu kenaikan jumlah kasus secara signifikan, termasuk di Indonesia. 

Centers for Disease Control and Prevention atau CDC di Amerika Serikat sudah mengeluarkan beberapa gejala yang dialami pasien Covid-19 yang terpapar Omicron. Salah satu yang terbaru adalah mata terasa gatal. Benarkah demikian? 

Untuk itu, Popmama.com sudah merangkum sejumlah gejala dan fakta lainnya dari varian Omicron tersebut. Berikut ulasan selengkapnya. 

1. Apa saja gejala Omicron 

1. Apa saja gejala Omicron 
Freepik.com/@pikisuperstar

CDC mengungkapkan salah satu gejala Omicron yang paling banyak dialami oleh pasien adalah batuk, kelelahan, penyumbatan saluran napas, hingga hidung berair. 

Gejala-gejala ini mirip dengan flu biasa sehingga cukup sulit membedakan apakah menderita Covid-19 atau flu biasa. Oleh karena itu, Mama bisa simak artikel berikut ini untuk membedakan gejala Omicron dan flu biasa. 

Editors' Pick

2. Mata gatal dan berair

2. Mata gatal berair
Pixabay/StockSnap

Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa pasien Omicron mengeluhkan gejala mata gatal hingga berair. Sejumlah penelitian pernah mengungkap kalau varian Omicron memang menyebabkan konjungtivitis atau peradangan di area mata dan menyebabkan mata merah dan gatal. 

Bahkan beberapa di antaranya disebutkan akibat mata berair dan peradangan, fungsi penglihatan jadi terganggu. Hal itu diperkuat oleh fakta penelitian kalau tipikal virus yang menyerang area pernapasan memang bisa memberi pengaruh pada kondisi mata. 

3. Efek infeksi virus menyerang tubuh 

3. Efek infeksi virus menyerang tubuh 
Freepik/kjpargeter
Virus menyerang tubuh

Masih ada kaitannya dengan poin kedua, The Ohio State University College of Optometry, SARS CoV-2 diketahui memberi efek merusak tubuh. Hal itu pun berlaku pada indra penglihatan. 

Gejala ini merupakan efek infeksi virus di dalam tubuh. Sederhananya, ketika virus menyerang, maka tubuh akan mengeluarkan reaksi berupa peradangan yang terjadi di area mata. 

Gejala yang bisa dirasakan yakni berupa mata gatal dan kemerahan. Hal tersebut dibuktikan dengan segelintir kasus pada pasien Covid-19 yang mengalami mata merah dan gatal. Data menyebutkan dari 1000 kasus Covid, hanya 1 persen saja yang mengalami mata gatal. 

Meski begitu, terkhusus virus corona varian Omicron masih perlu penelitian lebih lanjut atas gejala mata merah yang ditimbulkan. Sebab, mutasi varian Omicron ini datang terlalu cepat, sehingga butuh waktu dalam penelitian untuk mengungkap fakta apakah Omicron menyebabkan reaksi serupa di dalam tubuh. 

4. Jangan cepat ambil kesimpulan 

4. Jangan cepat ambil kesimpulan 
Unsplash/mufidpwt
Swab

Jika mengalami gejala mata gatal saja, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau terinfeksi Covid-19 varian Omicron. Tapi, jika gejala mata gatalnya diikuti dengan batuk, hidung berair dan tersumbat, tak ada salahnya untuk segera tes Covid-19.

Hal ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus di dalam tubuh. Jika memang positif, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

5. Mengatasi mata gatal 

5. Mengatasi mata gatal 
Freepik/User18526052

Merasakan gejala mata gatal sebaiknya jangan digaruk, ya! Apalagi jika sudah positif Covid-19. Menggaruk mata hanya akan memperburuk peradangan yang dialami. 

Bahkan ada potensi virus menyebar ke mana-mana. Hal tersebut diungkapkan oleh Grayson Amstrong, M.D., M.P.H., dari Mass Eye and Ear. 

Cara paling aman untuk meredakan mata gatal adalah menggunakan obat tetes mata antihistamin. Mengompres mata dengan air dingin juga bisa menjadi cara terbaik untuk meredakan rasa gatal pada mata. 

Perlu diketahui, gejala mata gatal jika terkonfirmasi akibat virus sebenarnya bisa sembuh sendiri seiring virusnya hilang dari tubuh kita. Oleh karena itu, tetap jaga imunitas agar lebih efektif dalam melawan virus.

Baca juga:

The Latest