Bongkar Efek Samping Vaksin Booster AstraZeneca hingga Moderna

Bagi Mama yang ingin melakukan vaksin booster, yuk persiapkan diri!

25 Januari 2022

Bongkar Efek Samping Vaksin Booster AstraZeneca hingga Moderna
Pixabay/Alexandra_koch
Vaksin Booster

Program vaksinasi booster sudah dimulai Pemerintah pada 12 Januari 2022 yang lalu dan masih terus dilaksanakan hingga sekarang.

Izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) lima jenis vaksin booster sudah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Vaksin tersebut diantaranya, Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Popmama.com akan beritahukan efek samping dari kelima vaksin booster tersebut menurut BPOM. 

1. AstraZeneca

1. AstraZeneca
Unsplash/Mika Baumeister

Vaksin AstraZeneca adalah satu yang disetujui sebagai vaksin booster homolog.

Pemberiannya sebanyak 1 dosis dan minimal 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca.

Penggunaan booster ini menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.

Efek samping yang ditunjukkan masih bersifat ringan (55 persen) dan sedang 37 persen). Berikut efek sampingnya:

  • Nyeri di bekas suntikan
  • Tidak enak badan
  • Merasa lelah
  • Menggigil atau demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Nyeri sendi

Editors' Pick

2. Moderna

2. Moderna
Unsplash/Mufid Majnun

Moderna! Vaksin ini mulanya diruntukkan untuk mereka yang memiliki penyit berat. Kini Moderna sudah dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, maupun Jenssen).

Penggunaannya sendiri dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer diberikan pada tubuh. 

Kenaikan respons imun antibodi netralisasi vaksin ini sebesar 12,99 kali setelah booster homolog

Terdapat sejumlah efek samping yang akan dirasa penerima booster, yakni:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Demam
  • Pegal
  • Mual

3. Pfizer

3. Pfizer
Pexels.com/Nataliya

Pfizer sudah diizinkan untuk diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis. 

Booster diberikan minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer. Vakin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali.

Berikut efek samping vaksin tersebut setelah diberikan:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Nyeri sendi

4. Sinovac

4. Sinovac
Unsplash.com/Mufid Majnun

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan PT Bio Farma dari Bulk Sinovac ini akan vaksin lanjut primer atau booster.

BPOM menyebut ketika digunakan untuk vaksin booster dapat meningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali, terhitung setelah 28 hari pemberian.

Kepala BPOM Penny F Lukito menerangkan efek yang bisa saja diterima, seperti munculnya nyeri pada lokasi suntikan.

"Umumnya tingkat keparahannya grade satu dan dua," kata Penny,

5. Zifivax

5. Zifivax
Pexels.com/cottonbro

Zifivax dapat dipakai sebagai booster heterolog setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.

Zifivax ketika digunakan sebagai booster akan meningkatkan titer antibodi penetral lebih dari 30 x. 

Berikut efek samping vaksin Zifivax yang saja dirasakan oleh penerima booster:

  • Nyeri pada tempat suntikan
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Demam
  • Nyeri otot
  • Batuk
  • Mual
  • Diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2

Itulah efek samping para vaksin booster yang akan kamu terima sebagai senjata pembaharu melawan virus Corona yang semakin bermutasi.

Semoga informasi ini dapat membantumu dalam memilih vaksin booster ya Ma.

Baca juga:

The Latest